Rusia Sebut Peracunan Navalny Aksi Amatir
loading...
A
A
A
"Telah ditentukan selama penyelidikan bahwa, setelah menerima laporan tentang penurunan kesehatan Navalny, sekelompok orang yang menemaninya di Tomsk (Vladlen Los, Maria Pevchikh dan Georgy Alburov) memindahkan (bukti potensial) dari suite hotel Navalny secara teratur," kata Kementerian Dalam Negeri Rusia.
Menarik putusannya atas kasus tersebut, kementerian itu menambahkan, tindakan mereka menunjukkan provokasi yang direncanakan dengan baik.
Navalny menjadi berita utama pada Agustus lalu setelah munculnya sebuah rekaman, yang kemudian viral, menunjukkan dirinya tampak sakit dalam penerbangan domestik. Setelah beberapa waktu penundaan, dia dipindahkan ke rumah sakit Charite Berlin, tempat dokter dan laboratorium internasional mengklaim bahwa dia telah diracuni dengan racun saraf 'Novichok'. Navalny mengklaim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin berada di balik peracunan tersebut.(Baca juga: Navalny Sebut Putin Berada di Balik Peracunan Dirinya )
Racun saraf kuat ini juga diduga telah digunakan untuk meracuni mantan perwira KGB Sergei Skripal dan putrinya Yulia di Salisbury, Inggris, pada 2018 lalu. Rusia secara resmi membantah berada di balik kedua insiden tersebut.
Pada bulan Oktober, sebagai tanggapan atas tuduhan seputar keracunan Navalny, Uni Eropa menyetujui paket sanksi yang ditujukan kepada pejabat senior Kremlin, termasuk Alexander Bortnikov, kepala Dinas Keamanan Federal (FSB).(Baca juga: UE Sanksi 6 Pejabat dan 1 Instansi Rusia atas Insiden Peracunan Navalny )
Menarik putusannya atas kasus tersebut, kementerian itu menambahkan, tindakan mereka menunjukkan provokasi yang direncanakan dengan baik.
Navalny menjadi berita utama pada Agustus lalu setelah munculnya sebuah rekaman, yang kemudian viral, menunjukkan dirinya tampak sakit dalam penerbangan domestik. Setelah beberapa waktu penundaan, dia dipindahkan ke rumah sakit Charite Berlin, tempat dokter dan laboratorium internasional mengklaim bahwa dia telah diracuni dengan racun saraf 'Novichok'. Navalny mengklaim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin berada di balik peracunan tersebut.(Baca juga: Navalny Sebut Putin Berada di Balik Peracunan Dirinya )
Racun saraf kuat ini juga diduga telah digunakan untuk meracuni mantan perwira KGB Sergei Skripal dan putrinya Yulia di Salisbury, Inggris, pada 2018 lalu. Rusia secara resmi membantah berada di balik kedua insiden tersebut.
Pada bulan Oktober, sebagai tanggapan atas tuduhan seputar keracunan Navalny, Uni Eropa menyetujui paket sanksi yang ditujukan kepada pejabat senior Kremlin, termasuk Alexander Bortnikov, kepala Dinas Keamanan Federal (FSB).(Baca juga: UE Sanksi 6 Pejabat dan 1 Instansi Rusia atas Insiden Peracunan Navalny )
(ber)