Asia Jadi Regional Kedua dengan Jumlah Kasus Covid-19 Tembus 10 Juta

Sabtu, 24 Oktober 2020 - 16:34 WIB
loading...
A A A
Tetangga timur India, Bangladesh, adalah negara terparah kedua di Asia, dengan hampir 400.000 kasus. Tetapi infeksi harian telah melambat menjadi 1.453, kurang dari 40% dari puncaknya pada bulan Juli lalu.

Meskipun pandemi melambat di Bangladesh, produsen pakaian terbesar di dunia setelah China itu menghadapi resesi yang parah ketika gelombang kedua Covid-19 menghantam pasar utama di Eropa dan Amerika Serikat.

Bahkan jika negara membuat kemajuan dalam pengendalian penyakit, para pemimpin sektor garmen utama mengatakan pengecer internasional menunda pesanan atau menuntut pemotongan harga yang tajam, memaksa mereka untuk memberhentikan pekerja mereka. Sekitar 1 juta pekerja di-PHK atau diberhentikan. Sekitar sepertiga dari mereka telah dipekerjakan kembali sejak Juli, menurut para pemimpin serikat.

Di Asia Tenggara, Indonesia melampaui Filipina minggu lalu sebagai negara yang paling parah terkena infeksi dengan lebih dari 370.000 infeksi.

Negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, Indonesia telah berjuang untuk mengendalikan wabahnya. Dengan negara yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan, pemerintah Indonesia berlomba untuk mengamankan pasokan vaksin yang masih dalam pengembangan, yang menurut beberapa ahli epidemiologi berarti mencari solusi "peluru perak" sebelum kemanjuran dan keamanan vaksin diketahui secara lengkap.

Filipina, yang pekan lalu melaporkan penghitungan harian terbesarnya dalam sebulan, telah memberlakukan pembatasan sebagian di sekitar ibu kota Manila hingga 31 Oktober untuk memeriksa Covid-19.

Terlepas dari catatan Asia yang tidak merata, seorang ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Senin bahwa Eropa dan Amerika Utara harus mengikuti contoh negara-negara Asia dalam bertahan dengan tindakan anti Covid dan pembatasan karantina untuk orang yang terinfeksi.(Baca juga: CDC: Virus Corona Lima Kali Lebih Mematikan dari Flu Biasa )

Mike Ryan, kepala program darurat badan PBB, mengatakan jumlah kematian global akibat Covid-19 dapat berlipat ganda menjadi 2 juta sebelum vaksin yang berhasil digunakan secara luas dan bahkan bisa lebih tinggi tanpa tindakan bersama untuk mengekang pandemi.
(ber)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1451 seconds (0.1#10.140)