Dua Bandara di Ethiopia Dihantam Roket, Pertempuran Memanas

Sabtu, 14 November 2020 - 18:01 WIB
loading...
Dua Bandara di Ethiopia...
Anggota milisi Amhara naik truk untuk berperang melawan TPLF di Sanja, Ethiopia, 9 November 2020. Foto/REUTERS
A A A
ADDIS ABABA - Dua bandara di negara bagian Amhara, Ethiopia , dihantam roket pada malam Jumat waktu setempat. Pertempuran pun memanas.

“Satu roket menerjang bandara di Gondar dan merusak sebagian gedung pada malam Jumat (13/11),” ungkap juru bicara zona sentral Gondar, Awoke Worku.

Adapun roket kedua ditembakkan bersamaan dan mendarat di luar bandara di Bahir Dar.

Pemerintah menyalahkan partai berkuasa di Tigray yakni Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF). (Baca Juga: Pembantaian di Ethiopia, Warga Sipil Satu Kota Dibacok Hingga Tewas)

"Junta TPLF menggunakan persenjataan terakhir dalam gudang senjatanya," ungkap gugus tugas darurat pemerintah di Twitter. (Lihat Infografis: China Akhirnya Beri Ucapan Selamat pada Biden dan Harris)

Partai tersebut tidak segera bisa dihubungi untuk dimintai komentar. (Lihat Video: Menang di Georgia, Biden Tutup Pilpres AS Unggul 306 Suara)



Ratusan orang tewas dalam perang yang berlangsung 10 hari itu. Perdana Menteri (PM) Ethiopia Abiy Ahmed mengirim pasukan pertahanan nasional untuk menyerang pasukan lokal di Tigray pekan lalu, setelah menuduh mereka menyerang pasukan federal.

Seorang pekerja Ethiopian Airlines yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan penerbangan ke bandara Gondar dan Bahir Dar telah dibatalkan setelah serangan itu.

Warga Gondar, Yohannes Ayele, mengatakan dia mendengar ledakan keras di kota Azezo pada pukul 10:30 malam.

Penduduk lain di daerah itu mengatakan roket telah merusak bangunan terminal bandara. “Daerah itu ditutup dan kendaraan pemadam kebakaran diparkir di luar,” papar penduduk sekitar.

Pasukan negara bagian Amhara telah bertempur bersama pasukan federal melawan pejuang Tigray.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Uni Afrika (UA), dan lainnya prihatin bahwa pertempuran tersebut dapat menyebar ke bagian lain di Ethiopia, negara terpadat kedua di Afrika, dan mengguncang kawasan Tanduk Afrika yang lebih luas.

“Lebih dari 14.500 orang telah melarikan diri ke negara tetangga Sudan, dengan kecepatan pendatang baru melebihi kapasitas saat ini untuk memberikan bantuan,” ungkap badan pengungsi PBB.

Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) Ethiopia mengatakan pihaknya mengirim tim penyelidik ke kota Mai Kadra di Tigray, tempat Amnesty International pekan ini melaporkan terjadinya pembunuhan massal.

“Komisi akan menyelidiki setiap pelanggaran hak asasi manusia dalam konflik tersebut,” papar pernyataan Komisi HAM Ethiopia.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1468 seconds (0.1#10.140)