Eks PM Prancis Yakin Macron akan Meninggalkan Jabatannya Lebih Awal

Jum'at, 06 September 2024 - 19:12 WIB
loading...
Eks PM Prancis Yakin...
Presiden Prancis Emmanuel Macron berpidato di hadapan peserta Forum Pemuda dan Kecerdasan Buatan di Perusahaan InGrid-Schneider Electric LLC, di Novi Sad, Serbia, 30 Agustus 2024. Foto/AP/Darko Vojinovic
A A A
PARIS - Mantan Perdana Menteri (PM) Prancis Edouard Philippe yakin Presiden Emmanuel Macron mungkin akan dipaksa meninggalkan jabatannya sebelum masa jabatannya berakhir.

Kabar itu diungkap Politico, mengutip sumber anonim. Philippe, yang memimpin pemerintahan Prancis antara tahun 2017 dan 2020, dan sekarang menjabat sebagai wali kota Le Havre, awal pekan ini mengumumkan rencananya bersaing memperebutkan jabatan tertinggi negara itu dalam pemilu presiden berikutnya.

Macron menyerukan pemungutan suara parlemen cepat pada Juni, menyusul penampilan buruk blok sentrisnya dalam pemilu Parlemen Eropa.

Tidak ada partai yang memperoleh mayoritas langsung, yang telah membuat Prancis mengalami kebuntuan dalam parlemen.

Dalam artikel pada Rabu, Politico mengutip beberapa anggota senior Partai Horizons yang tidak disebutkan namanya yang mengklaim Philippe memperkirakan Macron tidak akan dapat bertahan hingga akhir masa jabatannya pada tahun 2027.

Mantan perdana menteri tersebut dilaporkan menginstruksikan partainya untuk "bersiap menghadapi musim semi" pada tahun 2025 karena dia "menganggap semuanya dapat berubah," menurut Politico.

Dalam wawancara dengan Le Point pada Selasa, Philippe menjelaskan dia "akan menjadi kandidat untuk pemilihan presiden berikutnya."

Ketika ditanya apakah dia akan siap jika pemilihan lebih awal, ia berkata, "Ya, saya mengonfirmasinya."

Sementara itu, dalam posting di X Sabtu lalu, pemimpin parlemen dari partai sayap kiri France Unbowed (LFI), Mathilde Panot, mengumumkan, "Rancangan resolusi untuk memulai prosedur pemakzulan Presiden Republik, sesuai dengan Pasal 68 Konstitusi, telah dikirim hari ini kepada anggota parlemen untuk ditandatangani bersama."

Langkah itu diambil setelah Macron menolak menunjuk kandidat yang diusulkan oleh Front Populer Baru, koalisi sayap kiri yang memperoleh kursi terbanyak dalam pemilu parlemen, sebagai perdana menteri. LFI adalah anggota blok tersebut.

“Macron menolak tunduk pada suara rakyat, jadi kami harus memecatnya,” ujar Panot, sambil membagikan draf resolusi yang menyatakan, “Majelis Nasional (majelis rendah) dan Senat dapat dan harus membela demokrasi terhadap kecenderungan otoriter presiden.”

Untuk memulai proses pemakzulan, LFI, yang memiliki 72 kursi di Majelis Nasional yang beranggotakan 577 kursi, harus mengumpulkan tanda tangan dari minimal 10% anggota parlemen berdasarkan usulannya.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Mengganti Senjata Nuklir...
Mengganti Senjata Nuklir AS Jadi Tantangan Rumit bagi Eropa
Indonesia Sedang Menanti...
Indonesia Sedang Menanti Jet Tempur Rafale, tapi Digoda Boeing dengan F-15EX
Bersitegang, Aljazair...
Bersitegang, Aljazair Usir 12 Pejabat Prancis
Presiden Prancis Akan...
Presiden Prancis Akan Akui Negara Palestina, Putra PM Israel: Persetan Denganmu!
Mantan PM Malaysia Abdullah...
Mantan PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi Meninggal Dunia
Prancis Akan Akui Negara...
Prancis Akan Akui Negara Palestina, Israel Sebut Itu Sebagai Semangat dan Kemenangan bagi Hamas
Prancis Akan Mengakui...
Prancis Akan Mengakui Negara Palestina pada Juni
Pernyataan Paus Fransiskus...
Pernyataan Paus Fransiskus Tentang Palestina
Terungkap! Menhan AS...
Terungkap! Menhan AS Hegseth Bagikan Informasi Rahasia Serang Yaman ke Istri dan Kakak
Rekomendasi
Sahroni Sudah Lihat...
Sahroni Sudah Lihat Serangan ke Kejagung Sejak Buka Kasus-kasus Besar
Praktisi Hukum: Marcella...
Praktisi Hukum: Marcella Santoso dan Ary Bakri Mencederai Profesi Advokat
Raup Rp180 Juta per...
Raup Rp180 Juta per Bulan, Azlina Jadi Inspirasi Perempuan UMKM
Berita Terkini
Iran Siap Buat Program...
Iran Siap Buat Program Nuklirnya Lebih Transparan dengan Imbalan Pencabutan Sanksi
5 jam yang lalu
Trump Ingin Berunding...
Trump Ingin Berunding Langsung dengan Presiden China Xi Jinping
5 jam yang lalu
Mesir Kutuk Seruan Pemukim...
Mesir Kutuk Seruan Pemukim Israel untuk Mengebom Masjid Al-Aqsa dan Bangun Kuil Yahudi
6 jam yang lalu
Kata-kata Wasiat Paus...
Kata-kata Wasiat Paus Fransiskus tentang Gaza dan Genosida oleh Israel
7 jam yang lalu
3 Fakta Kabar Perceraian...
3 Fakta Kabar Perceraian Barack Obama dan Michelle yang Mengejutkan, Benarkah Pisah?
8 jam yang lalu
Apa yang Terjadi setelah...
Apa yang Terjadi setelah Seorang Paus Meninggal?
8 jam yang lalu
Infografis
Bos Shin Bet Israel...
Bos Shin Bet Israel Yakin akan Berdirinya Negara Palestina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved