Diam-diam, Pentagon Siapkan Skenario Jika Trump Berlakukan Darurat Militer
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pentagon diam-diam membahas skenario untuk merespon kemungkinan penerapan darurat militer oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump jelang pelantikan Joe Biden pada 20 Januari mendatang. Demikian laporan Newsweek mengutip sumber Departemen Pertahanan yang tidak disebutkan namanya.
(Baca juga : Gubernur Tennessee Minta Trump Umumkan Keadaan Darurat Pasca Serangan Bom )
Sumber itu mengklaim bahwa pejabat Pentagon bersama dengan kepala unit militer yang ditempatkan di dekat Washington DC "dalam keadaan siaga" karena mereka terlibat dalam perencanaan kontingensi rahasia jika angkatan bersenjata dipanggil untuk menjaga atau memulihkan ketertiban sipil selama pelantikan dan masa transisi.
(Baca juga : Mike Tyson Curhat Mendadak Sensitif seperti Gadis Menstruasi Pertama )
Salah satu orang dalam berpendapat bahwa karena pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung, presiden AS saat ini memiliki kekuatan darurat yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang mungkin meyakinkannya — terutama jika dia mendengarkan pendukung tertentu — bahwa dia memiliki kekuatan yang tidak terbatas dan berada di atas hukum.
Orang dalam tersebut menggambarkan darurat militer sebagai paradigma yang salah untuk memikirkan bahaya di masa depan, sesuatu yang diamini oleh sumber lain yang mencatat tindakan yang mungkin diambil Trump bulan depan "pada saat ini" masih direka-reka oleh siapa pun.
(Baca juga : AS-Iran 'Kompak' Hadang Rencana Prancis untuk Lebanon )
"Meskipun saya yakin bahwa pemimpin militer masih bisa bertindak dengan cerdas, kegilaan belum pernah terjadi sebelumnya dan kemungkinan tidak terbatas," sumber itu menegaskan seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (26/12/2020).
Satu lagi orang dalam menyebut Trump sebagai orang yang terpesona dengan pengungkit rahasia kepresidenan yang tersedia baginya, memilih apa yang disebut Dokumen Tindakan Darurat Presiden (PEAD).
Dokumen tersebut termasuk perintah eksekutif, pesan presiden, dan rancangan undang-undang yang didistribusikan ke berbagai departemen dan lembaga pemerintah. (Baca juga: Trump Serukan Pembentukan Penasihat Khusus Selidiki Kecurangan Pemilu AS )
"Salah satu PEAD, Arahan 20, diduga membahas darurat militer," menurut sumber tersebut.
Mereka menjelaskan bahwa arahan tersebut diterapkan jika AS menjadi sasaran serangan bersenjata, Washington dihancurkan, dan pekerjaan pemerintah negara bagian dan lokal dilumpuhkan.
"Tentu saja Arahan 20 tidak dapat diterapkan, baik karena kondisi tidak ada dan militer tidak mau berjalan", sumber itu menunjukkan.
Ia menambahkan, bagaimanapun, bahwa bahaya terbesar adalah keberadaan lapisan arahan rahasia mungkin menyampaikan kesan kekuasaan dan otoritas yang tidak benar-benar ada di masa damai.
Pernyataan itu mengikuti mantan Penasihat Keamanan Nasional untuk presiden AS, Jenderal Michael Flynn. Ia mengatakan kepada Newsmax pekan lalu bahwa Trump harus memberlakukan darurat militer di enam negara bagian dan mengambil kemampuan militer dalam upaya untuk menjalankan kembali pemilu 3 November.(Baca juga: Media AS: Trump Frustrasi soal Pilpres AS, Wapres Pence Dicap Pengkhianat )
"Presiden harus merencanakan setiap kemungkinan karena kami tidak dapat membiarkan pemilu ini dan integritas pemilu kami berjalan sebagaimana adanya," tambah Flynn.
Namun Trump sendiri menolak laporan media bahwa dia mempertimbangkan untuk memberlakukan darurat militer dalam upaya mengubah hasil pemilihan presiden 3 November. Ia menyebutnya sebagai "berita palsu".
(Baca juga : Gubernur Tennessee Minta Trump Umumkan Keadaan Darurat Pasca Serangan Bom )
Sumber itu mengklaim bahwa pejabat Pentagon bersama dengan kepala unit militer yang ditempatkan di dekat Washington DC "dalam keadaan siaga" karena mereka terlibat dalam perencanaan kontingensi rahasia jika angkatan bersenjata dipanggil untuk menjaga atau memulihkan ketertiban sipil selama pelantikan dan masa transisi.
(Baca juga : Mike Tyson Curhat Mendadak Sensitif seperti Gadis Menstruasi Pertama )
Salah satu orang dalam berpendapat bahwa karena pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung, presiden AS saat ini memiliki kekuatan darurat yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang mungkin meyakinkannya — terutama jika dia mendengarkan pendukung tertentu — bahwa dia memiliki kekuatan yang tidak terbatas dan berada di atas hukum.
Orang dalam tersebut menggambarkan darurat militer sebagai paradigma yang salah untuk memikirkan bahaya di masa depan, sesuatu yang diamini oleh sumber lain yang mencatat tindakan yang mungkin diambil Trump bulan depan "pada saat ini" masih direka-reka oleh siapa pun.
(Baca juga : AS-Iran 'Kompak' Hadang Rencana Prancis untuk Lebanon )
"Meskipun saya yakin bahwa pemimpin militer masih bisa bertindak dengan cerdas, kegilaan belum pernah terjadi sebelumnya dan kemungkinan tidak terbatas," sumber itu menegaskan seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (26/12/2020).
Satu lagi orang dalam menyebut Trump sebagai orang yang terpesona dengan pengungkit rahasia kepresidenan yang tersedia baginya, memilih apa yang disebut Dokumen Tindakan Darurat Presiden (PEAD).
Dokumen tersebut termasuk perintah eksekutif, pesan presiden, dan rancangan undang-undang yang didistribusikan ke berbagai departemen dan lembaga pemerintah. (Baca juga: Trump Serukan Pembentukan Penasihat Khusus Selidiki Kecurangan Pemilu AS )
"Salah satu PEAD, Arahan 20, diduga membahas darurat militer," menurut sumber tersebut.
Mereka menjelaskan bahwa arahan tersebut diterapkan jika AS menjadi sasaran serangan bersenjata, Washington dihancurkan, dan pekerjaan pemerintah negara bagian dan lokal dilumpuhkan.
"Tentu saja Arahan 20 tidak dapat diterapkan, baik karena kondisi tidak ada dan militer tidak mau berjalan", sumber itu menunjukkan.
Ia menambahkan, bagaimanapun, bahwa bahaya terbesar adalah keberadaan lapisan arahan rahasia mungkin menyampaikan kesan kekuasaan dan otoritas yang tidak benar-benar ada di masa damai.
Pernyataan itu mengikuti mantan Penasihat Keamanan Nasional untuk presiden AS, Jenderal Michael Flynn. Ia mengatakan kepada Newsmax pekan lalu bahwa Trump harus memberlakukan darurat militer di enam negara bagian dan mengambil kemampuan militer dalam upaya untuk menjalankan kembali pemilu 3 November.(Baca juga: Media AS: Trump Frustrasi soal Pilpres AS, Wapres Pence Dicap Pengkhianat )
"Presiden harus merencanakan setiap kemungkinan karena kami tidak dapat membiarkan pemilu ini dan integritas pemilu kami berjalan sebagaimana adanya," tambah Flynn.
Namun Trump sendiri menolak laporan media bahwa dia mempertimbangkan untuk memberlakukan darurat militer dalam upaya mengubah hasil pemilihan presiden 3 November. Ia menyebutnya sebagai "berita palsu".
(ber)