Jelang Lengser, Trump dan Raja Salman Bahas Krisis Qatar vs 4 Negara Arab
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melakukan pembicaraan telepon dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud pada Kamis. Kedua pemimpin ini membahas krisis tiga setengah tahun antara Qatar dengan empat negara Arab, yakni Arab Saudi , Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir.
Gedung Putih menyatakan, Trump menyatakan optimisme bahwa keretakan Teluk itu akan segera berakhir. (Baca: Terancam oleh Militer Indonesia, Benny Wenda 'Merengek' ke PBB )
"Trump berbicara dengan Raja Saudi selama panggilan telepon yang membahas keamanan regional dan masalah kunci bilateral," kata juru bicara Gedung Putih, Judd Deere, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Anadolu, Jumat (18/12/2020).
"Presiden Trump berterima kasih kepada Raja Salman atas kepemimpinannya dan mengungkapkan optimismenya untuk menyelesaikan Keretakan Teluk," lanjut Deere.
Krisis Teluk itu dimulai pada 2017 ketika Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir menuduh Qatar mendukung terorisme dan mencampuri urusan internal mereka. Keempat negara Arab itu lantas memutuskan hubungan diplomatik dengan Doha dan memberlakukan blokade darat, laut, dan udara terhadap negara Teluk yang kaya tersebut.
Qatar membantah tuduhan itu dan telah menyuarakan kesiapan dialog untuk mengakhiri kebuntuan.
Seruan Trump untuk mengakhiri krisis Teluk itu datang pada hari-hari terakhir pemerintahannya. Presiden Trump akan meninggalkan Gedung Putih pada 20 Januari 2021 ketika Presiden terpilih Joe Biden akan secara resmi dilantik. (Baca juga: Putin soal Kartun Nabi Muhammad: Hina Agama Orang, Reaksi Balik Tak Terhindarkan )
Belum jelas apakah Trump akan mempertahankan tradisi dan menghadiri upacara pelantikan presiden baru AS seperti yang dilakukan presiden sebelumnya dalam sebuah pertunjukan simbolis dari transfer kekuasaan damai AS.
Trump telah mempertahankan klaimnya yang tanpa bukti bahwa pemilihan presiden (pilpres) 3 November 2020 lalu dicurangi sehingga dia dikalahkan Biden.
Gedung Putih menyatakan, Trump menyatakan optimisme bahwa keretakan Teluk itu akan segera berakhir. (Baca: Terancam oleh Militer Indonesia, Benny Wenda 'Merengek' ke PBB )
"Trump berbicara dengan Raja Saudi selama panggilan telepon yang membahas keamanan regional dan masalah kunci bilateral," kata juru bicara Gedung Putih, Judd Deere, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Anadolu, Jumat (18/12/2020).
"Presiden Trump berterima kasih kepada Raja Salman atas kepemimpinannya dan mengungkapkan optimismenya untuk menyelesaikan Keretakan Teluk," lanjut Deere.
Krisis Teluk itu dimulai pada 2017 ketika Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir menuduh Qatar mendukung terorisme dan mencampuri urusan internal mereka. Keempat negara Arab itu lantas memutuskan hubungan diplomatik dengan Doha dan memberlakukan blokade darat, laut, dan udara terhadap negara Teluk yang kaya tersebut.
Qatar membantah tuduhan itu dan telah menyuarakan kesiapan dialog untuk mengakhiri kebuntuan.
Seruan Trump untuk mengakhiri krisis Teluk itu datang pada hari-hari terakhir pemerintahannya. Presiden Trump akan meninggalkan Gedung Putih pada 20 Januari 2021 ketika Presiden terpilih Joe Biden akan secara resmi dilantik. (Baca juga: Putin soal Kartun Nabi Muhammad: Hina Agama Orang, Reaksi Balik Tak Terhindarkan )
Belum jelas apakah Trump akan mempertahankan tradisi dan menghadiri upacara pelantikan presiden baru AS seperti yang dilakukan presiden sebelumnya dalam sebuah pertunjukan simbolis dari transfer kekuasaan damai AS.
Trump telah mempertahankan klaimnya yang tanpa bukti bahwa pemilihan presiden (pilpres) 3 November 2020 lalu dicurangi sehingga dia dikalahkan Biden.
(min)