Retas Website Kampanye Trump, Hacker Buat Klaim yang Kejutkan Dunia

Rabu, 28 Oktober 2020 - 13:40 WIB
loading...
Retas Website Kampanye Trump, Hacker Buat Klaim yang Kejutkan Dunia
Tampilan website kampanye Donald Trump saat diretas para hacker. Foto/Twitter @ggreschler
A A A
WASHINGTON - Website kampanye Donald Trump diretas oleh para hacker. Para peretas membuat klaim yang mengejutkan dunia, termasuk klaim bahwa mereka memiliki bukti yang benar-benar mendiskreditkan Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS).

Dalam pesan di situs yang diretas, para hacker mengaku memiliki bukti "keterlibatan kriminal" Trump dalam manipulasi pemilu Amerika 2020. (Baca: Setelah Nabi Muhammad, Charlie Hebdo Pajang Kartun Erdogan Cabul )

"Dunia sudah muak dengan berita palsu yang disebarkan setiap hari oleh presiden...sekarang saatnya untuk membiarkan dunia mengetahui kebenaran," bunyi pesan yang ditinggalkan para peretas di situs tersebut.

"Informasi yang sangat rahasia terungkap yang membuktikan bahwa pemerintah Trump terlibat dalam asal usul virus corona," lanjut pesan mereka.

“Kami memiliki bukti yang sepenuhnya mendiskreditkan Trump sebagai presiden, membuktikan keterlibatan kriminalnya dan kerjasamanya dengan aktor asing yang memanipulasi pemilu 2020. warga AS tidak punya pilihan," imbuh pesan para hacker, seperti dikutip news.com.au, Rabu (28/10/2020).

Pesan-pesan itu dihapus setelah 20 menit diterbitkan. (Baca juga: Inilah Daftar Produk Prancis yang Berpotensi Diboikot Dunia Muslim )

Namuna, tak lama kemudian muncul pesan lanjutan yang berbunyi; "Hari ini adalah harinya, seluruh dunia dapat memutuskan apakah mereka ingin mengetahui kebenaran atau tidak."

Para penyerang dunia maya kemudian mem-posting tautan ke dua dompet mata uang crypto, yang terkait dengan Monero, mata uang digital pribadi, aman, dan tidak dapat dilacak.

Mereka yang membaca pesan tersebut diminta untuk memberikan donasi ke salah satu halaman untuk memberikan “suara” tentang apakah peretas harus membagikan data yang mereka klaim tentang presiden, atau tidak untuk membagikannya.

Mereka mengatakan tindakan mereka selanjutnya akan ditentukan oleh dompet dengan uang paling banyak di dalamnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1044 seconds (0.1#10.140)