Demonstran Bangladesh: Macron Teroris Terbesar di Dunia

Jum'at, 30 Oktober 2020 - 18:12 WIB
loading...
A A A
Kekerasan itu terjadi saat meningkatnya kemarahan Muslim atas pembelaan Prancis atas hak menerbitkan kartun yang menghina Nabi Muhammad. Unjuk rasa muncul mengecam Prancis di berbagai negara mayoritas Muslim.

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyatakan, “Muslim berhak marah dan membunuh jutaan orang Prancis untuk pembantaian di masa lalu."

Tokoh senior pemerintah Malaysia, Abdul Hadi Awang, mengatakan komentar Macron tidak dapat dibenarkan. "Pernyataan presiden Prancis itu memperlihatkan kebenciannya terhadap Islam dan pengikutnya," kata Abdul Hadi, pemimpin partai Islam Malaysia, PAS.

Serangan pada Kamis terjadi kurang dari dua pekan setelah seorang guru sekolah menengah di pinggiran kota Paris, dipenggal kepalanya oleh seorang penyerang berusia 18 tahun. Pelaku tidak terima karena guru itu menunjukkan kartun yang menghina Nabi Muhammad di kelas.

Prancis telah mengalami serangkaian serangan militan, mulai dari pengeboman dan penembakan pada 2015 di Paris yang menewaskan 130 orang hingga serangan 2016 di Nice yang menewaskan 86 orang saat seorang militan mengendarai truk menabrak kerumunan orang di pinggir laut saat merayakan Hari Bastille.
(sya)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1302 seconds (0.1#10.140)