Iran Bangun Fasilitas Nuklir Bawah Tanah saat Tegang dengan AS

Sabtu, 19 Desember 2020 - 01:26 WIB
loading...
A A A
AP kemudian menghubungi pengguna Twitter, yang mengidentifikasi dirinya sebagai pensiunan tentara Pasukan Pertahanan Israel dengan latar belakang teknik sipil. Dia meminta namanya tidak dipublikasikan atas ancaman sebelumnya yang dia terima secara online. Institut Penelitian Dirgantara Korea mengakui telah mengambil foto satelit tersebut.

Trump pada 2018 secara sepihak menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran, di mana Teheran telah setuju untuk membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi. Trump mengutip program rudal balistik Iran, kebijakan regionalnya, dan masalah lainnya dalam menarik diri dari perjanjian tersebut, meskipun kesepakatan itu sepenuhnya berfokus pada program atom Teheran.

Ketika AS menerapkan sanksi, Iran secara bertahap dan secara terbuka mengabaikan batas kesepakatan karena serangkaian insiden yang meningkat mendorong kedua negara ke ambang perang pada awal tahun. Ketegangan kedua negara masih tetap tinggi.

Di bawah kesepakatan nuklir 2015, Iran setuju untuk menghentikan pengayaan uranium di Fordo dan malah menjadikannya "pusat nuklir, fisika, dan teknologi".

"Lokasi ini adalah titik tegang utama dalam negosiasi yang mengarah pada kesepakatan nuklir Iran," kata Lewis. "AS mendesak Iran untuk menutupnya sementara pemimpin tertinggi Iran mengatakan menyimpannya sebagai garis merah."

Sejak kesepakatan itu runtuh, Iran telah melanjutkan pengayaan di sana.

Dilindungi oleh pegunungan, fasilitas itu juga dikelilingi oleh senjata anti-pesawat dan benteng pertahanan lainnya. Itu seukuran lapangan sepak bola, cukup besar untuk menampung 3.000 sentrifugal, tetapi kecil dan cukup keras untuk membuat pejabat AS curiga itu memiliki tujuan militer ketika mereka mengekspos situs itu ke publik pada tahun 2009.

Saat ini, Iran memperkaya uranium hingga 4,5 persen, melanggar batas kesepakatan sebesar 3,67 persen. Parlemen Iran telah mengesahkan RUU yang mewajibkan Teheran untuk memperkaya hingga 20 persen, selangkah lagi secara teknis dari tingkat tingkat senjata 90 persen. RUU itu juga akan membatalkan kunjungan inspektur IAEA.

Para ahli mengatakan Iran sekarang memiliki cukup persediaan uranium yang diperkaya rendah untuk setidaknya dua senjata nuklir, jika memilih untuk mengejar ambisi pembuatan senjata nuklir. Iran telah lama mempertahankan program nuklirnya untuk tujuan damai.

Presiden Iran Hassan Rouhani menentang RUU tersebut, Dewan Wali negara itu kemudian mengubah dan menyetujuinya. RUU itu berupaya menekan negara-negara Eropa untuk memberikan keringanan dari sanksi AS yang melumpuhkan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0935 seconds (0.1#10.140)