Di Tengah Pandemi COVID-19, Iran Izinkan Salat Jumat di 180 Kota
loading...
A
A
A
TEHERAN - Di tengah pandemi virus corona baru (COVID-19) yang sedang berlangsung, pemerintah Iran mengizinkan salat Jumat digelar kembali di masjid-masjid di 180 kota. Sudah dua bulan terakhir, pelaksanaan salat Jumat ditangguhkan.
Ratusan kota yang diberi izin itu dinyatakan berisiko rendah terhadap penularan virus corona baru. Izin keluar pemerintah pada Senin lalu membuka kembali 132 masjid di beberapa daerah yang secara konsisten bebas dari wabah virus corona.
Iran telah mencabut larangan perjalanan antar-kota dan mengizinkan pusat perbelanjaan besar untuk melanjutkan kegiatan guna membantu menghidupkan kembali ekonomi negara yang sudah dirusak akibat sanksi Amerika Serikat. Pencabutan larangan perjalanan itu dilakukan meskipun ada peringatan dari pejabat kesehatan bahwa hal itu dapat memicu gelombang baru kasus infeksi COVID-19.
Menurut kantor berita Iran yang dikutip Reuters, Sabtu (9/5/2020), para jamaah salat diharuskan memperhatikan jarak sosial (social distancing), mengenakan masker wajah selama khotbah, melakukan ritual wudu di rumah dan membawa peralatan salat sendiri termasuk sajadah.
Data Departemen Kesehatan menunjukkan tren penurunan bertahap dalam kasus infeksi COVID-19 di Republik Islam Iran setelah masjid-masjid ditutup untuk pertemuan keagamaan sejak pertengahan Maret.
Meski demikian, ada lonjakan kasus infeksi di beberapa provinsi, seperti Khuzestan di barat daya, yang kemungkinan karena lebih banyak orang sedang diskrining untuk penyakit pernapasan COVID-19. Hal itu disampaikan Wakil Menteri Kesehatan Iraj Harirchi kepada stasiun televisi pemerintah.
"Kami hanya menguji pasien yang dirawat di rumah sakit pada bulan-bulan sebelumnya," katanya. “Sekarang, mereka yang memiliki tanda lebih sedikit atau mereka yang telah melakukan kontak dekat dengan pasien yang terinfeksi sedang dites, dan diisolasi jika didiagnosis (terinfeksi COVID-19)."
Data worldometers pada Sabtu pukul 06.21 WIB menunjukkan Iran memiliki 104.691 kasus COVID-19 dengan 6.541 kematian dan sebanyak 83.837 pasien berhasil disembuhkan.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Kianush Jahanpur mengatakan hampir setengah dari mereka yang dirawat di rumah sakit dalam 24 jam terakhir berada di Teheran dan provinsi Khuzestan yang kaya minyak. "Khuzestan tetap dalam keadaan wabah," tulis dia di Twitter.
Ratusan kota yang diberi izin itu dinyatakan berisiko rendah terhadap penularan virus corona baru. Izin keluar pemerintah pada Senin lalu membuka kembali 132 masjid di beberapa daerah yang secara konsisten bebas dari wabah virus corona.
Iran telah mencabut larangan perjalanan antar-kota dan mengizinkan pusat perbelanjaan besar untuk melanjutkan kegiatan guna membantu menghidupkan kembali ekonomi negara yang sudah dirusak akibat sanksi Amerika Serikat. Pencabutan larangan perjalanan itu dilakukan meskipun ada peringatan dari pejabat kesehatan bahwa hal itu dapat memicu gelombang baru kasus infeksi COVID-19.
Menurut kantor berita Iran yang dikutip Reuters, Sabtu (9/5/2020), para jamaah salat diharuskan memperhatikan jarak sosial (social distancing), mengenakan masker wajah selama khotbah, melakukan ritual wudu di rumah dan membawa peralatan salat sendiri termasuk sajadah.
Data Departemen Kesehatan menunjukkan tren penurunan bertahap dalam kasus infeksi COVID-19 di Republik Islam Iran setelah masjid-masjid ditutup untuk pertemuan keagamaan sejak pertengahan Maret.
Meski demikian, ada lonjakan kasus infeksi di beberapa provinsi, seperti Khuzestan di barat daya, yang kemungkinan karena lebih banyak orang sedang diskrining untuk penyakit pernapasan COVID-19. Hal itu disampaikan Wakil Menteri Kesehatan Iraj Harirchi kepada stasiun televisi pemerintah.
"Kami hanya menguji pasien yang dirawat di rumah sakit pada bulan-bulan sebelumnya," katanya. “Sekarang, mereka yang memiliki tanda lebih sedikit atau mereka yang telah melakukan kontak dekat dengan pasien yang terinfeksi sedang dites, dan diisolasi jika didiagnosis (terinfeksi COVID-19)."
Data worldometers pada Sabtu pukul 06.21 WIB menunjukkan Iran memiliki 104.691 kasus COVID-19 dengan 6.541 kematian dan sebanyak 83.837 pasien berhasil disembuhkan.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Kianush Jahanpur mengatakan hampir setengah dari mereka yang dirawat di rumah sakit dalam 24 jam terakhir berada di Teheran dan provinsi Khuzestan yang kaya minyak. "Khuzestan tetap dalam keadaan wabah," tulis dia di Twitter.
(min)