Modi Sebut Demonstrasi Petani 'Penghinaan' Terhadap India
loading...
A
A
A
NEW DELHI - Perdana Menteri India, Narendra Modi mengatakan, pengunjuk rasa yang menyerbu Benteng Merah New Delhi telah menyebabkan "penghinaan" terhadap India. Ini adalah komentar publik pertamanya tentang agitasi petani selama berbulan-bulan yang berubah menjadi kekerasan minggu lalu.
Puluhan ribu petani telah berkemah di pinggiran ibu kota selama lebih dari dua bulan, memprotes undang-undang pertanian baru yang menurut mereka menguntungkan pembeli swasta dengan mengorbankan petani.
"Negara ini sedih dengan penghinaan terhadap Tricolor (bendera India) pada 26 Januari di Delhi," kata Modi dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (1/2/2021).
“Pemerintah berkomitmen untuk memodernisasi pertanian dan juga mengambil banyak langkah ke arah itu," sambungnya.
Para petani di India telah menggelar aksi protes selama lebih dari dua bulan. Ini telah menjadi tantangan terbesar bagi pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi sejak berkuasa pada 2014.
Mereka menuntut pencabutan undang-undang yang disahkan oleh parlemen India pada September lalu yang menurut mereka akan menguntungkan perusahaan besar dan merusak pendapatan banyak petani.
Pemerintah India telah menawarkan untuk menangguhkan undang-undang tersebut selama 18 bulan, tetapi para petani mengatakan mereka tidak akan mengakhiri aksi protes mereka hingga undang-undang tersebut dicabut.
Aksi protes yang dilakukan oleh para petani sebagian besar berlangsung damai. Namun kekerasan meletus pada Selasa lalu tepat pada Hari Republik India, ketika puluhan ribu petani mengendarai traktor dan berjalan kaki menyerbu monumen Benteng Merah yang bersejarah di Ibu Kota dalam pengambilalihan yang singkat namun mengejutkan.
Bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan pemerintah menyebabkan satu orang tewas dan hampir 400 polisi terluka.
Puluhan ribu petani telah berkemah di pinggiran ibu kota selama lebih dari dua bulan, memprotes undang-undang pertanian baru yang menurut mereka menguntungkan pembeli swasta dengan mengorbankan petani.
"Negara ini sedih dengan penghinaan terhadap Tricolor (bendera India) pada 26 Januari di Delhi," kata Modi dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (1/2/2021).
“Pemerintah berkomitmen untuk memodernisasi pertanian dan juga mengambil banyak langkah ke arah itu," sambungnya.
Para petani di India telah menggelar aksi protes selama lebih dari dua bulan. Ini telah menjadi tantangan terbesar bagi pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi sejak berkuasa pada 2014.
Mereka menuntut pencabutan undang-undang yang disahkan oleh parlemen India pada September lalu yang menurut mereka akan menguntungkan perusahaan besar dan merusak pendapatan banyak petani.
Pemerintah India telah menawarkan untuk menangguhkan undang-undang tersebut selama 18 bulan, tetapi para petani mengatakan mereka tidak akan mengakhiri aksi protes mereka hingga undang-undang tersebut dicabut.
Aksi protes yang dilakukan oleh para petani sebagian besar berlangsung damai. Namun kekerasan meletus pada Selasa lalu tepat pada Hari Republik India, ketika puluhan ribu petani mengendarai traktor dan berjalan kaki menyerbu monumen Benteng Merah yang bersejarah di Ibu Kota dalam pengambilalihan yang singkat namun mengejutkan.
Bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan pemerintah menyebabkan satu orang tewas dan hampir 400 polisi terluka.
(esn)