Kisruh Politik di Malaysia, Gebrakan Anwar Ibrahim Terganjal
loading...
A
A
A
KUALA LUMPUR - Meskipun Anwar Ibrahim mengklaim mendapatkan suara mayoritas di parlemen untuk menggulingkan pemerintahan saat ini, pihak Istana Negara mengklaim pemimpin oposisi tidak menyerahkan daftar anggota parlemen yang mendukungnya.
Dalam pernyataan resmi pejabat Rumah Tangga Kerajaan Malaysia, Ahmad Fadil Shamsuddin mengatakan, pertemuan Raja Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah dan Anwar berlangsung kemarin selama 25 menit. (Baca: Hukum Bercakap-cakap Ketika Melakukan Jimak)
“Pada pertemuan tersebut, Anwar menyampaikan jumlah anggota parlemen yang diklaim mendukungnya. Namun, dia tidak menyerahkan daftar nama anggota parlemen yang mendukungnya,” ungkapnya dilansir Channel News Asia.
Berkaitan dengan hal tersebut, Raja Malaysia pun menasihati Anwar untuk mematuhi dan menghormati proses hukum sesuai dengan Konstitusi Federal.
Hal berbeda diungkapkan Anwar dalam keterangan pers. Dia mengatakan, dirinya bertemu dengan Raja dan menyerahkan daftar anggota parlemen yang mendukungnya. Dia menyatakan, Raja akan mempelajari dokumen tersebut dan berkonsultasi dengan partai politik lainnya.
“Dengan dokumen tersebut, sangat jelas kita akan membentuk pemerintahan karena memiliki suara mayoritas di parlemen,” kata Anwar. “Saya akan meminta rakyat Malaysia bersabar, bijaksana, dan mengizinkan Raja untuk memutuskan berdasarkan semangat konstitusi dan diskresi Yang Mulia,” paparnya. (Baca juga: Kenali Bahaya Virus Rotavirus yang Bisa Mematikan)
Anwar juga menambahkan, pemerintahan yang dipimpin Muhyiddin Yassin akan jatuh. Dia juga meminta Muhyiddin untuk mengundurkan diri karena telah kehilangan mayoritas di parlemen.
Pertemuan dengan Raja Malaysia, menurut Anwar, bukan tentang kemenangan atau kekalahan. Namun, itu bertujuan untuk membangun negara yang progresif dan adil untuk mengatasi Covid-19 dan meningkatkan ekonomi.
Siapa anggota parlemen Malaysia yang mendukung Anwar ? “Mayoritas pendukungnya adalah anggota parlemen Malayu dan Muslim,” katanya. Dia mengutamakan upaya menegaskan diri dan menjamin rakyat Malaysia secara mayoritas. “Kita memiliki hak bagi setiap warga di negara ini,” katanya.
Menjawab pertanyaan jurnalis, Anwar menegaskan dirinya mendapatkan dukungan lebih dari 120 anggota parlemen Malaysia. “Pemerintahan saya merupakan pemerintahan inklusif, di mana tidak ada kepentingan pribadi dan politik,” paparnya. (Baca juga: Petinggi KAMI Ditangkap, Ini Tanggapan Din Syamsuddin)
Sementara itu, Sekjen Partai Aksi Demokratik (DAP) Lim Guan Eng juga dipanggil ke Istana Negara untuk bertemu Raja. Sebelumnya, dukungan juga disampaikan Partai Aksi Demokratik (DAP) mengenai pembentukan pemerintahan baru Malaysia yang stabil.
Wakil Ketua DAP Chow Kon Yeow mengungkapkan, dirinya tidak mengetahui berapa jumlah anggota parlemen yang diraih Anwar. "Kita akan menunggu," jelasnya kepada New Straits Times.
Chow yang menjabat Menteri Besar Penang mengatakan, rakyat Malaysia menginginkan pemerintahan yang stabil dan kuat di tengah krisis kesehatan dan ekonomi. "Pemerintahan yang kuat dan peduli kepada rakyat bisa membawa negara ini mencapai keinginan bersama," katanya.
Presiden Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) Ahmad Zahid Hamidi mengungkapkan, dirinya mendapatkan informasi bahwa banyak anggota parlemen UMNO dan Barisan Nasional (BN) menyatakan dukungan bagi Anwar untuk membentuk pemerintahan baru. Dia juga menegaskan, UMNO dan BN bukan komponen utama pada Perikatan Nasional (PN), dukungan untuk pemerintahan PN datang dari individu masing-masing. (Lihat videonya: Sejumlah Aktivis dan Petinggi KAMI Ditangkap Polisi)
“UMNO dan BN tidak mampu menghentikan anggota parlemen yang mendukung Anwar untuk bertemu dengan Yang Dipertuan Agung,” kata Hamidi. “Saya sudah diberi tahu bahwa banyak anggota parlemen dari UMNO dan BN memberikan dukungan kepada Anwar. Saya menghargai keputusan mereka,” katanya.
Dukungan bagi Anwar juga dinyatakan Presiden Partai Amanah Negara Mohamad Sabu. Dia mengatakan, 11 anggota parlemen dari partainya memberikan dukungan bagi Anwar. “Kita tahu kalau Anwar telah mendapatkan dukungan mayoritas anggota parlemen membentuk pemerintahan baru,” kata Sabu dilansir Malay Mail. (Andika H Mustaqim)
Dalam pernyataan resmi pejabat Rumah Tangga Kerajaan Malaysia, Ahmad Fadil Shamsuddin mengatakan, pertemuan Raja Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah dan Anwar berlangsung kemarin selama 25 menit. (Baca: Hukum Bercakap-cakap Ketika Melakukan Jimak)
“Pada pertemuan tersebut, Anwar menyampaikan jumlah anggota parlemen yang diklaim mendukungnya. Namun, dia tidak menyerahkan daftar nama anggota parlemen yang mendukungnya,” ungkapnya dilansir Channel News Asia.
Berkaitan dengan hal tersebut, Raja Malaysia pun menasihati Anwar untuk mematuhi dan menghormati proses hukum sesuai dengan Konstitusi Federal.
Hal berbeda diungkapkan Anwar dalam keterangan pers. Dia mengatakan, dirinya bertemu dengan Raja dan menyerahkan daftar anggota parlemen yang mendukungnya. Dia menyatakan, Raja akan mempelajari dokumen tersebut dan berkonsultasi dengan partai politik lainnya.
“Dengan dokumen tersebut, sangat jelas kita akan membentuk pemerintahan karena memiliki suara mayoritas di parlemen,” kata Anwar. “Saya akan meminta rakyat Malaysia bersabar, bijaksana, dan mengizinkan Raja untuk memutuskan berdasarkan semangat konstitusi dan diskresi Yang Mulia,” paparnya. (Baca juga: Kenali Bahaya Virus Rotavirus yang Bisa Mematikan)
Anwar juga menambahkan, pemerintahan yang dipimpin Muhyiddin Yassin akan jatuh. Dia juga meminta Muhyiddin untuk mengundurkan diri karena telah kehilangan mayoritas di parlemen.
Pertemuan dengan Raja Malaysia, menurut Anwar, bukan tentang kemenangan atau kekalahan. Namun, itu bertujuan untuk membangun negara yang progresif dan adil untuk mengatasi Covid-19 dan meningkatkan ekonomi.
Siapa anggota parlemen Malaysia yang mendukung Anwar ? “Mayoritas pendukungnya adalah anggota parlemen Malayu dan Muslim,” katanya. Dia mengutamakan upaya menegaskan diri dan menjamin rakyat Malaysia secara mayoritas. “Kita memiliki hak bagi setiap warga di negara ini,” katanya.
Menjawab pertanyaan jurnalis, Anwar menegaskan dirinya mendapatkan dukungan lebih dari 120 anggota parlemen Malaysia. “Pemerintahan saya merupakan pemerintahan inklusif, di mana tidak ada kepentingan pribadi dan politik,” paparnya. (Baca juga: Petinggi KAMI Ditangkap, Ini Tanggapan Din Syamsuddin)
Sementara itu, Sekjen Partai Aksi Demokratik (DAP) Lim Guan Eng juga dipanggil ke Istana Negara untuk bertemu Raja. Sebelumnya, dukungan juga disampaikan Partai Aksi Demokratik (DAP) mengenai pembentukan pemerintahan baru Malaysia yang stabil.
Wakil Ketua DAP Chow Kon Yeow mengungkapkan, dirinya tidak mengetahui berapa jumlah anggota parlemen yang diraih Anwar. "Kita akan menunggu," jelasnya kepada New Straits Times.
Chow yang menjabat Menteri Besar Penang mengatakan, rakyat Malaysia menginginkan pemerintahan yang stabil dan kuat di tengah krisis kesehatan dan ekonomi. "Pemerintahan yang kuat dan peduli kepada rakyat bisa membawa negara ini mencapai keinginan bersama," katanya.
Presiden Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) Ahmad Zahid Hamidi mengungkapkan, dirinya mendapatkan informasi bahwa banyak anggota parlemen UMNO dan Barisan Nasional (BN) menyatakan dukungan bagi Anwar untuk membentuk pemerintahan baru. Dia juga menegaskan, UMNO dan BN bukan komponen utama pada Perikatan Nasional (PN), dukungan untuk pemerintahan PN datang dari individu masing-masing. (Lihat videonya: Sejumlah Aktivis dan Petinggi KAMI Ditangkap Polisi)
“UMNO dan BN tidak mampu menghentikan anggota parlemen yang mendukung Anwar untuk bertemu dengan Yang Dipertuan Agung,” kata Hamidi. “Saya sudah diberi tahu bahwa banyak anggota parlemen dari UMNO dan BN memberikan dukungan kepada Anwar. Saya menghargai keputusan mereka,” katanya.
Dukungan bagi Anwar juga dinyatakan Presiden Partai Amanah Negara Mohamad Sabu. Dia mengatakan, 11 anggota parlemen dari partainya memberikan dukungan bagi Anwar. “Kita tahu kalau Anwar telah mendapatkan dukungan mayoritas anggota parlemen membentuk pemerintahan baru,” kata Sabu dilansir Malay Mail. (Andika H Mustaqim)
(ysw)