Dominasi Senjata Laser Jadi Medan Perlombaan Senjata AS dan China
loading...
A
A
A
BEIJING - Penggunaan laser berenergi tinggi untuk aplikasi Angkatan Laut semakin meningkat di antara kekuatan militer dunia. China berada di antara mereka yang bersiap untuk berlomba dengan Amerika Serikat (AS) untuk mendapatkan supremasi.
Senjata berenergi terarah yang didasarkan pada laser dapat menawarkan biaya rendah per tembakan dan magasin yang hampir tak terbatas untuk menyediakan cara yang efisien dan efektif untuk bertahan dari serangan rudal atau kawanan drone.
(Baca: Tegang dengan Yunani, Turki Kembangkan Rudal Hipersonik dan Senjata Laser )
Banyak negara, seperti AS, China, Israel, Prancis, Jerman, dan Rusia, telah meneliti senjata untuk waktu yang lama, dan negara-negara besar sedang meningkatkan perkembangan mereka untuk mendapatkan keunggulan.
Song Zhongping, seorang analis militer yang berbasis di Hong Kong, mengatakan senjata laser termasuk dalam senjata generasi baru yang berpotensi mengubah wajah perang dan sangat penting.
"Perlombaan senjata laser telah lama dimulai. AS memiliki pondasi teknologi yang lebih kokoh, tetapi China sedang bekerja untuk mempersempit kesenjangan," ucapnya, seperti dilansir South China Morning Post.
Senjata laser juga dapat dilihat sebagai simbol penting dari transformasi militer China, mengingat adopsi mereka akan mengubah bentuk peperangan di masa depan.
Menurut laporan Layanan Riset Kongres pada awal Agustus, AS telah meneliti energi terarah sejak 1960-an dan tidak diragukan lagi merupakan pemimpin dalam pengembangan senjata laser. Pada Mei, kapal USS Portland milik Angkatan Laut AS menguji senjata laser yang mampu menghancurkan ancaman darat, laut, dan darat di Pasifik.
Angkatan Laut Amerika memasang senjata laser di atas kapal perusak kelas Arleigh Burke USS Dewey pada November tahun lalu, sebelum mengumumkannya pada akhir Februari.
Disebut Optical Dazzling Interdictor Navy, atau ODIN, sistem ini adalah penerus teknologi dari Laser Weapons System (LaWS), laser 30 kilowatt yang dipasang pada tahun 2014 di dok transportasi amfibi USS Ponce. Angkatan Laut AS mengharapkan memiliki delapan kapal perang yang dapat dilengkapi dengan ODIN dalam tiga tahun ke depan.
Senjata berenergi terarah yang didasarkan pada laser dapat menawarkan biaya rendah per tembakan dan magasin yang hampir tak terbatas untuk menyediakan cara yang efisien dan efektif untuk bertahan dari serangan rudal atau kawanan drone.
(Baca: Tegang dengan Yunani, Turki Kembangkan Rudal Hipersonik dan Senjata Laser )
Banyak negara, seperti AS, China, Israel, Prancis, Jerman, dan Rusia, telah meneliti senjata untuk waktu yang lama, dan negara-negara besar sedang meningkatkan perkembangan mereka untuk mendapatkan keunggulan.
Song Zhongping, seorang analis militer yang berbasis di Hong Kong, mengatakan senjata laser termasuk dalam senjata generasi baru yang berpotensi mengubah wajah perang dan sangat penting.
"Perlombaan senjata laser telah lama dimulai. AS memiliki pondasi teknologi yang lebih kokoh, tetapi China sedang bekerja untuk mempersempit kesenjangan," ucapnya, seperti dilansir South China Morning Post.
Senjata laser juga dapat dilihat sebagai simbol penting dari transformasi militer China, mengingat adopsi mereka akan mengubah bentuk peperangan di masa depan.
Menurut laporan Layanan Riset Kongres pada awal Agustus, AS telah meneliti energi terarah sejak 1960-an dan tidak diragukan lagi merupakan pemimpin dalam pengembangan senjata laser. Pada Mei, kapal USS Portland milik Angkatan Laut AS menguji senjata laser yang mampu menghancurkan ancaman darat, laut, dan darat di Pasifik.
Angkatan Laut Amerika memasang senjata laser di atas kapal perusak kelas Arleigh Burke USS Dewey pada November tahun lalu, sebelum mengumumkannya pada akhir Februari.
Disebut Optical Dazzling Interdictor Navy, atau ODIN, sistem ini adalah penerus teknologi dari Laser Weapons System (LaWS), laser 30 kilowatt yang dipasang pada tahun 2014 di dok transportasi amfibi USS Ponce. Angkatan Laut AS mengharapkan memiliki delapan kapal perang yang dapat dilengkapi dengan ODIN dalam tiga tahun ke depan.