Analis: Mahathir Mohamad Sulit Jadi PM Malaysia Ketiga Kalinya

Senin, 19 Oktober 2020 - 13:20 WIB
loading...
Analis: Mahathir Mohamad Sulit Jadi PM Malaysia Ketiga Kalinya
Mahathir Mohamad, mantan perdana menteri Malaysia. Foto/REUTERS
A A A
KUALA LUMPUR - Seorang analis politik tidak percaya bahwa Mahathir Mohamad mendapat dukungan mayoritas dari anggota parlemen untuk menjadi perdana menteri (PM) Malaysia untuk ketiga kalinya dalam hidupnya.

Awang Azman Pawi, analis dari Universiti Malaya, mengatakan Mahathir akan mengalami kesulitan besar dalam mencapai prestasi tersebut. Alasannya, karena kemungkinan bekerja dengan pemerintah saat ini atau oposisi semakin berkurang dari hari ke hari.

Partai baru Mahathir, Pejuang, di mana dia adalah ketuanya, telah mencalonkan dia untuk menjadi perdana menteri lagi. Pihak partai mengatakan Mahathir perlu memimpin pemerintahan sementara hingga pemilihan umum berikutnya untuk "menyelamatkan negara". (Baca: Mahathir Ragukan Klaim Anwar Ibrahim soal Dukungan di Parlemen )

Namun, Awang Azman mencatat bahwa bahkan anggota parlemen yang pernah menjadi pendukung kuat Mahathir—termasuk mantan ketua Pemuda PPBM (Partai Pribumi Bersatu Malaysia) Syed Saddiq Syed Abdul Rahman—mulai menjauhkan diri darinya.

Dia juga mencatat bahwa anak didik Mahathir lainnya, Maszlee Malik, juga dilaporkan telah menandatangani deklarasi untuk mendukung Anwar Ibrahim, yang berupaya memaksa pengunduran diri Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.

“Jadi, untuk saat ini, saya tidak melihat Mahathir memiliki angka (dukungan) untuk menjadi perdana menteri untuk ketiga kalinya,” kata Awang Azman kepada Free Malaysia Today (FMT), Senin (19/10/2020).

“Setidaknya ada dua partai besar, UMNO (United Malays National Organisation) dan PKR (Partai Keadilan Rakyat), yang tidak setuju (dengan Mahathir menjadi perdana menteri). UMNO berada di bawah tekanan ketika Mahathir menjadi perdana menteri pemerintah Pakatan Harapan, dengan banyak yang meninggalkan partai untuk bergabung dengan PPBM," paparnya. (Baca juga: Tua-tua Keladi, Mahathir Mohamad Bentuk Parti Pejuang Tanah Air )

“PKR pasti menginginkan presidennya, Anwar, menjadi perdana menteri, bukan Mahathir,” imbuh analis tersebut.

Awal pekan ini, Anwar Ibrahim mengatakan bahwa dia telah memberi tahu Yang di-Pertuan Agong atau Raja Malaysia bahwa dia telah memperoleh dukungan yang meyakinkan dari mayoritas anggota parlemen, sehingga memungkinkan dia untuk membentuk pemerintahan baru.

Analis politik lainnya, Oh Ei Sun dari Institut Urusan Internasional Singapura, mengatakan Mahathir berusaha mencapai hal yang "hampir tidak mungkin" dengan menjatuhkan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin sementara juga mencegah Anwar menduduki posisi puncak.

Dia mengecilkan pembicaraan tentang veteran UMNO Tengku Razaleigh Hamzah yang mengincar jabatan perdana sebagai tipuan, meskipun mungkin bagi pangeran Kelantan tersebut untuk dijadikan wakil Mahathir.

“Saya tidak tahu apakah Mahathir punya nomornya, tapi semuanya mencoba. Anwar berusaha, Muhyiddin mencoba bertahan, tampaknya Ku Li (Razaleigh) bekerja sama dengan Mahathir. Itu sangat tergantung pada penawaran apa yang bisa mereka berikan," ujarnya kepada FMT. (Baca juga: Anwar Ibrahim Dipanggil Polisi di Tengah Kisruh Politik Malaysia )

Dia menambahkan bahwa kombinasi Mahathir-Ku Li mungkin hanya akan terbuka untuk anggota parlemen UMNO yang "disukai" Mahathir atau tidak dianggap "tercemar".

Awang Azman mengatakan Pejuang hanya memanfaatkan krisis politik yang sedang berlangsung dengan menunjuk Mahathir sebagai kandidatnya untuk posisi puncak.

Dia mengatakan foto-foto Ku Li dengan Mahathir digunakan untuk memberikan persepsi bahwa mungkin ada beberapa bentuk kerja sama antara kedua pemimpin veteran itu, meski belum ada pernyataan resmi yang dikeluarkan.

Dia mengatakan sikap Mahathir membuat kerja sama dengan pihak lain menjadi sulit, dan menambahkan bahwa sangat tidak mungkin baginya untuk bekerja dengan Muhyiddin setelah banyak kritik yang dilontarkan kepada perdana menteri.

Awal pekan lalu, Mahathir mengajukan mosi tidak percaya baru terhadap Muhyiddin, setelah upaya sebelumnya tidak berhasil karena kurangnya waktu di Dewan Rakyat.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1192 seconds (0.1#10.140)