Dituding Pence Biang Kerok Pandemi, China Sensor Debat Cawapres AS

Jum'at, 09 Oktober 2020 - 18:21 WIB
loading...
Dituding Pence Biang...
Dituding Mike Pence biang kerok pandemi Corona, China sensor debat Cawapres AS. Foto/Mothership
A A A
BEIJING - China menyensor debat calon wakil presiden (Cawapres) Amerika Serikat (AS) saat calon incumbent Mike Pence mulai menyalahkan Beijing atas pandemi virus Corona . Sinyal CNN di China diketahui drop saat Pence mulai berbicara tentang topik tersebut.

Perdebatan tersebut disiarkan CNN di China, saluran yang secara teratur disela oleh sensor. Secara umum, saluran tersebut tidak tersedia secara luas di China, sebagian besar hanya dapat diakses di hotel, kompleks diplomatik dan blok apartemen yang sering dikunjungi oleh orang asing.

Sinyal CNN diketahui drop selama sekitar 30 detik selama debat pada hari Rabu lalu. Gangguan itu terjadi tepat ketika Pence mengatakan "China yang harus disalahkan" ketika membahas pandemi Covid-19 yang hingga saat ini telah menewaskan lebih dari 211.000 warga Amerika dan menginfeksi lebih dari 7,5 juta — termasuk Presiden Donald Trump dan sejumlah staf Gedung Putih.

Nathan VanderKlippe, koresponden Beijing untuk surat kabar Globe and Mail Kanada, berkicau di Twitter bahwa sinyal CNN terputus selama debat. Dia memposting gambar interupsi, menunjukkan layar bertuliskan: "Tidak ada sinyal, harap bersiap."

"China menyensor komentar Pence tentang China. Sinyal kembali ketika Harris mulai berbicara," tulis VanderKlippe seperti disitir dari Newsweek, Jumat (9/10/2020).

The Australian Associated Press juga melaporkan bahwa sensor China telah turun tangan untuk memblokir komentar Pence.

Dalam bagian debat yang disensor, Pence mengulangi baris serangan utama pemerintahan Trump terhadap Beijing terkait pandemi. Gedung Putih telah mencoba menghindari kesalahan atas penanganan krisisnya dengan menuduh China menutupi tingkat dan tingkat keparahan wabah Covid-19, dan menyalahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena memfasilitasi penipuan yang dilakukan China.(Baca juga: Debat Cawapres AS: Harris dan Pence Saling Serang soal Penanganan Covid-19 )

"China yang harus disalahkan atas virus Corona dan Presiden Trump tidak senang tentang itu," kata Pence.

"China dan Organisasi Kesehatan Dunia tidak bermain langsung dengan rakyat Amerika, mereka tidak mengizinkan personel kami ke China untuk mendapatkan informasi tentang virus Corona hingga pertengahan Februari," imbuhnya.

Pence juga mengulangi klaim yang menyesatkan — yang berulang kali didengungkan oleh Trump dan sekutunya — bahwa presiden menangguhkan semua perjalanan dari China pada Januari. Trump telah mengklaim langkah ini menyelamatkan ratusan ribu nyawa, meskipun tidak menawarkan bukti apa pun untuk mendukung klaim tersebut.

Pembatasan Trump atas China tidak melarang semua perjalanan dari negara itu ke AS, larangan itu hanya menghentikan masuknya warga negara asing yang telah berada di China dalam 14 hari terakhir. Warga Amerika dan penduduk tetap AS masih diizinkan masuk, bahkan jika kembali dari provinsi Hubei tempat wabah pertama kali terjadi, tunduk pada karantina 14 hari.

Ratusan ribu pelancong masih memasuki AS dengan penerbangan dari China setelah larangan tersebut, dan hingga 27 Februari pelancong ke AS tidak menghadapi pembatasan atau tindakan karantina lain.

Terlepas dari itu, virus Corona sudah ada di AS ketika pembatasan diberlakukan. Dan analisis genetik menunjukkan bahwa wabah di AS tidak disebabkan oleh pelancong yang datang dari China. Wabah di New York, misalnya, tampaknya disebabkan oleh orang yang datang dari Eropa.

Harris menanggapi pernyataan Pence dengan menyerang catatan virus Corona pemerintah.

"Perspektif dan pendekatan pemerintahan Trump ke China telah mengakibatkan hilangnya nyawa orang Amerika, pekerjaan Amerika, dan posisi Amerika," ujarnya.(Baca juga: Pilpres Amerika Serikat, Kamala Harris Menangi Debat dengan Pence )
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
10 Stasiun Metro Terdalam...
10 Stasiun Metro Terdalam di Dunia, Salah Satunya di Pyongyang Mencapai 110 Meter
Elon Musk: Drone Murah...
Elon Musk: Drone Murah China Bisa Hancurkan Jet Tempur Siluman F-35 AS dalam Hitungan Detik
Dampak Perang Dagang:...
Dampak Perang Dagang: Canton Fair Sepi, Industri Ekspor China Terguncang
Putin dan Netanyahu...
Putin dan Netanyahu Absen di Pemakaman Paus Fransiskus, Beijing Tetap Bungkam, Kenapa?
Konvoi Ambulans Ditembaki,...
Konvoi Ambulans Ditembaki, Sentimen Anti-China Meningkat di Myanmar
10 Kelemahan Militer...
10 Kelemahan Militer AS dan 4 Cara China Menang Perang dengan Mudah
Perbandingan Kekuatan...
Perbandingan Kekuatan Militer AS vs China 2025, Dua Superpower yang Berseteru
Mengenal Genevieve Jeanningros,...
Mengenal Genevieve Jeanningros, Biarawati yang Terobos Protokol Vatikan Demi Melihat Jenazah Paus
3 Fakta Pembunuhan Muslim...
3 Fakta Pembunuhan Muslim di Prancis, Sadis Ditikam Puluhan Kali Saat Salat di Masjid
Rekomendasi
MedcoEnergi Paparkan...
MedcoEnergi Paparkan Kontribusi untuk Transisi Energi di AOF 2025
Denza Z Concept: Lahirnya...
Denza Z Concept: Lahirnya Sang Predator Performa! Teknologi Suspensi Magnetik dan Steer-by-Wire Gemparkan Auto Shanghai 2025!
Hasan Nasbi Mundur dari...
Hasan Nasbi Mundur dari Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan
Berita Terkini
Begini Hubungan Kerabat...
Begini Hubungan Kerabat Raja Salman dengan Pangeran Arab Saudi Si Sleeping Prince yang Koma 20 Tahun
50 menit yang lalu
Kronologi Kapal Induk...
Kronologi Kapal Induk AS Mengelak dari Serangan Houthi Bikin Jet Tempur F/A-18 Jatuh ke Laut
3 jam yang lalu
10 Stasiun Metro Terdalam...
10 Stasiun Metro Terdalam di Dunia, Salah Satunya di Pyongyang Mencapai 110 Meter
3 jam yang lalu
Tentara India dan Pakistan...
Tentara India dan Pakistan Saling Tembak di Kashmir untuk Malam Kelima Berturut-turut
3 jam yang lalu
Berapa Umur Bumi?
Berapa Umur Bumi?
3 jam yang lalu
Di Ambang Perang dengan...
Di Ambang Perang dengan Pakistan, India Borong 26 Jet Tempur Rafale Prancis
4 jam yang lalu
Infografis
AS Butuh Rp15.919 Triliun...
AS Butuh Rp15.919 Triliun untuk Memodernisasi Senjata Nuklirnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved