Terungkap, Hizbullah Gunakan Anggaran Kesehatan Lebanon untuk Danai Lembaganya
loading...
A
A
A
“Sebaliknya, itu termasuk meningkatkan alokasi anggaran rumah sakit, institusi, dan klinik Hizbullah yang dijalankan oleh otoritas kesehatannya, termasuk institusi yang baru didirikan, dengan peningkatan keseluruhan sebesar 14 miliar pound Lebanon ($ 9,2 juta),” sumber itu menambahkan, yang minta identitasnya dirahasiakan, seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (17/12/2020).(Baca juga: Drone Hizbullah Melintas Masuk Israel Saat Latihan Militer Zionis )
Al Arabiya kemudian menghubungi Dr. Hadi Mourad, yang mengatakan bahwa penambahan anggaran besar-besaran hanya menargetkan institusi medis Hizbullah di seluruh negeri.
"Selain itu, Kementerian Kesehatan menambahkan 15 institusi medis baru yang sebelumnya tidak didanai oleh kementerian untuk pertama kalinya. Penambahan tersebut tidak menyasar wilayah mayoritas Syiah, misalnya RSUD Baalbek yang minim bantuan, meski sangat penting bagi wilayah tersebut. Lembaga lain yang disponsori oleh gerakan Amal tidak menerima bonus apa pun dari kementerian. Bonus ini jelas hanya menargetkan lembaga yang disponsori Hizbullah," ungkap Mourad.
"Rumah sakit Karantina, yang hancur total oleh ledakan Pelabuhan Beirut, hanya menerima 75 juta Lira Lebanon," tambahnya.
Mourad mengatakan bahwa menteri kesehatan sebelumnya, Ghassan Hasbani, menetapkan formula yang tepat untuk bonus tersebut berdasarkan jumlah tempat tidur di setiap rumah sakit dan signifikansinya di sektor medis negara. (Baca juga: PM Lebanon Hassan Diab Jadi Terdakwa Ledakan Beirut )
"Pemerintah Lebanon pada saat itu menolak formula Hasbani karena mereka ingin tetap mengikuti divisi kuota sektarian yang korup yang biasa dilakukan oleh kelas politik," menurut Mourad.
Al Arabiya kemudian menghubungi Dr. Hadi Mourad, yang mengatakan bahwa penambahan anggaran besar-besaran hanya menargetkan institusi medis Hizbullah di seluruh negeri.
"Selain itu, Kementerian Kesehatan menambahkan 15 institusi medis baru yang sebelumnya tidak didanai oleh kementerian untuk pertama kalinya. Penambahan tersebut tidak menyasar wilayah mayoritas Syiah, misalnya RSUD Baalbek yang minim bantuan, meski sangat penting bagi wilayah tersebut. Lembaga lain yang disponsori oleh gerakan Amal tidak menerima bonus apa pun dari kementerian. Bonus ini jelas hanya menargetkan lembaga yang disponsori Hizbullah," ungkap Mourad.
"Rumah sakit Karantina, yang hancur total oleh ledakan Pelabuhan Beirut, hanya menerima 75 juta Lira Lebanon," tambahnya.
Mourad mengatakan bahwa menteri kesehatan sebelumnya, Ghassan Hasbani, menetapkan formula yang tepat untuk bonus tersebut berdasarkan jumlah tempat tidur di setiap rumah sakit dan signifikansinya di sektor medis negara. (Baca juga: PM Lebanon Hassan Diab Jadi Terdakwa Ledakan Beirut )
"Pemerintah Lebanon pada saat itu menolak formula Hasbani karena mereka ingin tetap mengikuti divisi kuota sektarian yang korup yang biasa dilakukan oleh kelas politik," menurut Mourad.
(ber)