Tolak Pendekatan Kebijakan Luar Negeri Trump, Biden: Amerika Telah Kembali
loading...
A
A
A
WILMINGTON - Presiden terpilih Joe Biden mengatakan Amerika Serikat (AS) akan siap untuk kembali memimpin di panggung global, membalik halaman kebijakan "America First" dari Presiden Republik Donald Trump saat ia berjanji untuk bekerja bersama dengan sekutunya.
Memperkenalkan kebijakan luar negeri dan tim keamanan nasionalnya, mantan wakil presiden Partai Demokrat itu mengisyaratkan niatnya setelah menjabat pada 20 Januari untuk mengarahkan AS menjauh dari nasionalisme unilateralis yang dikejar oleh Trump.
Trump selama empat tahun meresahkan banyak sekutu AS, di Eropa dan di tempat lain, dengan pendekatan antagonisnya terhadap NATO dan hubungan perdagangan, pengabaian perjanjian internasional, serta hubungan hangat dengan para pemimpin otoriter.
Biden mengatakan timnya, termasuk ajudan tepercaya Antony Blinken sebagai calon menteri luar negeri AS, akan melepaskan apa yang digambarkannya sebagai "pemikiran lama dan kebiasaan yang tidak berubah" dalam pendekatannya terhadap hubungan luar negeri.
“Ini adalah tim yang mencerminkan fakta bahwa Amerika telah kembali, siap untuk memimpin dunia, tidak mundur, sekali lagi duduk di puncak meja, siap untuk menghadapi musuh kita dan tidak menolak sekutu kita, siap untuk berdiri nilai-nilai kita,” kata Biden pada acara di kampung halamannya di Wilmington, Delaware, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (25/11/2020).
Dunia telah banyak berubah sejak Partai Demokrat terakhir kali berada di Gedung Putih empat tahun lalu. China sedang bangkit dan semakin berani, Rusia telah berusaha untuk lebih menegaskan pengaruhnya, pengaruh AS telah memudar karena telah menarik diri dari berbagai kesepakatan dan otoritas moral Amerika telah dirusak oleh kekacauan di dalam negeri.
Kebijakan luar negeri AS di bawah pemerintahan Biden kemungkinan akan mengambil lebih banyak pendekatan multilateral dan diplomatik yang bertujuan memperbaiki hubungan Washington dengan sekutu utama dan mengejar jalur baru pada masalah seperti perubahan iklim.(Baca juga: Kebijakan Timur Tengah Obama Mungkin Kembali 'Hidup' di Masa Pemerintahan Biden )
Janjinya untuk merangkul aliansi, termasuk di kawasan Asia-Pasifik, menyusul memburuknya hubungan bilateral antara AS dan China, dua ekonomi teratas dunia, yang telah memicu perbandingan dengan Perang Dingin.
Tahun terakhir pemerintahan Trump ini ditandai dengan seringnya serangan terhadap China ketika kedua kekuatan itu berselisih tentang penanganan Beijing terhadap pandemi virus Corona, kebebasan yang memburuk di Hong Kong dan masalah teritorial di Laut China Selatan.
Biden telah bergerak cepat untuk mengumpulkan timnya dan membuat pilihan Kabinet setelah mengalahkan Trump, yang telah mengobarkan perjuangan hukum untuk mencoba membalikkan hasil namun berujung pada kegagalan, mengklaim bahwa pemilu telah dicuri melalui kecurangan yang meluas.
Biden mengatakan timnya telah dapat mulai berkoordinasi dengan pemerintahan Trump tentang keamanan nasional, pandemi virus Corona, dan rencana distribusi vaksin sejak mendapat lampu hijau pada hari Senin untuk upaya transisi formal.(Baca juga: Strategi Diplomasi Biden Cenderung Bipartisan )
“Kami tidak akan terlalu jauh di belakang kurva seperti yang kami duga di masa lalu,” kata Biden dalam wawancara dengan NBC News.
“Ada banyak diskusi langsung, dan harus saya katakan, penyuluhannya dilakukan dengan tulus,” imbuhnya.
Gedung Putih pada hari Selasa memberi izin kepada Biden untuk mulai menerima pengarahan intelijen harian presiden. Biden mengatakan dia belum mendapatkannya tetapi mengharapkannya secara teratur.
Ditanya oleh NBC tentang kemungkinan mencalonkan Sanders atau Warren ke kabinetnya, Biden mengatakan tidak ada yang keluar dari meja tetapi mengisyaratkan mereka mungkin lebih dibutuhkan di Senat, di mana partai yang berkuasa akan memerintah dengan selisih tipis.
"Mengeluarkan seseorang dari Senat, mengeluarkan seseorang dari DPR, terutama orang yang memiliki konsekuensi, benar-benar keputusan yang sulit," kata Biden.
"Saya memiliki agenda yang sangat ambisius dan sangat progresif, dan akan membutuhkan pemimpin yang sangat kuat di DPR dan Senat untuk menyelesaikannya," terangnya.
Selama presentasinya dengan tim keamanan nasionalnya, Biden mendesak Senat untuk memberikan calonnya yang membutuhkan konfirmasi oleh majelis "sidang segera" dan menyatakan harapan dia bisa bekerja dengan Partai Republik dengan itikad baik.
"Mari kita mulai pekerjaan itu untuk menyembuhkan dan mempersatukan Amerika serta dunia," tambah Biden.
Beberapa senator Republik mengindikasikan, bagaimanapun, mereka mungkin siap untuk menghalangi pengangkatan KabinetBiden. Marco Rubio, anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, menulis di Twitter bahwa Kabinet Biden memilih untuk menjadi penjaga yang sopan & tertib darikemerosotanAmerika.
Memperkenalkan kebijakan luar negeri dan tim keamanan nasionalnya, mantan wakil presiden Partai Demokrat itu mengisyaratkan niatnya setelah menjabat pada 20 Januari untuk mengarahkan AS menjauh dari nasionalisme unilateralis yang dikejar oleh Trump.
Trump selama empat tahun meresahkan banyak sekutu AS, di Eropa dan di tempat lain, dengan pendekatan antagonisnya terhadap NATO dan hubungan perdagangan, pengabaian perjanjian internasional, serta hubungan hangat dengan para pemimpin otoriter.
Biden mengatakan timnya, termasuk ajudan tepercaya Antony Blinken sebagai calon menteri luar negeri AS, akan melepaskan apa yang digambarkannya sebagai "pemikiran lama dan kebiasaan yang tidak berubah" dalam pendekatannya terhadap hubungan luar negeri.
“Ini adalah tim yang mencerminkan fakta bahwa Amerika telah kembali, siap untuk memimpin dunia, tidak mundur, sekali lagi duduk di puncak meja, siap untuk menghadapi musuh kita dan tidak menolak sekutu kita, siap untuk berdiri nilai-nilai kita,” kata Biden pada acara di kampung halamannya di Wilmington, Delaware, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (25/11/2020).
Dunia telah banyak berubah sejak Partai Demokrat terakhir kali berada di Gedung Putih empat tahun lalu. China sedang bangkit dan semakin berani, Rusia telah berusaha untuk lebih menegaskan pengaruhnya, pengaruh AS telah memudar karena telah menarik diri dari berbagai kesepakatan dan otoritas moral Amerika telah dirusak oleh kekacauan di dalam negeri.
Kebijakan luar negeri AS di bawah pemerintahan Biden kemungkinan akan mengambil lebih banyak pendekatan multilateral dan diplomatik yang bertujuan memperbaiki hubungan Washington dengan sekutu utama dan mengejar jalur baru pada masalah seperti perubahan iklim.(Baca juga: Kebijakan Timur Tengah Obama Mungkin Kembali 'Hidup' di Masa Pemerintahan Biden )
Janjinya untuk merangkul aliansi, termasuk di kawasan Asia-Pasifik, menyusul memburuknya hubungan bilateral antara AS dan China, dua ekonomi teratas dunia, yang telah memicu perbandingan dengan Perang Dingin.
Tahun terakhir pemerintahan Trump ini ditandai dengan seringnya serangan terhadap China ketika kedua kekuatan itu berselisih tentang penanganan Beijing terhadap pandemi virus Corona, kebebasan yang memburuk di Hong Kong dan masalah teritorial di Laut China Selatan.
Biden telah bergerak cepat untuk mengumpulkan timnya dan membuat pilihan Kabinet setelah mengalahkan Trump, yang telah mengobarkan perjuangan hukum untuk mencoba membalikkan hasil namun berujung pada kegagalan, mengklaim bahwa pemilu telah dicuri melalui kecurangan yang meluas.
Biden mengatakan timnya telah dapat mulai berkoordinasi dengan pemerintahan Trump tentang keamanan nasional, pandemi virus Corona, dan rencana distribusi vaksin sejak mendapat lampu hijau pada hari Senin untuk upaya transisi formal.(Baca juga: Strategi Diplomasi Biden Cenderung Bipartisan )
“Kami tidak akan terlalu jauh di belakang kurva seperti yang kami duga di masa lalu,” kata Biden dalam wawancara dengan NBC News.
“Ada banyak diskusi langsung, dan harus saya katakan, penyuluhannya dilakukan dengan tulus,” imbuhnya.
Gedung Putih pada hari Selasa memberi izin kepada Biden untuk mulai menerima pengarahan intelijen harian presiden. Biden mengatakan dia belum mendapatkannya tetapi mengharapkannya secara teratur.
Ditanya oleh NBC tentang kemungkinan mencalonkan Sanders atau Warren ke kabinetnya, Biden mengatakan tidak ada yang keluar dari meja tetapi mengisyaratkan mereka mungkin lebih dibutuhkan di Senat, di mana partai yang berkuasa akan memerintah dengan selisih tipis.
"Mengeluarkan seseorang dari Senat, mengeluarkan seseorang dari DPR, terutama orang yang memiliki konsekuensi, benar-benar keputusan yang sulit," kata Biden.
"Saya memiliki agenda yang sangat ambisius dan sangat progresif, dan akan membutuhkan pemimpin yang sangat kuat di DPR dan Senat untuk menyelesaikannya," terangnya.
Selama presentasinya dengan tim keamanan nasionalnya, Biden mendesak Senat untuk memberikan calonnya yang membutuhkan konfirmasi oleh majelis "sidang segera" dan menyatakan harapan dia bisa bekerja dengan Partai Republik dengan itikad baik.
"Mari kita mulai pekerjaan itu untuk menyembuhkan dan mempersatukan Amerika serta dunia," tambah Biden.
Beberapa senator Republik mengindikasikan, bagaimanapun, mereka mungkin siap untuk menghalangi pengangkatan KabinetBiden. Marco Rubio, anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, menulis di Twitter bahwa Kabinet Biden memilih untuk menjadi penjaga yang sopan & tertib darikemerosotanAmerika.
(ber)