Pembom Siluman H-20 Akan Beri China Kemampuan Serangan Antarbenua
loading...
A
A
A
BEIJING - Pesawat pembom siluman subsonik H-20 akan memberi China kemampuan untuk melakukan serangan antarbenua. Analis yakin wilayah Amerika Serikat (AS) di Hawaii mudah dijangkau jika Beijing ingin menyerangnya.
Pesawat pembom tersebut masih dalam pengembangan, tetapi Pentagon yakin bahwa setelah selesai H-20 akan dapat menargetkan wilayah luar negeri AS seperti Guam.
Laporan Royal United Services Institute (RUSI) for Defense and Security Studies yang berbasis di London memberikan gambaran tentang bagaimana Rusia dan China mengembangkan Angkatan Udara mereka, termasuk pesawat generasi berikutnya dan senjata baru. (Baca: Filipina: Suka atau Tidak, Kami Terlibat Jika Perang AS vs China Pecah )
"Dipersenjatai dengan rudal stand-off nuklir dan konvensional, H-20 akan mewakili terobosan besar dari doktrin dan praktik pengembangan peralatan PLAAF (Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat) sebelumnya," bunyi laporan lembaga think tank pertahanan tersebut yang dikutip South China Morning Post, Kamis (26/11/2020).
Ditambahkan bahwa Angkatan Udara PLA saat ini dikonfigurasikan sebagai kekuatan regional yang mampu menembus rantai pulau pertama—serangkaian kepulauan di Pasifik yang membentang dari Kepulauan Kuril, melalui Jepang, dan hingga Filipina.
"H-20, sebaliknya, akan memberi China kemampuan proyeksi kekuatan antarbenua yang sesungguhnya," lanjut laporan tersebut.
Rencana untuk H-20 diumumkan oleh PLA pada 2016 dan pembom subsonik tersebut kemungkinan siap untuk memasuki layanan dalam lima tahun.
Laporan media China mengatakan H-20 akan mampu mengirimkan muatan 45 ton, termasuk senjata nuklir, dan menembakkan empat rudal jelajah siluman atau pun hipersonik. (Baca juga: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )
Pesawat ini dikembangkan sebagai bagian dari rencana Angkatan Udara PLA untuk memperluas operasi pembomnya, yang merupakan bagian dari program yang lebih luas untuk meningkatkan angkatan bersenjata.
Pada bulan Agustus, Departemen Pertahanan AS atau Pentagon menerbitkan laporan yang memperkirakan jarak jelajah H-20 China sekitar 8.500 km (5.280 mil), yang akan membawa wilayah AS di Guam dalam jangkauan.
Pesawat pembom tersebut masih dalam pengembangan, tetapi Pentagon yakin bahwa setelah selesai H-20 akan dapat menargetkan wilayah luar negeri AS seperti Guam.
Laporan Royal United Services Institute (RUSI) for Defense and Security Studies yang berbasis di London memberikan gambaran tentang bagaimana Rusia dan China mengembangkan Angkatan Udara mereka, termasuk pesawat generasi berikutnya dan senjata baru. (Baca: Filipina: Suka atau Tidak, Kami Terlibat Jika Perang AS vs China Pecah )
"Dipersenjatai dengan rudal stand-off nuklir dan konvensional, H-20 akan mewakili terobosan besar dari doktrin dan praktik pengembangan peralatan PLAAF (Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat) sebelumnya," bunyi laporan lembaga think tank pertahanan tersebut yang dikutip South China Morning Post, Kamis (26/11/2020).
Ditambahkan bahwa Angkatan Udara PLA saat ini dikonfigurasikan sebagai kekuatan regional yang mampu menembus rantai pulau pertama—serangkaian kepulauan di Pasifik yang membentang dari Kepulauan Kuril, melalui Jepang, dan hingga Filipina.
"H-20, sebaliknya, akan memberi China kemampuan proyeksi kekuatan antarbenua yang sesungguhnya," lanjut laporan tersebut.
Rencana untuk H-20 diumumkan oleh PLA pada 2016 dan pembom subsonik tersebut kemungkinan siap untuk memasuki layanan dalam lima tahun.
Laporan media China mengatakan H-20 akan mampu mengirimkan muatan 45 ton, termasuk senjata nuklir, dan menembakkan empat rudal jelajah siluman atau pun hipersonik. (Baca juga: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )
Pesawat ini dikembangkan sebagai bagian dari rencana Angkatan Udara PLA untuk memperluas operasi pembomnya, yang merupakan bagian dari program yang lebih luas untuk meningkatkan angkatan bersenjata.
Pada bulan Agustus, Departemen Pertahanan AS atau Pentagon menerbitkan laporan yang memperkirakan jarak jelajah H-20 China sekitar 8.500 km (5.280 mil), yang akan membawa wilayah AS di Guam dalam jangkauan.