Suster Asal Meksiko Jadi Orang Amerika Latin Pertama yang Divaksin COVID-19
loading...
A
A
A
MEXICO CITY - Meksiko telah memulai perang terhadap pandemi COVID-19 yang telah menewaskan 120.000 orang di negara itu dan mengguncang ekonomi.Meksikopada hari Kamis waktu setempat telah menginokulasi orang pertamanya untuk melawan COVID-19 bertepatan dengan perayaan Natal dan diikuti peluncuran serupa di tempat lain di Amerika Latin .
Berbeda dengan Inggris yang memberikan suntikan pertama kepada seorang nenek, atau Israel yang memberikannya kepada Perdana Menteri Bejamin Netanyahu, vaksin COVID-19 pertama di Meksiko diberikan kepada seorang perawat.
Dalam sebuah upacara yang disiarkan di media nasional dan disaksikan oleh presiden, para pejabat mengarahkan pemberian vaksin Pfizer kepada perawat berusia 59 tahun, Maria Irene Ramirez. Ramirez adalah kepala perawat di unit perawatan intensif rumah sakit Ruben Lenero di Mexico City.
"Ini adalah hadiah terbaik yang bisa saya terima pada tahun 2020," kata Ramirez, seraya menambahkan bahwa itu akan memberinya kekuatan untuk melanjutkan "perang" melawan pandemi seperti dikutip dari Reuters, Jumat (25/12/2020).
Ramirez pun menjadi orang pertama di Amerika Latin yang mendapatkan vaksin COVID-19 produksi Pfizer-BionTech.
Vaksin Pfizer adalah vaksin COVID-19 pertama yang mencapai Meksiko, yang juga telah menandatangani kesepakatan untuk vaksin dari perusahaan lain.(Baca juga: Dewan Fatwa UEA: Vaksin COVID-19 dengan Gelatin Babi Diizinkan untuk Muslim )
Chili menerima 10.000 dosis pertama dari 10 juta pesanan vaksin Pfizer-BioNtech pada hari Kamis, dengan inokulasi petugas kesehatan akan segera dimulai.
Di Kosta Rika, petugas kesehatan sedang bersiap untuk memberikan dosis pertama vaksin Pfizer kepada sepasang lansia di sebuah rumah dekat Ibu Kota San Jose, sementara sekitar 300.000 dosis vaksin Sputnik V Rusia tiba di Argentina.
Di Meksiko, pengiriman pertama Pfizer tiba pada hari Rabu lalu yang hanya berisi 3.000 dosis vaksin. Yang berikutnya akan berisi 50.000 dosis, di mana Meksiko dijadwalkan menerima 1,4 juta unit vaksin Pfizer suntikan kedua pada 31 Januari mendatang.
“Dan dengan demikian memulai jalan menuju akhir pandemi,” kata Martha Delgado, Wakil Menteri Luar Negeri yang bertugas mengamankan pasokan vaksin untuk Meksiko, di Twitter.
Kampanye vaksinasi dimulai ketika infeksi dan kematian akibat COVID-19 melonjak, membuat rumah sakit berada di bawah tekanan besar. Situasi ini juga mendorong penguncian baru di Mexico City minggu lalu.
Sebuah studi kelompok penelitian CIDE Universitas Stanford-Meksiko menemukan kasus COVID-19 di Mexico City dapat melebihi kapasitas rumah sakitnya pada akhir Desember dan memuncak pada akhir Januari.
Lebih dari 1,35 juta kasus dan 120.300 kematian akibat virus Corona telah dilaporkan di Meksiko, yang memiliki jumlah kematian resmi tertinggi keempat akibat COVID-19 di seluruh dunia. Pemerintah Meksiko mengakui bahwa angka sebenarnya kemungkinan besar jauh lebih tinggi.(Baca juga: Menolak Divaksin, Warga Prancis Bakal Dilarang Naik Transportasi Umum )
Peluncuran vaksinasi ini akan memprioritaskan staf medis Meksiko. Sebuah laporan pada bulan September oleh Amnesty International menemukan Meksiko telah kehilangan lebih banyak petugas kesehatan akibat virus COVID-19 daripada negara lain.
Berbeda dengan Inggris yang memberikan suntikan pertama kepada seorang nenek, atau Israel yang memberikannya kepada Perdana Menteri Bejamin Netanyahu, vaksin COVID-19 pertama di Meksiko diberikan kepada seorang perawat.
Dalam sebuah upacara yang disiarkan di media nasional dan disaksikan oleh presiden, para pejabat mengarahkan pemberian vaksin Pfizer kepada perawat berusia 59 tahun, Maria Irene Ramirez. Ramirez adalah kepala perawat di unit perawatan intensif rumah sakit Ruben Lenero di Mexico City.
"Ini adalah hadiah terbaik yang bisa saya terima pada tahun 2020," kata Ramirez, seraya menambahkan bahwa itu akan memberinya kekuatan untuk melanjutkan "perang" melawan pandemi seperti dikutip dari Reuters, Jumat (25/12/2020).
Ramirez pun menjadi orang pertama di Amerika Latin yang mendapatkan vaksin COVID-19 produksi Pfizer-BionTech.
Vaksin Pfizer adalah vaksin COVID-19 pertama yang mencapai Meksiko, yang juga telah menandatangani kesepakatan untuk vaksin dari perusahaan lain.(Baca juga: Dewan Fatwa UEA: Vaksin COVID-19 dengan Gelatin Babi Diizinkan untuk Muslim )
Chili menerima 10.000 dosis pertama dari 10 juta pesanan vaksin Pfizer-BioNtech pada hari Kamis, dengan inokulasi petugas kesehatan akan segera dimulai.
Di Kosta Rika, petugas kesehatan sedang bersiap untuk memberikan dosis pertama vaksin Pfizer kepada sepasang lansia di sebuah rumah dekat Ibu Kota San Jose, sementara sekitar 300.000 dosis vaksin Sputnik V Rusia tiba di Argentina.
Di Meksiko, pengiriman pertama Pfizer tiba pada hari Rabu lalu yang hanya berisi 3.000 dosis vaksin. Yang berikutnya akan berisi 50.000 dosis, di mana Meksiko dijadwalkan menerima 1,4 juta unit vaksin Pfizer suntikan kedua pada 31 Januari mendatang.
“Dan dengan demikian memulai jalan menuju akhir pandemi,” kata Martha Delgado, Wakil Menteri Luar Negeri yang bertugas mengamankan pasokan vaksin untuk Meksiko, di Twitter.
Kampanye vaksinasi dimulai ketika infeksi dan kematian akibat COVID-19 melonjak, membuat rumah sakit berada di bawah tekanan besar. Situasi ini juga mendorong penguncian baru di Mexico City minggu lalu.
Sebuah studi kelompok penelitian CIDE Universitas Stanford-Meksiko menemukan kasus COVID-19 di Mexico City dapat melebihi kapasitas rumah sakitnya pada akhir Desember dan memuncak pada akhir Januari.
Lebih dari 1,35 juta kasus dan 120.300 kematian akibat virus Corona telah dilaporkan di Meksiko, yang memiliki jumlah kematian resmi tertinggi keempat akibat COVID-19 di seluruh dunia. Pemerintah Meksiko mengakui bahwa angka sebenarnya kemungkinan besar jauh lebih tinggi.(Baca juga: Menolak Divaksin, Warga Prancis Bakal Dilarang Naik Transportasi Umum )
Peluncuran vaksinasi ini akan memprioritaskan staf medis Meksiko. Sebuah laporan pada bulan September oleh Amnesty International menemukan Meksiko telah kehilangan lebih banyak petugas kesehatan akibat virus COVID-19 daripada negara lain.
(ber)