Bos Mata-mata Trump: China Ancaman Terbesar bagi Kebebasan Dunia sejak PD II
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat (AS) John Ratcliffe menyebut China sebagai ancaman terbesar bagi demokrasi dan kebebasan di seluruh dunia sejak Perang Dunia (PD) II.
Ratclife merupakan bos mata-mata nasional Amerika yang ditunjuk Presiden Donald Trump pada musim semi lalu. Dia mengatakan Beijing condong pada dominasi global.
"Intelijennya jelas: Beijing bermaksud untuk mendominasi AS dan seluruh planet secara ekonomi, militer dan teknologi," kata Ratcliffe dalam sebuah artikel opini di situs Wall Street Journal. (Baca: Indonesia Gerak Cepat Ingin Borong 48 Jet Tempur Rafale Prancis )
Sebelum jadi bos mata-mata pemerintah Trump, Ratcliffe adalah anggota Kongres Partai Republik."China merupakan ancaman terbesar bagi Amerika saat ini, dan ancaman terbesar bagi demokrasi dan kebebasan di seluruh dunia sejak Perang Dunia Kedua," katanya dalam tulisan opininya yang dikutip Reuters, Jumat (4/12/2020).
Pihaknya mengaku telah mengalihkan sumber daya dalam anggaran federal tahunan senilai USD5 miliar yang dialokasikan untuk intelijen guna meningkatkan fokus pada China.
Ratcliffe mengatakan pendekatan spionase ekonomi China ada tiga; "Rob, Replicate and Replace (Merampok, Menyalin dan Mengganti)".
Strategi itu, papar dia, adalah entitas China mencuri kekayaan intelektual perusahaan Amerika, menyalinnya, dan kemudian menggantikan perusahaan AS di pasar global. (Baca: AS Perketat Aturan Visa untuk Anggota Partai Komunis China 'Jahat' )
Juru bicara kementerian luar negeri China Hua Chunying mengatakan pada hari Rabu bahwa tuduhan pencurian teknologi oleh AS adalah "menggelikan".
Beijing sering meminta para pemimpin AS untuk memutar kembali retorika mereka tentang China, yang disalahkan karena ketakutan akan peran China yang semakin meningkat di dunia.
Tulisan opini Ratcliffe di Wall Street Journal adalah laporan terbaru melawan China dari pemerintahan Presiden Donald Trump yang berusaha memberikan warisan keras anti-China menjelang lengser.
Ratclife merupakan bos mata-mata nasional Amerika yang ditunjuk Presiden Donald Trump pada musim semi lalu. Dia mengatakan Beijing condong pada dominasi global.
"Intelijennya jelas: Beijing bermaksud untuk mendominasi AS dan seluruh planet secara ekonomi, militer dan teknologi," kata Ratcliffe dalam sebuah artikel opini di situs Wall Street Journal. (Baca: Indonesia Gerak Cepat Ingin Borong 48 Jet Tempur Rafale Prancis )
Sebelum jadi bos mata-mata pemerintah Trump, Ratcliffe adalah anggota Kongres Partai Republik."China merupakan ancaman terbesar bagi Amerika saat ini, dan ancaman terbesar bagi demokrasi dan kebebasan di seluruh dunia sejak Perang Dunia Kedua," katanya dalam tulisan opininya yang dikutip Reuters, Jumat (4/12/2020).
Pihaknya mengaku telah mengalihkan sumber daya dalam anggaran federal tahunan senilai USD5 miliar yang dialokasikan untuk intelijen guna meningkatkan fokus pada China.
Ratcliffe mengatakan pendekatan spionase ekonomi China ada tiga; "Rob, Replicate and Replace (Merampok, Menyalin dan Mengganti)".
Strategi itu, papar dia, adalah entitas China mencuri kekayaan intelektual perusahaan Amerika, menyalinnya, dan kemudian menggantikan perusahaan AS di pasar global. (Baca: AS Perketat Aturan Visa untuk Anggota Partai Komunis China 'Jahat' )
Juru bicara kementerian luar negeri China Hua Chunying mengatakan pada hari Rabu bahwa tuduhan pencurian teknologi oleh AS adalah "menggelikan".
Beijing sering meminta para pemimpin AS untuk memutar kembali retorika mereka tentang China, yang disalahkan karena ketakutan akan peran China yang semakin meningkat di dunia.
Tulisan opini Ratcliffe di Wall Street Journal adalah laporan terbaru melawan China dari pemerintahan Presiden Donald Trump yang berusaha memberikan warisan keras anti-China menjelang lengser.