Putin soal Kartun Nabi Muhammad: Hina Agama Orang, Reaksi Balik Tak Terhindarkan

Jum'at, 18 Desember 2020 - 03:14 WIB
loading...
Putin soal Kartun Nabi Muhammad: Hina Agama Orang, Reaksi Balik Tak Terhindarkan
Lilin dinyalakan di tugu peringatan untuk memberi penghormatan kepada Samuel Paty, guru Prancis yang dipenggal kepalanya di pinggiran kota Paris di Conflans-Sainte-Honorine. Foto/REUTERS/Eric Gaillard/File Photo
A A A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengkritik pembuatan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad di Prancis yang berujung pada pemenggalan jalanan pada Oktober lalu. Menurutnya, rentetan kejadian itu menunjukkan bahwa multikulturalisme telah gagal di Barat.

Dalam konferensi pers akhir tahunannya pada Kamis (17/12/2020), pemimpin Kremlin ini mempertimbangkan debat seputar kebebasan berbicara dan hak-hak umat beragama. Dia mengatakan benturan budaya adalah masalah eksistensial di Barat. (Baca: Kata Putin, Rusia Siap Ladeni AS untuk Perlombaan Senjata Baru )

"Dimana batas kebebasan yang satu dengan kebebasan yang lain?,” tanya Putin, seperti dikutip Russia Today.

"Mereka yang bertindak sembarangan, menghina hak dan perasaan orang beragama, harus selalu ingat akan ada reaksi balik yang tak terhindarkan. Tapi, di sisi lain, ini tidak boleh agresif," papar Putin.

Pekan lalu, Putin menginstruksikan Kementerian Luar Negeri Rusia untuk memulai diskusi melalui organisasi internasional tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan mereka yang menghina kepercayaan orang-orang beragama, dan mereka yang memicu kebencian dan konflik antaragama. Para pejabat sekarang akan menyusun laporan tentang rencana tersebut pada awal Maret tahun depan.

Komentar Putin itu muncul setelah tujuh pria asal Chechnya didakwa di Prancis atas dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan dan pemenggalan guru sekolah Samuel Paty di Paris pada bulan Oktober. Jaksa penuntut mengatakan Paty menjadi sasaran Abdullakh Anzorov, 18, karena mempertunjukkan serangkaian kartun Nabi Muhammad di kelasnya dalam pelajaran tentang kebebasan berbicara. (Baca juga: Terancam oleh Militer Indonesia, Benny Wenda 'Merengek' ke PBB )

Presiden Prancis Emmanuel Macron sebelumnya juga memicu kontroversi di seluruh dunia Islam setelah insiden tersebut, dengan memberikan penghormatan kepada Paty sebagai "pahlawan yang diam" dan "wajah Republik".

Sejumlah negara Muslim mengumumkan boikot produk Prancis, dengan beberapa demonstran turun ke jalan untuk membakar patung yang menggambarkan sosok Macron.

Kepala Republik Chechnya yang mayoritas Muslim di Rusia, Ramzan Kadyrov, mengutuk serangan terhadap guru di Prancis, tetapi dia juga mendesak orang-orang untuk tidak memprovokasi umat beragama atau melukai perasaan religius mereka.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1107 seconds (0.1#10.140)