Korban Covid-19 Menurun, Negara di Asia Tenggara Perlonggar Lockdown
loading...
A
A
A
KUALA LUMPUR - Berbagai negara di Asia Tenggara mulai memperlonggar lockdown atau karatina wilayah untuk mencegah penyebaran virus corona. Malaysia, Singapura, Thailand, hingga Vietnam menerapkan pelonggaran karena telah mengalami penurunan jumlah kasus infeksi Covid-19.
Pemerintah Malaysia kemarin mengizinkan warga bisa bepergian ke pusat kota untuk pertama kalinya sejak isolasi wilayah diberlakukan selama enam pekan. Warga yang hendak makan di restoran pun diperbolehkan dengan ketentuan menjaga jarak.
Chin Seng Fatt, warga Malaysia yang mengelola kedai kopi selama 20 tahun, memisahkan meja dengan jarak dua meter. “Jika hari normal bisa melayani 50 orang, sekarang hanya bisa menunggu dan melihat saja,” katanya dilansir Channel News Asia.
Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin mengumumkan pelonggaran lockdown pada Jumat lalu. “Mayoritas perusahaan bisa beroperasi kembali,” katanya. Pada Senin lalu, Malaysia melaporkan sebanyak 55 kasus Covid-19. Jumlah kasus pasien yang meninggal dunia mencapai 105 orang.
Akibat pelonggaran itu, lalu lintas di Kuala Lumpur meningkat 30% dibandingkan dengan saat sebelum isolasi wilayah. Namun, tak semua negara bagian dipelonggar, beberapa wilayah di Kedah, Sabah, Pahang, Penang, Kelantan, dan Sarawak tetap menjalankan isolasi wilayah. Khusus Selangor, Perak, dan Negeri Sembilan hanya mengizinkan industri vital yang beroperasi.
Sementara itu, Pemerintah Thailand juga sudah memperlonggar lockdown pada Senin lalu setelah beberapa pekan isolasi wilayah. Restoran di Bangkok mewajibkan pelanggan untuk menjaga jarak. Para pegawai salon mengenakan peralatan medis ketika memotong rambut pelanggannya. Bisnis di Bangkot juga mulai bergeliat.
Misalnya, di Restoran Hanji yang melayani masakan khas Taiwan, menempatkan plastik sebagai pembatas antara pelanggan satu dengan lainnya. Itu seseuai dengan anjuran dari Pemerintah Thailand. “Awalnya pelanggan merasa aneh. Tapi, nantinya juga akan terbiasa,” kata Soranan, 30, pegawai restoran.
Jumlah kasus pasien virus korona di Thailand hanya 2.987 orang dengan 54 orang kematian. Namun, para pejabat Thailand menyatakan mereka sangat berhati-hati memberlakukan pelonggaran lockdown karena menghindari bangkitnya kembali wabah korona gelombang kedua.
Sementara itu, jutaan anak sekolah di Vietnam pada Senin lalu telah kembali ke sekolah. Hal itu setelah Vietnam tidak lagi dilaporkan adanya penularan Covid-19 di negara tersebut. Di sebuah sekolah di Hanoi, sekolah menengah pertama memberlakukan pemeriksaan suhu tubuh siswa sebelum memasuki kelas. Itu terjadi setelah siswa diliburkan selama tiga bulan.
“Saya sangat senang bisa bersekolah karena di rumah sangat membosankan,” kata Pham Anh Kiet, siswa berusia 11 tahun. Di kelas, tempat duduk siswa juga diberi jarak dan diwajibkan memakai masker.
Pemerintah Malaysia kemarin mengizinkan warga bisa bepergian ke pusat kota untuk pertama kalinya sejak isolasi wilayah diberlakukan selama enam pekan. Warga yang hendak makan di restoran pun diperbolehkan dengan ketentuan menjaga jarak.
Chin Seng Fatt, warga Malaysia yang mengelola kedai kopi selama 20 tahun, memisahkan meja dengan jarak dua meter. “Jika hari normal bisa melayani 50 orang, sekarang hanya bisa menunggu dan melihat saja,” katanya dilansir Channel News Asia.
Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin mengumumkan pelonggaran lockdown pada Jumat lalu. “Mayoritas perusahaan bisa beroperasi kembali,” katanya. Pada Senin lalu, Malaysia melaporkan sebanyak 55 kasus Covid-19. Jumlah kasus pasien yang meninggal dunia mencapai 105 orang.
Akibat pelonggaran itu, lalu lintas di Kuala Lumpur meningkat 30% dibandingkan dengan saat sebelum isolasi wilayah. Namun, tak semua negara bagian dipelonggar, beberapa wilayah di Kedah, Sabah, Pahang, Penang, Kelantan, dan Sarawak tetap menjalankan isolasi wilayah. Khusus Selangor, Perak, dan Negeri Sembilan hanya mengizinkan industri vital yang beroperasi.
Sementara itu, Pemerintah Thailand juga sudah memperlonggar lockdown pada Senin lalu setelah beberapa pekan isolasi wilayah. Restoran di Bangkok mewajibkan pelanggan untuk menjaga jarak. Para pegawai salon mengenakan peralatan medis ketika memotong rambut pelanggannya. Bisnis di Bangkot juga mulai bergeliat.
Misalnya, di Restoran Hanji yang melayani masakan khas Taiwan, menempatkan plastik sebagai pembatas antara pelanggan satu dengan lainnya. Itu seseuai dengan anjuran dari Pemerintah Thailand. “Awalnya pelanggan merasa aneh. Tapi, nantinya juga akan terbiasa,” kata Soranan, 30, pegawai restoran.
Jumlah kasus pasien virus korona di Thailand hanya 2.987 orang dengan 54 orang kematian. Namun, para pejabat Thailand menyatakan mereka sangat berhati-hati memberlakukan pelonggaran lockdown karena menghindari bangkitnya kembali wabah korona gelombang kedua.
Sementara itu, jutaan anak sekolah di Vietnam pada Senin lalu telah kembali ke sekolah. Hal itu setelah Vietnam tidak lagi dilaporkan adanya penularan Covid-19 di negara tersebut. Di sebuah sekolah di Hanoi, sekolah menengah pertama memberlakukan pemeriksaan suhu tubuh siswa sebelum memasuki kelas. Itu terjadi setelah siswa diliburkan selama tiga bulan.
“Saya sangat senang bisa bersekolah karena di rumah sangat membosankan,” kata Pham Anh Kiet, siswa berusia 11 tahun. Di kelas, tempat duduk siswa juga diberi jarak dan diwajibkan memakai masker.