Baru Diterapkan, Gencatan Senjata di Nagorno-Karabakh Kembali Dilanggar
loading...

Armenia dan Azerbaijan saling menuduh telah melanggar gencatan senjata baru yang ditengahi AS di Nagorno-Karabakh, hanya beberapa saat setelah diterapkan. Foto/REUTERS
A
A
A
YEREVAN - Armenia dan Azerbaijan saling menuduh telah melanggar gencatan senjata baru yang ditengahi Amerika Serikat (AS) di Nagorno-Karabakh . Hal ini menimbulkan keraguan atas prospek dorongan internasional terbaru untuk mengakhiri bentrokan yang sudah berlangsung selama sebulan terakhir.
Yerevan dan Baku pada hari Minggu telah membuat pernyataan bersama tentang kesepakatan gencatan senjata yang akan berlaku mulai hari Senin (26/10/2020) pagi waktu setempat. Pernyataan itu disampaikan pasca Menteri Luar Negeri kedua negara bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun pada akhir pekan lalu.
Namun, baru beberapa menit setelah kesepakatan itu resmi berlaku, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan Armenia telah menyerang desa-desa di wilayah Terter dan Lachin.
Kementerian Pertahanan Nagorno-Karabakh membantahnya dan mengatakan pasukan Azerbaijan telah melancarkan serangan rudal terhadap posisi militer Armenia di sisi timur laut di jalur kontak. ( Baca juga: Rusia Desak Pihak Asing Tidak Promosikan Perang di Nagorno-Karabakh )
Pernyataan serupa juga disampaikan Kementerian Pertahanan Armenia. Seperti dilansir Reuters, Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan bahwa Baku melanggar gencatan senjata sekitar pukul 9.10 pagi waktu setempat.
Gencatan senjata ini sendiri adalah gencatan senjata ketiga yang dicapai kedua pihak. Sebelumnya, kedua belah pihak juga menyepakati gencatan senjata pada 10 Oktober dan 18 Oktober. Kedua kesepakatan itu dilanggar oleh baku dan pejabat pemerintah kedua negara saling menyalahkan.
Nagorno-Karabakh sendiri adalah wilayah yang terletak di Azerbaijan, tetapi telah berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung oleh Armenia sejak perang di sana berakhir pada tahun 1994.
Pertempuran terbaru yang dimulai pada 27 September telah melibatkan artileri berat, roket, dan drone, yang menewaskan ratusan orang dalam eskalasi terbesar dalam seperempat abad terakhir. ( Baca juga: Parah, Masjid Dijadikan Kandang Babi di Wilayah Pendudukan Armenia )
Nagorno-Karabakh mengatakan bahwa 974 personel militernya telah tewas sejak pertempuran kembali pecah. Sementara itu, Azerbaijan mengatakan 65 warga sipil mereka telah tewas, tetapi belum mengungkapkan korban dari sisi militernya.
Yerevan dan Baku pada hari Minggu telah membuat pernyataan bersama tentang kesepakatan gencatan senjata yang akan berlaku mulai hari Senin (26/10/2020) pagi waktu setempat. Pernyataan itu disampaikan pasca Menteri Luar Negeri kedua negara bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun pada akhir pekan lalu.
Namun, baru beberapa menit setelah kesepakatan itu resmi berlaku, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan Armenia telah menyerang desa-desa di wilayah Terter dan Lachin.
Kementerian Pertahanan Nagorno-Karabakh membantahnya dan mengatakan pasukan Azerbaijan telah melancarkan serangan rudal terhadap posisi militer Armenia di sisi timur laut di jalur kontak. ( Baca juga: Rusia Desak Pihak Asing Tidak Promosikan Perang di Nagorno-Karabakh )
Pernyataan serupa juga disampaikan Kementerian Pertahanan Armenia. Seperti dilansir Reuters, Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan bahwa Baku melanggar gencatan senjata sekitar pukul 9.10 pagi waktu setempat.
Gencatan senjata ini sendiri adalah gencatan senjata ketiga yang dicapai kedua pihak. Sebelumnya, kedua belah pihak juga menyepakati gencatan senjata pada 10 Oktober dan 18 Oktober. Kedua kesepakatan itu dilanggar oleh baku dan pejabat pemerintah kedua negara saling menyalahkan.
Nagorno-Karabakh sendiri adalah wilayah yang terletak di Azerbaijan, tetapi telah berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung oleh Armenia sejak perang di sana berakhir pada tahun 1994.
Pertempuran terbaru yang dimulai pada 27 September telah melibatkan artileri berat, roket, dan drone, yang menewaskan ratusan orang dalam eskalasi terbesar dalam seperempat abad terakhir. ( Baca juga: Parah, Masjid Dijadikan Kandang Babi di Wilayah Pendudukan Armenia )
Nagorno-Karabakh mengatakan bahwa 974 personel militernya telah tewas sejak pertempuran kembali pecah. Sementara itu, Azerbaijan mengatakan 65 warga sipil mereka telah tewas, tetapi belum mengungkapkan korban dari sisi militernya.
(esn)
Lihat Juga :