Dubes Sastrawan: Mata Uang Yuan China Tak Dipakai di Zimbabwe
loading...
A
A
A
HARARE - Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Zimbabwe, Juniarta Sastrawan, menegaskan bahwa mata uang Yuan dari China tidak dipakai untuk pembayaran transaksi di negara Afrika tersebut. Dolar Zimbabwe menjadi mata uang resmi di negara itu yang dipakai untuk melakukan pembayaran di seluruh negeri, baik tunai maupun elektronik.
Penegasan itu disampaikan Dubes Sastrawan sebagai respons atas beredarnya pernyataan yang tidak benar di media sosial bahwa mata uang Yuan China dipakai sebagai alat pembayaran transaksi di negara tersebut. (Baca: Memoar Obama: Putin Membangun Rusia untuk Ditakuti )
"Saat ini mata uang Dolar Zimbabwe memiliki nilai tukar yang semakin stabil terhadap mata uang asing dan penggunaannya semakin mendapatkan kepercayaan secara nasional maupun internasional dikarenakan penerapan kebijakan keuangan yang tepat untuk mengatasi krisis di masa pandemi Covid-19," kata Sastrawan dalam keterangan tertulis Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Harare yang diterima SINDOnews.com, Jumat (20/11/2020).
Untuk memfasilitasi para pelaku bisnis memperoleh mata uang asing pada saat krisis ekonomi karena pandemi Covid-19, pemerintah Zimbabwe melalui Reserve Bank of Zimbabwe (RBZ)—selaku Bank Sentral Zimbabwe—sejak Juni 2020 telah menerapkan kebijakan lelang (auction) dalam melakukan penjualan mata uang asing yang dibeli dengan Dolar Zimbabwe. Kebijakan lelang forex ini membawa dampak positif dan nilai tukar Dolar Zimbabwe terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) menjadi relatif stabil, di mana 1 dolar AS ditukar dengan nilai pada kisaran 80-an Dolar Zimbabwe.
"Kepercayaan rakyat Zimbabwe dan masyarakat internasional, khususnya para investor asing, kepada Dolar Zimbabwe telah dapat ditumbuhkan," lanjut Dubes Sastrawan. Penggunaan Dolar Zimbabwe untuk transaksi elektronik melalui platform mobile money di Zimbabwe yang dikenal dengan Ecocash, juga semakin luas. (Baca juga: Penasihat Khamenei: Serangan Taktis AS terhadap Iran Akan Jadi Perang Skala Penuh )
Terkait dengan semakin meningkatnya kepercayaan terhadap Dolar Zimbabwe, Dubes Sastrawan menyampaikan bahwa saat ini KBRI Harare juga sedang memfasilitasi pembicaraan pembentukan kerjasama antara Indonesia dan Zimbabwe untuk revitalisasi pembangunan jaringan kereta api di Zimbabwe yang pendanaannya akan bersumber dari berbagai pihak, baik pada tataran internasional—baik swasta maupun pemerintah, termasuk rencananya dibiayai oleh pemerintah Zimbabwe sendiri melalui penerbitan obligasi pemerintah setempat.
Penegasan itu disampaikan Dubes Sastrawan sebagai respons atas beredarnya pernyataan yang tidak benar di media sosial bahwa mata uang Yuan China dipakai sebagai alat pembayaran transaksi di negara tersebut. (Baca: Memoar Obama: Putin Membangun Rusia untuk Ditakuti )
"Saat ini mata uang Dolar Zimbabwe memiliki nilai tukar yang semakin stabil terhadap mata uang asing dan penggunaannya semakin mendapatkan kepercayaan secara nasional maupun internasional dikarenakan penerapan kebijakan keuangan yang tepat untuk mengatasi krisis di masa pandemi Covid-19," kata Sastrawan dalam keterangan tertulis Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Harare yang diterima SINDOnews.com, Jumat (20/11/2020).
Untuk memfasilitasi para pelaku bisnis memperoleh mata uang asing pada saat krisis ekonomi karena pandemi Covid-19, pemerintah Zimbabwe melalui Reserve Bank of Zimbabwe (RBZ)—selaku Bank Sentral Zimbabwe—sejak Juni 2020 telah menerapkan kebijakan lelang (auction) dalam melakukan penjualan mata uang asing yang dibeli dengan Dolar Zimbabwe. Kebijakan lelang forex ini membawa dampak positif dan nilai tukar Dolar Zimbabwe terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) menjadi relatif stabil, di mana 1 dolar AS ditukar dengan nilai pada kisaran 80-an Dolar Zimbabwe.
"Kepercayaan rakyat Zimbabwe dan masyarakat internasional, khususnya para investor asing, kepada Dolar Zimbabwe telah dapat ditumbuhkan," lanjut Dubes Sastrawan. Penggunaan Dolar Zimbabwe untuk transaksi elektronik melalui platform mobile money di Zimbabwe yang dikenal dengan Ecocash, juga semakin luas. (Baca juga: Penasihat Khamenei: Serangan Taktis AS terhadap Iran Akan Jadi Perang Skala Penuh )
Terkait dengan semakin meningkatnya kepercayaan terhadap Dolar Zimbabwe, Dubes Sastrawan menyampaikan bahwa saat ini KBRI Harare juga sedang memfasilitasi pembicaraan pembentukan kerjasama antara Indonesia dan Zimbabwe untuk revitalisasi pembangunan jaringan kereta api di Zimbabwe yang pendanaannya akan bersumber dari berbagai pihak, baik pada tataran internasional—baik swasta maupun pemerintah, termasuk rencananya dibiayai oleh pemerintah Zimbabwe sendiri melalui penerbitan obligasi pemerintah setempat.
(min)