Larang Putrinya Nyapres, Duterte: Ini Bukan untuk Perempuan
loading...
A
A
A
MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menginginkan putrinya, Sara, mengubur impiannya untuk duduk di kursi presiden setelah masa jabatannya berakhir. Ia mengatakan bahwa menjadi presiden bukanlah pekerjaan wanita.
Baca juga : Lili Luo Si Putri Taipan China Tewas Telanjang, Penyebabnya Misterius
"Mereka mendorong putri saya, tetapi saya berkata, 'Anak perempuan saya tidak lari'. Saya mengatakan kepada Inday untuk tidak lari (mencalonkan diri menjadi presiden) karena saya merasa kasihan padanya bahwa dia akan memiliki pengalaman yang sama dengan saya. Ini tidak untuk wanita," tutur Duterte menyusul seruan agar putrinya menggantikannya pada 2022.
Baca Juga: Dustin Poirier Mundur, Max Holloway Duel Lawan Conor McGregor
Duterte membuat pernyataan tersebut sambil mengungkapkan rasa frustrasinya atas korupsi di pemerintahan.
"Tatanan emosional seorang wanita dan pria sama sekali berbeda. Anda akan menjadi bodoh di sini. Itu cerita yang menyedihkan," tambahnya seperti dikutip dari CNN Filipina, Jumat (15/1/2021).
Duterte juga mengatakan dalam acara tersebut bahwa dia berharap penggantinya akan "kuat dan tegas" untuk menangani korupsi di pemerintahan.
Pada 2019, Duterte mengatakan dia menyesal mencalonkan diri untuk posisi tertinggi di negara itu karena masalah yang dia hadapi.
Namun tampaknya keinginan Duterte tidak sejalan dengan kemauan para konstituen Filipina. Putri Duterte yang kini menjadi Wali Kota Davao, Sara Duterte-Carpio, memimpin dalam jajak pendapat publik yang dirilis bulan lalu.
Meski begitu, Sara sendiri mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa dia ingin namanya dihapus dari survei serupa di masa mendatang.
Baca Juga: Kisah Wanita Yahudi Haredi Mengajar Seks Oral di Israel
Ini bukan pertama kalinya Duterte mengecilkan hati putrinya untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Dia mengatakan kepada Sara tahun lalu bahwa dia harus melepaskan semua rencana pencalonannya kecuali dia yakin dia dapat meningkatkan kehidupan semua orang. Duterte juga mengatakan saat itu bahwa putrinya tidak akan kaya dengan menjadi presiden.
Filipina sendiri dalam sejarahnya hanya memiliki dua presiden wanita dalam sejarah: Corazon Aquino dan Gloria Macapagal-Arroyo.
Baca juga : Lili Luo Si Putri Taipan China Tewas Telanjang, Penyebabnya Misterius
"Mereka mendorong putri saya, tetapi saya berkata, 'Anak perempuan saya tidak lari'. Saya mengatakan kepada Inday untuk tidak lari (mencalonkan diri menjadi presiden) karena saya merasa kasihan padanya bahwa dia akan memiliki pengalaman yang sama dengan saya. Ini tidak untuk wanita," tutur Duterte menyusul seruan agar putrinya menggantikannya pada 2022.
Baca Juga: Dustin Poirier Mundur, Max Holloway Duel Lawan Conor McGregor
Duterte membuat pernyataan tersebut sambil mengungkapkan rasa frustrasinya atas korupsi di pemerintahan.
"Tatanan emosional seorang wanita dan pria sama sekali berbeda. Anda akan menjadi bodoh di sini. Itu cerita yang menyedihkan," tambahnya seperti dikutip dari CNN Filipina, Jumat (15/1/2021).
Duterte juga mengatakan dalam acara tersebut bahwa dia berharap penggantinya akan "kuat dan tegas" untuk menangani korupsi di pemerintahan.
Pada 2019, Duterte mengatakan dia menyesal mencalonkan diri untuk posisi tertinggi di negara itu karena masalah yang dia hadapi.
Namun tampaknya keinginan Duterte tidak sejalan dengan kemauan para konstituen Filipina. Putri Duterte yang kini menjadi Wali Kota Davao, Sara Duterte-Carpio, memimpin dalam jajak pendapat publik yang dirilis bulan lalu.
Meski begitu, Sara sendiri mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa dia ingin namanya dihapus dari survei serupa di masa mendatang.
Baca Juga: Kisah Wanita Yahudi Haredi Mengajar Seks Oral di Israel
Ini bukan pertama kalinya Duterte mengecilkan hati putrinya untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Dia mengatakan kepada Sara tahun lalu bahwa dia harus melepaskan semua rencana pencalonannya kecuali dia yakin dia dapat meningkatkan kehidupan semua orang. Duterte juga mengatakan saat itu bahwa putrinya tidak akan kaya dengan menjadi presiden.
Filipina sendiri dalam sejarahnya hanya memiliki dua presiden wanita dalam sejarah: Corazon Aquino dan Gloria Macapagal-Arroyo.
(ber)