Tanpa Bukti, Mike Pompeo Tuding Iran Jadi Pangkalan Baru Al-Qaeda

Rabu, 13 Januari 2021 - 13:28 WIB
loading...
Tanpa Bukti, Mike Pompeo Tuding Iran Jadi Pangkalan Baru Al-Qaeda
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, tanpa bukti, menuding Iran jadi pangkalan baru al-Qaeda. Foto/The Guardian
A A A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo , menuduh tanpa bukti jika para pemimpin al-Qaeda telah mendirikan "pangkalan baru" di Iran . Berpidato dalam sebuah konferensi pers di Washington, Pompeo mengatakan bahwa Iran adalah "Afghanistan baru."

"Tidak seperti di Afghanistan, ketika al-Qaida bersembunyi di pegunungan, al-Qaida hari ini beroperasi di bawah cangkang keras perlindungan dari rezim Iran," ujar Pompeo seperti dilansir dari The Guardian, Rabu (13/1/2021).

Dalam kesempatan itu, Pompeo juga mengkonfirmasi laporan bahwa seorang tokoh senior al-Qaeda, Abu Mohammed al-Masri, dibunuh Agustus lalu di Teheran. Menurut Pompeo, al-Masri menggunakan identitas palsu selama berada di Negeri Mullah itu.



Masri, yang dituduh membantu dalang pemboman tahun 1998 di dua kedutaan besar AS di Afrika, dilaporkan telah ditembak di dalam mobilnya bersama putrinya, Miriam, janda putra Osama bin Laden, Hamza. Pernyataan Pompeo adalah pernyataan resmi pertama yang mendukung klaim tersebut.(Baca juga: Israel Ternyata Lakukan Operasi Senyap di Iran, Tewaskan Orang Nomor 2 al-Qaeda )

Menteri Luar Negeri Iran segera menepis tuduhan itu sebagai "kebohongan yang menghasut untuk berperang", menunjuk pada hubungan dekat pemerintah Trump dengan Arab Saudi, negara asal dari sebagian besar teroris 11/9.

"Tidak ada yang bakal tertipu," tweet Mohammad Javad Zarif. “Semua teroris 11/9 datang dari tujuan favorit @SecPompeo (Timur Tengah),” tambahnya. “TIDAK ADA (yang) dari Iran,” tegasnya.

Menanggapi tuduhan terbaru Pompeo, penasihat presiden AS terpilih Joe Biden percaya bahwa pemerintahan Trump berusaha mempersulit pemerintahan berikutnya untuk berhubungan dan bergabung kembali ke dalam kesepakatan nuklir Iran. Donald Trump menarik AS dari perjanjian tersebut pada tahun 2018 dan sejak itu berusaha untuk menghancurkannya sama sekali dengan menjatuhkan sanksi baru.

Dalam upaya memblokir pemerintahan Biden untuk bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir 2015, tim Trump yang yang akan lengser memiliki sekutu perdana menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Menurut seorang reporter Politico, malam sebelum pidatonya, Pompeo terlihat keluar untuk makan malam di restoran Georgetown dengan kepala Mossad, Yossi Cohen.

“Akan sangat sulit untuk mengatakan seperti yang dilakukan Pompeo bahwa al-Qaeda telah menemukan 'pangkalan baru' di Iran, karena itu bukan 'baru', juga bukan 'pangkalan' yang tetap di wilayah perbatasan Pakistan/Afghanistan," kata Peter Bergen, seorang ahli al-Qaida di lembaga thinktank New America.

“Setelah 11/9 sejumlah pemimpin al-Qaida dan beberapa anggota keluarga Bin Laden pindah ke Iran. Di sana mereka menghabiskan satu dekade di bawah berbagai bentuk tahanan rumah,” ungkap Bergen.(Baca juga: AS Tuduh Iran Punya Hubungan 'Gelap' dengan Al-Qaeda )

“Setelah al-Qaida menculik seorang diplomat Iran di Pakistan pada tahun 2008, Iran dan al-Qaeda mulai secara diam-diam merundingkan pertukaran tahanan yang melibatkan pembebasan anggota keluarga Bin Laden dan juga beberapa anggota al-Qaeda dan pada tahun 2010 sejumlah dari mereka dibebaskan. Beberapa tetap tinggal meskipun tidak jelas siapa, karena beberapa mungkin telah pindah ke Suriah atau tempat lain," tuturnya.

“Jadi, sebelum 2010 Iran menampung anggota keluarga Bin Laden dan pemimpin al-Qaida lainnya. Setelah 2010 angka itu turun secara signifikan,” ujar Bergen.

Daniel Byman, seorang profesor dan ahli al-Qaida di Universitas Georgetown mengatakan bahwa tidak mungkin untuk mengatakan tanpa akses ke laporan intelijen sejauh mana anggota al-Qaida di Iran memiliki kebebasan untuk beroperasi. Namun ia menggambarkan membandingkannya dengan Afghanistan "sangat menyesatkan."

“Di Afghanistan pada 1990-an, Anda memiliki kamp pelatihan yang melatih ribuan orang untuk berperang dalam perang saudara, tetapi juga sebagai teroris. Ada sukarelawan yang datang dari seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat dan Eropa,” ucap Byman.

"Di Iran, Anda tidak memiliki kamp pelatihan besar-besaran ini dan itu perbedaan yang sangat besar," tegasnya.
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1015 seconds (0.1#10.140)