Sistem Autothrottle Ngadat Diduga Penyebab Tragedi Sriwijaya Air SJ182

Jum'at, 22 Januari 2021 - 15:20 WIB
loading...
Sistem Autothrottle Ngadat Diduga Penyebab Tragedi Sriwijaya Air SJ182
Prajurit TNI dan Polri bersama anggota Basarnas menurunkan serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Foto/SINDOnews.com
A A A
JAKARTA - Sistem autothrottle, yang mengontrol tenaga mesin secara otomatis, diduga berkontribusi pada tragedi jatuhnya penerbangan Sriwijaya Air SJ182 pada 9 Januari yang menewaskan 62 orang di dalamnya. Pesawat itu jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Sumber yang dekat dengan penyelidikan kecelakaan pesawat tersebut mengatakan kepada Wall Street Journal (WSJ) bahwa data FDR (flight data recorder) menunjukkan sistem autothrottle tidak beroperasi dengan baik di salah satu mesin pesawat saat naik ketika berangkat dari Jakarta.



Menurut WSJ, alih-alih mematikan sistem, FDR mengindikasikan pilot mencoba untuk membuat throttle yang macet berfungsi. Itu bisa menciptakan perbedaan tenaga yang signifikan antarmesin, membuat jet lebih sulit dikendalikan.

Meski demikian, penyelidik Indonesia sedang menyelidiki apakah masalah dengan sistem autothrottle benar-benar berkontribusi pada kecelakaan Sriwijaya Air.

Penyelidik dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Nurcayho Utomo, mengatakan masalah dengan sistem autothrottle Boeing 737-500 dilaporkan setelah penerbangan beberapa hari sebelumnya.

"Ada laporan kerusakan pada autothrottle beberapa hari sebelumnya kepada teknisi di log perawatan, tapi kami tidak tahu apa masalahnya," katanya kepada Reuters yang dilansir Jumat (22/1/2021).

"Jika kami menemukan CVR (cockpit voice recorder), kami dapat mendengar diskusi antarpilot, apa yang mereka bicarakan dan kami akan tahu apa masalahnya," ujarnya.



Menurutnya, masih belum jelas apakah masalah dengan sistem autothrottle berkontribusi pada kecelakaan Sriwijaya Air. Dia menambahkan bahwa dia tidak dapat mengingat masalah lain yang diangkat dalam catatan pemeliharaan.

Dia mengatakan pesawat boleh terbang dengan sistem autothrottle yang tidak berfungsi karena pilot dapat mengendalikannya secara manual.

Pihak Sriwijaya Air mengaku belum bisa mengomentari soal teknis yang menyangkut penyidikan sebelum ada pernyataan resmi KNKT. Laporan pendahuluan diharapkan akan dikeluarkan dalam waktu 30 hari setelah kecelakaan itu, sesuai dengan standar internasional.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2295 seconds (0.1#10.140)