Media China Nyatakan AS Negara Gagal
loading...
A
A
A
BEIJING - Sebuah tabloid China terkemuka menyimpulkan bahwa Amerika Serikat (AS) adalah negara paling gagal tahun 2020.
The Global Times, tabloid berbahasa Inggris yang diterbitkan oleh Partai Komunis China, membidik AS, pergolakan politik, dan respon ceroboh terhadap pandemi COVID-19 dalam editorial yang diterbitkan pada Rabu kemarin. Artikel itu berjudul, "Sementara China Melawan Virus, AS Memuaskan Diri Memperebutkan Kekuasaan," merujuk pada upaya inkonstitusional Presiden Donald Trump untuk tetap berkuasa meski kalah dalam pemilihan presiden (pilpres).
"Fokus politik AS selalu jauh dari kebutuhan mendesak publik," bunyi editorial itu.
"Jika politik AS ingin melayani rakyat, kedua pihak seharusnya mengesampingkan semua perselisihan dan menciptakan kondisi terbaik untuk memerangi epidemi. Tapi yang pertama kali digaungkan adalah perebutan kekuasaan," lanjut artikel itu seperti dikutip dari Newsweek, Kamis (14/1/2021).
The Global Times kemudian menyebut respon Trump terhadap pandemi sebagai "kegagalan total," sambil mengkritik para pemimpin Amerika karena berfokus pada pemilihan dan pemakzulan alih-alih merespon krisis COVID-19.
"Jika (AS) berada di negara sosialis, sejumlah besar pejabat akan dikirim ke pengadilan dengan begitu banyak kematian. Ini bukan pertanyaan tentang seberapa baik atau buruk kinerja mereka dalam pertarungan ini, tetapi sejauh mana yang harus mereka selidiki dalam kejahatan kelalaian," kata editorial itu.
"AS adalah negara paling gagal pada tahun 2020. Seperti yang dikatakan Konfusius, 'Mengetahui hal-hal yang memalukan berarti mendekati ketabahan,'" bunyi editorial itu.
AS terus memiliki jumlah infeksi dan kematian tertinggi akibat COVID-19 di negara mana pun di dunia. Pada Rabu sore, AS telah melaporkan hampir 23 juta infeksi sejak dimulainya pandemi, dan lebih dari 382.000 kematian, menurut The New York Times.
The Global Times, tabloid berbahasa Inggris yang diterbitkan oleh Partai Komunis China, membidik AS, pergolakan politik, dan respon ceroboh terhadap pandemi COVID-19 dalam editorial yang diterbitkan pada Rabu kemarin. Artikel itu berjudul, "Sementara China Melawan Virus, AS Memuaskan Diri Memperebutkan Kekuasaan," merujuk pada upaya inkonstitusional Presiden Donald Trump untuk tetap berkuasa meski kalah dalam pemilihan presiden (pilpres).
"Fokus politik AS selalu jauh dari kebutuhan mendesak publik," bunyi editorial itu.
"Jika politik AS ingin melayani rakyat, kedua pihak seharusnya mengesampingkan semua perselisihan dan menciptakan kondisi terbaik untuk memerangi epidemi. Tapi yang pertama kali digaungkan adalah perebutan kekuasaan," lanjut artikel itu seperti dikutip dari Newsweek, Kamis (14/1/2021).
The Global Times kemudian menyebut respon Trump terhadap pandemi sebagai "kegagalan total," sambil mengkritik para pemimpin Amerika karena berfokus pada pemilihan dan pemakzulan alih-alih merespon krisis COVID-19.
"Jika (AS) berada di negara sosialis, sejumlah besar pejabat akan dikirim ke pengadilan dengan begitu banyak kematian. Ini bukan pertanyaan tentang seberapa baik atau buruk kinerja mereka dalam pertarungan ini, tetapi sejauh mana yang harus mereka selidiki dalam kejahatan kelalaian," kata editorial itu.
"AS adalah negara paling gagal pada tahun 2020. Seperti yang dikatakan Konfusius, 'Mengetahui hal-hal yang memalukan berarti mendekati ketabahan,'" bunyi editorial itu.
AS terus memiliki jumlah infeksi dan kematian tertinggi akibat COVID-19 di negara mana pun di dunia. Pada Rabu sore, AS telah melaporkan hampir 23 juta infeksi sejak dimulainya pandemi, dan lebih dari 382.000 kematian, menurut The New York Times.