Posting Ancaman Balas Dendam Terhadap Trump, Twitter Suspend Akun Khamenei
loading...
A
A
A
SAN FRANCISCO - Media sosial Twitter telah mensuspend akun yang digunakan oleh Pemimpin Spiritual Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Itu dilakukan setelah Khamenei memposting gambar yang menunjukkan sosok mirip Donald Trump di lapangan golf yang tampaknya menjadi sasaran serangan rudal.
Sebelumnya akun Twitter dengan nama @khamenei_site membagikan gambar pegolf yang mirip dengan Trump di bawah bayang-bayang pesawat. Pesan yang menyertainya mengancam pembalasan atas kematian Jenderal Iran Qassem Soleimani, yang pembunuhannya diperintahkan oleh Trump dalam serangan pesawat tak berawak AS di Irak Januari lalu.
"Mereka yang memerintahkan pembunuhan Jenderal Suleimani serta mereka yang melakukan ini harus dihukum. Balas dendam ini pasti akan terjadi pada waktu yang tepat," bunyi pesan bernada ancaman itu dalam bahasa Farsi mengulangi komentar Ayatollah Khamenei bulan lalu seperti dikutip dari Telegraph, Jumat (22/1/2021).
Akun yang belum diverifikasi itu adalah salah satu dari beberapa akun yang diyakini dijalankan oleh kantor pemimpin Iran berusia 81 tahun itu.
Tweet tersebut mendorong seruan kepada Twitter untuk menangguhkan akun pemimpin Iran itu, setelah platform media sosial tersebut secara permanen memblokir akun milik Donald Trump awal bulan ini karena unggahan yang menghasut kekerasan.
Awal bulan ini Twitter juga telah menghapus cuitan Ayatollah Khamenei yang mempertanyakan kemanjuran vaksin COVID-19 dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Platform media sosial berlogo burung terbang itu mengatakan unggahan tersebut melanggar aturannya terhadap misinformasi virus Corona.
"Mengimpor vaksin yang dibuat di AS atau Inggris dilarang. Mereka sama sekali tidak dapat dipercaya," bunyi postingan dalam bahasa Inggris di akun tidak diverifikasi @khamenei_ir, yang membagikan pernyataan Pemimpin Spiritual Tertinggi Iran itu.
Baca juga: Khamenei Larang Iran Beli Vaksin Covid-19 dari AS dan Inggris
Akun itu, yang memiliki lebih dari 884.000 pengikut, dan akun lain yang terkait dengan Ayatollah Khamenei hingga kini masih online.
Twitter sempat memblokir beberapa akun milik Ayatollah Khamenei Maret lalu, setelah secara keliru mengidentifikasi mereka sebagai konten spam.
Sebelumnya akun Twitter dengan nama @khamenei_site membagikan gambar pegolf yang mirip dengan Trump di bawah bayang-bayang pesawat. Pesan yang menyertainya mengancam pembalasan atas kematian Jenderal Iran Qassem Soleimani, yang pembunuhannya diperintahkan oleh Trump dalam serangan pesawat tak berawak AS di Irak Januari lalu.
"Mereka yang memerintahkan pembunuhan Jenderal Suleimani serta mereka yang melakukan ini harus dihukum. Balas dendam ini pasti akan terjadi pada waktu yang tepat," bunyi pesan bernada ancaman itu dalam bahasa Farsi mengulangi komentar Ayatollah Khamenei bulan lalu seperti dikutip dari Telegraph, Jumat (22/1/2021).
Akun yang belum diverifikasi itu adalah salah satu dari beberapa akun yang diyakini dijalankan oleh kantor pemimpin Iran berusia 81 tahun itu.
Tweet tersebut mendorong seruan kepada Twitter untuk menangguhkan akun pemimpin Iran itu, setelah platform media sosial tersebut secara permanen memblokir akun milik Donald Trump awal bulan ini karena unggahan yang menghasut kekerasan.
Awal bulan ini Twitter juga telah menghapus cuitan Ayatollah Khamenei yang mempertanyakan kemanjuran vaksin COVID-19 dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Platform media sosial berlogo burung terbang itu mengatakan unggahan tersebut melanggar aturannya terhadap misinformasi virus Corona.
"Mengimpor vaksin yang dibuat di AS atau Inggris dilarang. Mereka sama sekali tidak dapat dipercaya," bunyi postingan dalam bahasa Inggris di akun tidak diverifikasi @khamenei_ir, yang membagikan pernyataan Pemimpin Spiritual Tertinggi Iran itu.
Baca juga: Khamenei Larang Iran Beli Vaksin Covid-19 dari AS dan Inggris
Akun itu, yang memiliki lebih dari 884.000 pengikut, dan akun lain yang terkait dengan Ayatollah Khamenei hingga kini masih online.
Twitter sempat memblokir beberapa akun milik Ayatollah Khamenei Maret lalu, setelah secara keliru mengidentifikasi mereka sebagai konten spam.
(ber)