Rusia Sebut Peracunan Navalny Aksi Amatir
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia menyebut tuduhan peracunan aktivis Alexei Navalny adalah rencana yang dirancang untuk membenarkan pemberian sanksi terhadap negara itu. Hal itu diungkapkan Kementerian Luar Negeri Rusia, penyangkalan paling tegas sejauh ini atas keterlibatan Moskow dalam peracunan itu.
"Pengamat yang tidak terlibat, bahkan yang jauh dari kimia dan senjata kimia, secara logis mulai memiliki perasaan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah aksi yang dipentaskan secara amatir," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia seperti disitir dari Russia Today, Sabtu (7/11/2020).
Pernyataan resmi itu menambahkan bahwa perselisihan tersebut telah dianggap sebagai "tembakan sanksi" karena Rusia berpegang teguh pada tidak menerima aturan tertentu yang dikenakan padanya dengan mengorbankan kedaulatan nasional, hukum internasional dan akal sehat secara umum.
Pernyataan Moskow ini muncul di tengah perselisihan diplomatik atas bukti peracunan Navalny, dan pernyataan sejumlah negara Eropa bahwa Rusia berada di belakangnya. (Baca juga: Prancis dan Jerman Tuduh Rusia Racuni Navalny )
Juru bicara Kantor Jaksa Agung Rusia, Andrei Ivanov, pada hari Jumat mengatakan kepada wartawan bahwa Moskow telah mengirimkan permintaan kelima untuk informasi lebih lanjut tentang insiden tersebut ke Jerman, setelah kiriman sebelumnya diabaikan.
"Tidak satu pun pertanyaan yang diajukan oleh pihak Rusia sebelumnya telah menerima penjelasan secara rinci," kata Ivanov.
Ia kemudian mempertanyakan kejadian versi Jerman, di mana Navalny diracun sebelum dia melakukan penerbangan menuju Moskow dari kota Tomsk di Siberia.
"Tidak ada zat racun yang ditemukan sebagai hasil uji ahli yang diadakan di wilayah Rusia," klaimnya.
Kementerian Dalam Negeri Rusia juga mempertimbangkan perselisihan tersebut, tampaknya menyalahkan mereka yang menemani Navalny di Tomsk karena berkonspirasi untuk menciptakan kesan bahwa Navalny telah diracuni.
"Pengamat yang tidak terlibat, bahkan yang jauh dari kimia dan senjata kimia, secara logis mulai memiliki perasaan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah aksi yang dipentaskan secara amatir," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia seperti disitir dari Russia Today, Sabtu (7/11/2020).
Pernyataan resmi itu menambahkan bahwa perselisihan tersebut telah dianggap sebagai "tembakan sanksi" karena Rusia berpegang teguh pada tidak menerima aturan tertentu yang dikenakan padanya dengan mengorbankan kedaulatan nasional, hukum internasional dan akal sehat secara umum.
Pernyataan Moskow ini muncul di tengah perselisihan diplomatik atas bukti peracunan Navalny, dan pernyataan sejumlah negara Eropa bahwa Rusia berada di belakangnya. (Baca juga: Prancis dan Jerman Tuduh Rusia Racuni Navalny )
Juru bicara Kantor Jaksa Agung Rusia, Andrei Ivanov, pada hari Jumat mengatakan kepada wartawan bahwa Moskow telah mengirimkan permintaan kelima untuk informasi lebih lanjut tentang insiden tersebut ke Jerman, setelah kiriman sebelumnya diabaikan.
"Tidak satu pun pertanyaan yang diajukan oleh pihak Rusia sebelumnya telah menerima penjelasan secara rinci," kata Ivanov.
Ia kemudian mempertanyakan kejadian versi Jerman, di mana Navalny diracun sebelum dia melakukan penerbangan menuju Moskow dari kota Tomsk di Siberia.
"Tidak ada zat racun yang ditemukan sebagai hasil uji ahli yang diadakan di wilayah Rusia," klaimnya.
Kementerian Dalam Negeri Rusia juga mempertimbangkan perselisihan tersebut, tampaknya menyalahkan mereka yang menemani Navalny di Tomsk karena berkonspirasi untuk menciptakan kesan bahwa Navalny telah diracuni.