Investigasi AP Ungkap Pemerkosaan dalam Produksi Minyak Sawit Indonesia

Kamis, 19 November 2020 - 19:48 WIB
loading...
Investigasi AP Ungkap Pemerkosaan dalam Produksi Minyak Sawit Indonesia
Seorang pekerja sedang bekerja di perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Foto/SINDOnews.com
A A A
JAKARTA - Associated Press (AP), media yang berbasis di Amerika Serikat (AS) melakukan investigasi komprehensif pertama yang berfokus pada perlakuan brutal terhadap perempuan dalam produksi minyak sawit di Indonesia .Perlakuan brutal itu termasuk momok tersembunyi pelecehan seksual, mulai dari pelecehan verbal dan ancaman hingga pemerkosaan.

Laporan diawali dengan kisah gadis berusia 16 tahun yang menggambarkan bagaimana bosnya memerkosanya di tengah pohon-pohon tinggi di perkebunan kelapa sawit Indonesia yang menjadi sumber beberapa merek kosmetik paling terkenal di dunia. Sang bos kemudian meletakkan kapak di tenggorokannya dan memperingatkannya; "Jangan bilang".

Di perkebunan lain, seorang perempuan bernama Ola mengeluh demam, batuk dan mimisan setelah bertahun-tahun menyemprotkan pestisida berbahaya tanpa alat pelindung. (Baca: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )

Ratusan mil jauhnya, Ita, seorang istri muda, berduka atas dua bayi yang hilang pada trimester ketiga. Dia secara teratur membawa beban beberapa kali beratnya selama kedua kehamilan, takut dia akan dipecat jika tidak melakukannya.

Inilah para perempuan yang tak terlihat di industri minyak sawit, di antara jutaan anak perempuan, Ibu, dan Nenek yang bekerja keras di perkebunan besar di seluruh Indonesia dan negara tetangga; Malaysia, yang bersama-sama menghasilkan 85 persen minyak nabati paling serbaguna di dunia.

Minyak kelapa sawit ditemukan dalam segala hal mulai dari keripik kentang dan pil hingga makanan hewan, dan juga berakhir dalam rantai pasokan beberapa nama terbesar dalam bisnis kecantikan senilai USD530 miliar, termasuk L'Oréal, Unilever, Procter & Gamble, Avon dan Johnson & Johnson, membantu perempuan di seluruh dunia merasa dimanjakan dan cantik. (Baca: Ilmuwan China Lari ke AS: Covid-19 Dibuat di Lab Militer Partai Komunis )

Investigasi AP menyatakan pelecehan seksual, mulai dari pelecehan verbal dan ancaman hingga pemerkosaan tersebut adalah bagian dari pemeriksaan yang lebih besar yang mengungkap pelanggaran yang meluas di kedua negara, termasuk perdagangan manusia, pekerja anak, dan perbudakan langsung.

Perempuan dibebani dengan beberapa pekerjaan industri yang paling sulit dan berbahaya, menghabiskan berjam-jam di air yang tercemar oleh limpasan bahan kimia dan membawa beban yang sangat berat sehingga, seiring waktu, rahim mereka bisa runtuh. Banyak yang dipekerjakan oleh subkontraktor setiap hari tanpa tunjangan, melakukan pekerjaan yang sama untuk perusahaan yang sama selama bertahun-tahun—bahkan puluhan tahun.

“Hampir setiap perkebunan memiliki masalah terkait perburuhan,” kata Hotler Parsaoran dari kelompok nirlaba Indonesia; Sawit Watch. “Tapi kondisi pekerja perempuan jauh lebih buruk daripada laki-laki.”

AP mewawancarai lebih dari tiga lusin wanita dan anak perempuan dari setidaknya 12 perusahaan di kedua negara. Karena laporan sebelumnya mengakibatkan pembalasan terhadap pekerja, mereka hanya diidentifikasi dengan sebagian nama atau nama panggilan. (Baca: Panik dengan Hasil Pilpres AS, Donald Trump Jr Serukan Perang Total )
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0977 seconds (0.1#10.140)