Ribuan Petani India Bentrok Lawan Polisi di Perbatasan New Delhi

Minggu, 29 November 2020 - 00:01 WIB
loading...
Ribuan Petani India Bentrok Lawan Polisi di Perbatasan New Delhi
Para petani berkumpul di Singhu, dekat Delhi, India, 28 November 2020. Foto/REUTERS
A A A
NEW DELHI - Ratusan polisi dan pasukan paramiliter India dikerahkan ke perbatasan New Delhi saat ribuan petani dari sejumlah negara bagian menghadang jalan-jalan utama menuju ibu kota.

Ribuan petani itu memprotes kebijakan terbaru di sektor pertanian.

Sehari setelah bentrok diakhiri dengan kesepakatan bahwa para petani bisa berunjuk rasa di ibu kota, ketegangan meningkat lagi.

Para petani menentang undang-undang (UU) yang dikhawatirkan petani dapat menghapus jaminan harga minimal untuk produk mereka. (Baca Juga: Cerpelai ‘Zombie’ yang Bangkit dari Kuburan Massal akan Dibakar)

Para petani tiba dengan truk, bus, dan traktor di Singhu, Delhi, yang berbatasan dengan negara bagian Haryana pada Jumat (27/11). (Lihat Infografis: Iran Sangat Terpukul Akibat Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Mereka)

Petani-petani itu memblokir jalan raya utama menuju ibu kota pada Sabtu (28/11) pagi, sambil meneriakkan slogan-slogan menentang pemerintahan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi. Demonstran pun mengibarkan bendera merah, kuning dan hijau milik serikat petani. (Lihat Video: KPK Tetapkan Wali Kota Cimahi Ajay Priatna Sebagai Tersangka)

Mereka tampak siap untuk duduk lama dan menolak pindah ke lokasi protes yang ditunjuk pemerintah. Situasi ini meningkatkan kekhawatiran bentrokan baru antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa.



Pada Jumat, polisi menembakkan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan pengunjuk rasa hingga membiarkan mereka menuju ibu kota dan menggelar protes di tempat yang ditentukan.

Pasukan keamanan dan para petani telah memasang barikade untuk mencegah terulangnya bentrok pada Jumat.

Harbhajan Singh, 75, dari Amritsar, negara bagian Punjab, mengatakan dia dan petani lainnya membawa perbekalan dan bersiap untuk berkemah di lokasi unjuk rasa itu.

“Kami telah diganggu oleh pemerintah. Kami ingin sesi parlemen khusus untuk mencabut undang-undang pertanian baru,”tegas Singh.

Dia berharap petani dari negara bagian lain akan bergabung dalam protes untuk menekan pemerintah.

Pemimpin Partai Kongres Rahul Gandhi juga mengecam pemerintah. “Slogan kita adalah, 'Sambut Tentara, Sambut Petani’ tetapi hari ini kesombongan PM Modi membuat para tentara itu melawan petani. Ini sangat berbahaya,”tweet Gandhi menanggapi foto seorang polisi yang mencoba memukul seorang petani dengan tongkat.

Undang-undang Modi, yang diberlakukan pada September, memungkinkan petani menjual produk mereka di mana saja, termasuk kepada pembeli korporat besar seperti Walmart Inc.

Menurut UU itu, petani bisa menjual produk selain di pasar grosir yang diatur pemerintah, tempat para petani dijamin mendapat jaminan harga minimal.

Namun banyak petani kecil khawatir mereka akan lemah saat menghadapi bisnis besar dan pada akhirnya kehilangan jaminan harga minimal untuk bahan pokok utama seperti gandum dan beras.

Pemerintah mengatakan tidak ada rencana menghilangkan pasar grosir dan petani memiliki pilihan pembeli.

Mereka berharap deregulasi menarik investasi pertanian dan memperbaiki rantai pasokan yang menghilangkan seperempat produksi India karena rusak atau terbuang percuma.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1776 seconds (0.1#10.140)