Gordon Chang: China Koleksi DNA Dunia dan Alasannya Mengerikan

Sabtu, 05 Desember 2020 - 08:46 WIB
loading...
Gordon Chang: China...
Gordon Chang, sejarawan Amerika Serikat dan profesor di Stanford University, menyebut China mengoleksi DNA orang-orang di dunia untuk mengembangkan penyakit. Foto/Stanford News/Stanford University
A A A
WASHINGTON - Gordon Chang, penulis "The Coming collapse of China" mengatakan Republik Rakyat China (RRC) telah mengumpulkan DNA orang-orang di dunia selama bertahun-tahun.

Menurutnya, salah satu alasannya sangat mengerikan, yakni untuk mengembangkan penyakit yang menargetkan tidak hanya semua orang, tetapi ada juga yang menargetkan kelompok etnis atau ras tertentu. (Baca: China Nyalakan 'Matahari Buatan', 10 Kali Lebih Panas dari Matahari Asli )

Dengan lebih dari 80 juta profil kesehatan, China memiliki database DNA terbesar di dunia, dan terus berkembang. Dalam wawancara dengan Fox News yang dilansir Sabtu (5/12/2020), Chang memperingatkan bahwa China berencana menggunakan informasi ini untuk membuat senjata biologis yang dirancang untuk menargetkan kelompok etnis tertentu.

“Virus corona bukanlah patogen terakhir yang dihasilkan dari tanah China. Jadi kita harus khawatir bahwa penyakit berikutnya lebih mudah menular dan lebih mematikan daripada virus corona baru," kata sejarawan Amerika Serikat (AS) yang juga profesor di Stanford University tersebut.

China dilaporkan mengumpulkan DNA warganya sendiri untuk tujuan penegakan hukum, melacak para pembangkang, dan membentuk surveillance negara yang dikontrol ketat. (Baca: Viral, Calon Pengantin Lakukan Pemotretan Solo usai Kekasih Batalkan Pernikahan )

Mereka juga menemukan cara untuk mendapatkan DNA orang asing, termasuk orang Amerika. Bagaimana tepatnya mereka mendapatkan informasi sensitif ini?

“Membeli perusahaan Amerika yang memiliki profil DNA, mensubsidi analisis DNA untuk perusahaan leluhur, dan meretas,” kata Chang.

Misalnya, pada tahun 2015 ditemukan bahwa RRC meretas Anthem, perusahaan asuransi terbesar kedua di AS. Sekarang RRC menggunakan virus corona untuk memperbesar basis data DNA-nya dengan meminta kode QR yang diterima secara internasional untuk perjalanan masuk dan keluar negara dan menggunakan diplomasi vaksin.

"Apa yang mereka lakukan adalah mereka berkata; 'Kami akan memberikan vaksin ini kepada Anda, tetapi kami perlu menyelesaikan uji coba kami sehingga kami akan menggunakan populasi Anda sebagai pengujian. Jika Anda tidak berpartisipasi dalam uji coba ini, Anda tidak mendapatkan vaksin China'," papar Chang. (Baca juga: Indonesia Gerak Cepat Ingin Borong 48 Jet Tempur Rafale Prancis )

"Beijing sedang mencoba untuk memperluas pengaruhnya dengan menyediakan vaksinnya," paparnya. "Sementara, pada saat yang sama, mengumpulkan informasi yang sangat sensitif tentang orang-orang di luar China."
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Satpam Ini Tewas saat...
Satpam Ini Tewas saat Berhubungan Intim di Pabrik, Keluarganya Diberi Kompensasi karena Dianggap Kecelakaan Kerja
Hamas Siap Bebaskan...
Hamas Siap Bebaskan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander
Keluarga Kerajaan Qatar...
Keluarga Kerajaan Qatar Akan Memberi Trump Pesawat Supermewah Bak Istana Terbang
Trump Dikabarkan Akan...
Trump Dikabarkan Akan Mengakui Palestina saat Berkunjung ke Arab Saudi
Huawei dan Jejak Pengaruh...
Huawei dan Jejak Pengaruh China di Jantung Demokrasi Eropa
5 Alasan China Mendukung...
5 Alasan China Mendukung Pakistan dalam Perang dengan India
AS dan China Sepakat...
AS dan China Sepakat Hentikan Gencatan Perang Dagang selama 90 Hari
Kim Jong Un Pantau Uji...
Kim Jong Un Pantau Uji Coba Rudal Balistik Korut, Tekankan Kesiapan Kekuatan Nuklir
Breaking News: AS dan...
Breaking News: AS dan China Sepakat "Gencatan Senjata" Perang Tarif 90 Hari
Rekomendasi
7 Orang Tewas dalam...
7 Orang Tewas dalam Karamnya Kapal Wisata Pulau Tikus, Menteri Pariwisata Sampaikan Belasungkawa
Selain BYD, Ini 10 Mobil...
Selain BYD, Ini 10 Mobil China paling Laris di Indonesia pada April 2025
Jumbo Geser Agak Laen...
Jumbo Geser Agak Laen Jadi Film Indonesia Terlaris Kedua, Ernest Prakasa: Kekalahan Membanggakan
Berita Terkini
Angkatan Udara Pakistan...
Angkatan Udara Pakistan Klaim Menang 6:0 dalam Perang dengan India
Siapa Aurangzeb Ahmed?...
Siapa Aurangzeb Ahmed? Arsitek Perang Pakistan yang Suka Menerapkan Strategi Militer China Kuno
Secara Tak Langsung,...
Secara Tak Langsung, Angkatan Udara India Akui Rafale Ditembak Jatuh Pakistan
Setelah Memberontak...
Setelah Memberontak 31 Tahun dan Menewaskan 40.000 Orang, PKK Membubarkan Diri
Satpam Ini Tewas saat...
Satpam Ini Tewas saat Berhubungan Intim di Pabrik, Keluarganya Diberi Kompensasi karena Dianggap Kecelakaan Kerja
Hamas Siap Bebaskan...
Hamas Siap Bebaskan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander
Infografis
J-10 China Jagoan Pakistan...
J-10 China Jagoan Pakistan Pemangsa 5 Jet Tempur India
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved