Arab Saudi Tuntut Keadilan Bagi Palestina

Selasa, 08 September 2020 - 06:46 WIB
loading...
A A A
Negara Arab, terutama Arab Saudi, menganggap Iran sebagai musuh utama karena adanya perbedaan paham agama dan politik sejak berabad-abad silam. Begitu pun sebaliknya. Ketegangan hubungan kedua negara kian kentara sejak Iran mengalami revolusi pada 1979. Persaingan itu dapat dirasakan dalam perang antaragama di Suriah, Irak, dan Yaman.

Sama seperti negara Arab, Israel juga menganggap Iran sebagai musuh politik dan militer. Israel bahkan sering terlibat kontak senjata dengan kelompok yang didukung Iran seperti Hezbollah di wilayah perbatasan. Raja Hamad dari Bahrain juga sangat lantang mendesak ditekannya perdamaian dengan Israel untuk menghadapi Iran dengan kekuatan penuh.

Pemulihan hubungan UEA dan Israel diperkirakan tidak akan memberikan dampak signifikan di lapangan. Bagaimanapun, hubungan resmi itu dapat membantu negara Arab, khususnya UEA, menggalang kepercayaan dari Israel dan negara sekutunya. Saat ini Rusia dan Turki juga sangat aktif secara militer dan mengambil posisi dalam konflik Timur Tengah. (Lihat videonya: Inilah Kriteria Wanita Muslimah yang Dirindukan Surga)

Para ahli memprediksi Bahrain, Maroko, dan Oman akan segera mengikuti UEA, sedangkan Arab Saudi kemungkinan belakangan, kendati AS berharap Arab Saudi juga secepatnya menormalisasi hubungan dengan Israel. Tidak seperti UEA, Arab Saudi memikul tanggung jawab yang berat. Sekali tersandung, Arab Saudi dapat babak belur.

Bahkan, sebagian ahli menduga Arab Saudi tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sampai Palestina meraih kemerdekaan dan perdamaian. Pasalnya, kritikan terhadap Arab Saudi akan tajam, baik dari masyarakat maupun pemimpin negara dengan penduduk muslim. Pembukaan hubungan dengan Israel juga dapat menjadi bumerang. (Muh Shamil)
(ysw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1130 seconds (0.1#10.140)