Terburuk dalam Sejarah: Hampir 500 Paus Pilot Terdampar di Australia, 380 Mati

Kamis, 24 September 2020 - 08:11 WIB
loading...
Terburuk dalam Sejarah:...
Hampir 500 ekor paus pilot terdampar di Australia 380 mati. Foto/Irish Times
A A A
CANBERRA - Jumlah paus pilot yang ditemukan terdampar di Australia ternyata lebih banyak dari yang diperkirakan. Diperkirakan hampir 500 ekor paus pilot terdampar, termasuk 380 ekor yang telah mati. Ini adalah kasus terdampar massal terbesar yang pernah tercatat di negara itu.

Pihak berwenang telah bekerja untuk menyelamatkan para paus itu di antara sekitar 270 paus yang ditemukan pada Senin di pantai dan dua gundukan pasir di dekat kota pesisir terpencil Strahan di negara bagian pulau selatan Tasmania.

"200 paus terdampar lainnya terlihat dari helikopter pada Rabu kurang dari 10 kilometer ke selatan," kata Manajer Taman dan Layanan Margasatwa Tasmania Nic Deka seperti dikutip dari New Zealand Herald, Kamis (24/9/2020).

Semua 200 paus telah dipastikan mati pada sore hari. Itu termasuk di antara 380 paus yang telah mati secara keseluruhan, 30 yang masih hidup tetapi terdampar dan 50 yang telah diselamatkan sejak Selasa.

"Kami akan terus bekerja untuk membebaskan hewan sebanyak yang kami bisa," ujar Deka.

"Kami akan terus bekerja selama masih ada hewan hidup," imbuhnya.(Baca juga: Duar, Jerapah di Afsel Mati Tersambar Petir )

Sekitar 30 paus dalam keadaan terdampar semula dipindahkan dari gundukan pasir ke lautan terbuka pada hari Selasa, tetapi beberapa paus terdampar lagi.

Sekitar sepertiga dari kelompok pertama telah meninggal pada Senin malam.

Tasmania adalah satu-satunya negara bagian Australia yang rentan terhadap kasus paus terdampar massal, meskipun kadang-kadang terjadi di daratan Australia.

Kasus paus terdampar massal terbesar di Australia sebelumnya adalah 320 paus pilot di dekat kota Dunsborough, Australia Barat pada tahun 1996.(Baca juga: Selfie Sambil Genggam Testis Harimau Bonbin, Wanita Ini Picu Kemarahan )
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1616 seconds (0.1#10.140)