Kematian Warga Norwegia Setelah Disuntik Vaksin Pfizer Jadi Perhatian Australia

Minggu, 17 Januari 2021 - 10:01 WIB
loading...
Kematian Warga Norwegia...
Australia mencari informasi terkait kematian warga Norwegia setelah disuntik vaksin Pfizer. Foto/Ilustrasi
A A A
CANBERRA - Otoritas kesehatan Australia segara mencari lebih banyak informasi dari Norwegia setelah negara tersebut melaporkan kematian pada pasien lanjut usia yang telah menerima vaksin Pfizer .

British Medical Journal (BMJ) melaporkan 23 pasien yang lemah dan lanjut usia di Norwegia meninggal tak lama setelah menerima vaksin Pfizer-BioNTech.

Baca Juga: Tragis, Kasus Bunuh Diri di Jepang Naik 16% saat Gelombang Kedua COVID-19

Otoritas medis Norwegia mengaku tidak khawatir, mengatakan tidak ada hubungan konkret antara vaksin dan kematian. Mereka mengatakan kematian terjadi pada pasien yang sangat lemah dan sudah menderita penyakit serius.



Australia sendiri telah memiliki kesepakatan untuk membeli 10 juta dosis vaksin Pfizier-BionTech. Vaksin ini belum disetujui untuk digunakan di Australia, dengan proses persetujuan berlanjut melalui Administrasi Barang Terapeutik.

Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan setelah kemunculan berita di Norwegia, pemerintah segera mencari informasi lebih lanjut.

“Saya telah menghubungi regulator medis Australia, TGA pagi ini dan meminta agar mereka mencari informasi tambahan, baik dari perusahaan, tetapi juga dari regulator medis Norwegia,” katanya.

"Menteri Luar Negeri Autsralia Marise Payne juga akan menugaskan Departemen Luar Negeri untuk meminta nasihat langsung dari pemerintah Norwegia," sambung Hunt seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, Minggu (17/1/2021).

Dia juga telah memberi pengarahan kepada penjabat Perdana Menteri dan kantor Perdana Menteri pada hari Minggu pagi.

"Jika informasi lebih lanjut tersedia, kami akan membagikannya kepada publik Australia," ujar Hunt.

Hunt mengatakan sejauh ini, hasil dari peluncuran vaksin Pfizer di Amerika Serikat (AS) "menggembirakan". Pusat Pengendalian Penyakit AS telah meninjau kira-kira 1,8 juta dosis vaksin itu, dengan hasil yang sangat positif dalam hal keamanan dan kemanjuran.

Hunt menegaskan bahwa keselamatan adalah prioritas nomor satu regulator medis negara itu.

“Jadi kami akan terus mengikuti proses regulator medis, karena itu akan menjaga keamanan warga Australia dan pada akhirnya memberikan kepercayaan,” tukasnya.

Badan Obat Norwegia (NOMA) mengatakan kepada BMJ bahwa mereka telah menyelidiki 13 kematian sejauh ini, dan menyimpulkan bahwa efek samping umum dari vaksin mRNA, yang meliputi demam dan diare, mungkin telah berkontribusi pada kematian.



Tetapi direktur medis badan tersebut, Steinar Madsen mengatakan, efek samping yang tidak biasa ditimbulkan vaksin. Meskipun tidak berbahaya bagi pasien yang lebih muda dengan masalah kesehatan yang lebih sedikit, efek samping tersebut dapat memperburuk masalah kesehatan yang ada pada orang lanjut usia (lansia).

“Kami tidak takut atau khawatir tentang hal ini, karena kejadian ini sangat jarang dan terjadi pada pasien yang sangat lemah dengan penyakit yang sangat serius,” katanya.

"Kami sekarang meminta dokter untuk melanjutkan vaksinasi, tetapi untuk melakukan evaluasi ekstra terhadap orang yang sangat sakit yang kondisi dasarnya mungkin diperburuk olehnya," imbuhnya.

Dalam sebuah pernyataan kepada BMJ, perusahaan mengatakan Pfizer dan BioNTech mengetahui kematian yang dilaporkan dan telah bekerja sama dengan otoritas kesehatan Norwegia.



Pfizer mengatakan negara memiliki prioritas untuk imunisasi bagi penduduk fasilitas perawatan lansia, yang banyak di antaranya memiliki kondisi medis yang mendasarinya.

"Pikiran langsung kami tertuju pada keluarga yang berduka," kata perusahaan itu.
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Guru Australia dan Indonesia...
Guru Australia dan Indonesia Perkuat Hubungan
Soal Rusia Inginkan...
Soal Rusia Inginkan Pangkalan Militer Indonesia, PM Australia Dituduh Memberi Respons Licik
Spesifikasi Tupolev...
Spesifikasi Tupolev Tu-95, Pesawat Pengebom Nuklir Rusia yang Disebut Akan Dikerahkan ke Indonesia
Pakar Ungkap Mengapa...
Pakar Ungkap Mengapa Putin Inginkan Pangkalan di Indonesia, Ada Kaitannya dengan AS
4 Alasan Australia Sangat...
4 Alasan Australia Sangat Takut dengan Isu Putin Ingin Gunakan Pangkalan Militer di Papua
Australia Protes ke...
Australia Protes ke Indonesia Terkait Rusia Minta Gunakan Pangkalan Militer di Papua
Wanita Ini Melahirkan...
Wanita Ini Melahirkan Bayi Orang Lain karena Kesalahan dalam Proses IVF
Siapa Pierbattista Pizzaballa?...
Siapa Pierbattista Pizzaballa? Calon Kuat Penerus Paus Fransiskus yang Berani Bela Gaza dari Zionis Israel
Tegang! Jet Tempur Pakistan...
Tegang! Jet Tempur Pakistan Usir Pesawat Militer Rafale India di Atas Kashmir
Rekomendasi
Keren! Hendra/Ahsan...
Keren! Hendra/Ahsan Bikin Daddies Arena setelah Pensiun, Wujud Cinta Bulu Tangkis
Polisi Tangkap 19 Orang...
Polisi Tangkap 19 Orang Buntut Bentrokan di Kemang Jaksel
Paradoks Pendidikan:...
Paradoks Pendidikan: Melahirkan Cendekia, Menumbuhkan Koruptor
Berita Terkini
600 Tentara Korea Utara...
600 Tentara Korea Utara Mati Sia-sia, Jenazahnya Dikremasi di Rusia
44 menit yang lalu
5 Alasan Mahathir Mohammad...
5 Alasan Mahathir Mohammad Membenci Singapura, Salah Satunya Hidup dalam Bayang-bayang Lee Kuan Yew
1 jam yang lalu
3 Penyebab Kapal China...
3 Penyebab Kapal China Muncul di Perairan Filipina, Salah Satunya Berkaitan dengan AS
1 jam yang lalu
Luka dan Dendam Masih...
Luka dan Dendam Masih Membara di Benak Rakyat Suriah, Makam Ayah Bashar Al Assad Dibongkar dan Jenazahnya Dicuri
2 jam yang lalu
Modi Berikan Wewenang...
Modi Berikan Wewenang Penuh pada Militer India untuk Menyerang Pakistan
3 jam yang lalu
Perang Saudara Berkobar...
Perang Saudara Berkobar di Sekitar Damaskus, Drone Israel Justru Terbang Bebas di Langit Suriah
3 jam yang lalu
Infografis
Setelah Ukraina, Negara...
Setelah Ukraina, Negara NATO Ini Jadi Target Rusia Berikutnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved