COVID-19 Mengamuk di AS, Rumah Duka California Kehabisan Ruangan

Minggu, 03 Januari 2021 - 12:41 WIB
loading...
COVID-19 Mengamuk di...
Rumah duka di California kehabisan ruangan saat COVID-19 mengamuk di AS. Foto/Al Arabiya
A A A
WASHINGTON - Rumah duka di California Selatan, yang menjadi hot spot pandemi COVID-19 di Amerika Serikat (AS), mengatakan harus menolak keluarga yang berduka karena kehabisan ruangan karena terjadinya penumpukan jenazah. Hal ini terjadi ketika seluruh wilayah AS mengalami lonjakan kasus virus Corona baru .

Kepala asosiasi direktur pemakaman negara bagian mengatakan bahwa kamar mayat sedang dibanjirijenazah ketika angka kematian akibat COVID-19 di AS mencapai 350 ribu. Lebih dari 20 juta orang di negara itu telah terinfeksi, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.

"Saya telah berkecimpung di industri pemakaman selama 40 tahun dan tidak pernah dalam hidup saya, saya pikir ini bisa terjadi, bahwa saya harus memberi tahu keluarga, 'Tidak, kami tidak bisa membawa anggota keluarga Anda,'" kata Magda Maldonado, pemilik Continental Funeral Home di Los Angeles seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (3/1/2021).



Continental rata-rata melakukan sekitar 30 pemindahan jasad sehari atau enam kali lipat dari tingkat normalnya. Pemilik kamar mayat menelepon satu sama lain untuk mengetahui apakah ada yang bisa menangani luapan jasad, dan jawabannya selalu sama: Mereka juga penuh.

Untuk mengatasi meluapnyajenazah korban COVID-19, Maldonado telah menyewa lemari es tambahan setinggi 15 meter untuk dua dari empat fasilitas yang ia jalankan di Los Angeles dan distrik sekitarnya. Continental juga telah menunda penjemputan di rumah sakit selama satu atau dua hari saat mereka berurusan dengan klien perumahan.

Bob Achermann, direktur eksekutif Asosiasi Direktur Pemakaman California, mengatakan bahwa seluruh proses penguburan dan kremasijenazah telah melambat, termasuk membalsemjenazah dan mendapatkan sertifikat kematian. Selama waktu normal, kremasi mungkin dilakukan dalam satu atau dua hari; sekarang dibutuhkan setidaknya satu minggu atau lebih.(Baca juga: Ratusan Warga Israel Terinfeksi COVID-19 Setelah Disuntik Vaksin Pfizer )

"Di bagian selatan, setiap rumah duka yang saya ajak bicara mengatakan, 'Kami mendayung secepat yang kami bisa,'" ujarnya.

"Volumenya luar biasa dan mereka takut tidak akan bisa mengimbanginya," imbuhnya. "Dan lonjakan terburuk masih bisa terjadi di depan kita," tukasnya.

Los Angeles County, episentrum krisis di California, telah melampaui 10.000 kematian karena COVID-19 saja.

Menurut data Johns Hopkins, secara nasional, rata-rata lebih dari 2.500 orang telah meninggal karena COVID-19 selama tujuh hari terakhir. Jumlah kasus harian yang baru dilaporkan dalam periode itu rata-rata mendekati 195.000, turun dari dua minggu sebelumnya.(Baca juga: Tahun Baru, Kasus COVID-19 di AS Tembus 20 Juta )

Dikhawatirkan musim liburan dapat memicu peningkatan kasus lagi. Pejabat Arkansas melaporkan catatan lebih dari 4.300 kasus COVID-19 baru pada hari Jumat.

"(Kasus COVID-19) pasti akan meningkat setelah perjalanan dan pertemuan Natal," tweet Gubernur Asa Hutchinson.

"Saat kita memasuki tahun baru ini, resolusi pertama kita harus mengikuti pedoman (kesehatan," ia memungkasi.
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1459 seconds (0.1#10.140)