Dokter Pilih Eksodus, Lebanon di Tepi Jurang Krisis Kesehatan

Minggu, 15 November 2020 - 23:20 WIB
loading...
Dokter Pilih Eksodus, Lebanon di Tepi Jurang Krisis Kesehatan
Ilustrasi. FOTO/Reuters
A A A
BEIRUT - Fouad Boulos kembali ke Beirut pada 2007 dari Amerika Serikat (AS) setelah menuntut ilmu di sana dalam bidang patologi dan kedokteran laboratorium. Dia begitu yakin bahwa Lebanon adalah tempat yang tepat sehingga dia menyerahkan kartu hijau, izin domisilinya di Amerika.

Kini, 13 tahun kemudian, dia meninggalkan tanah airnya. Ia pergi bersama istri dan kelima anaknya. Mereka kembali ke AS untuk mencoba peruntungan dan memulai dari awal. Bukan tanpa alasan Boulos melakukan hal itu.

(Baca: Virus Corona Merajalela, Lebanon Lockdown 111 Kota )

Dalam setahun terakhir, Lebanon telah melalui pemberontakan rakyat melawan para pemimpin politiknya, kebangkrutan negara dan sistem perbankan, dan pandemi Covid-19. Yang lebih parah lagi, pada bulan Agustus, ledakan besar di pelabuhan menghancurkan sebagian besar wilayah Beirut.

Beberapa dari mereka yang dapat meninggalkan Lebanon telah melakukannya. Dan, semakin banyak dari mereka adalah dokter dan ahli bedah. Banyak pula diantara mereka yang berprofesi tinggi.

"Ini adalah eksodus massal," kata Boulos, Profesor Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium di American University of Beirut (AUB), seperti dilansir Al Arabiya.

"Ini akan terus berlanjut. Jika saya memiliki harapan, saya akan tetap tinggal. Tetapi, saya tidak memiliki harapan, tidak dalam waktu dekat atau dalam jangka menengah, untuk Lebanon," sambungnya.


Sharaf Abou Sharaf, ketua serikat dokter mengatakan, sekitar 400 dokter telah keluar dari Lebanon sepanjang tahun ini dan ini menimbulkan masalah besar, terutama bagi rumah sakit universitas tempat mereka berpraktik dan mengajar.

"Talenta yang berdarah ini bukan pertanda baik, apalagi jika situasinya berlangsung lama dan ada orang lain yang bersiap pergi,” ujarnya.

Menteri Kesehatan sementara Lebanon, Hamad Hassan setuju dengan pernyataan Sharaf. “Keahlian mereka dibangun selama bertahun-tahun dan sangat sulit hilang dalam semalam. Kami membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengembalikan sektor medis ke kejayaannya,” katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1688 seconds (0.1#10.140)