Menyayat Hati, Bocah Cilik Palestina Buta usai Ditembak Polisi Israel

Senin, 24 Februari 2020 - 16:42 WIB
Menyayat Hati, Bocah Cilik Palestina Buta usai Ditembak Polisi Israel
Menyayat Hati, Bocah Cilik Palestina Buta usai Ditembak Polisi Israel
A A A
YERUSALEM - Bocah cilik Palestina bernama Malik Eissa ini baru berumur sembilan tahun. Namun, dia mengalami kebutaan di salah satu matanya setelah terkena tembakan polisi Israel di bagian wajah di wilayah Yerusalem Timur, 15 Februari lalu.

Nasib Eissa yang menyayat hati mendorong Wali Kota Yerusalem Moshe Lion untuk mengunjunginya di rumah sakit pada hari Sabtu pekan lalu.

Eissa dirawat di rumah sakit setelah terkena amunisi yang tidak mematikan dari polisi Israel. Penduduk Yerusalem Timur mengatakan bocah itu baru saja turun dari bus di lingkungan Issawiya ketika polisi melepaskan tembakan.

Polisi mengatakan pada saat itu bahwa mereka telah merespons kerusuhan di lingkungan itu dan menggunakan senjata tidak mematikan, yang biasanya merujuk pada peluru karet dan putaran spons yang dapat menyebabkan cedera serius tetapi jarang fatal. Juru bicara kepolisian Israel, Micky Rosenfeld, mengatakan penyelidikan atas insiden itu sedang berlangsung.

Saat menjenguk Eissa di tepi ranjang tidurnya di rumah sakit, Lion berjanji akan mengambil anak kecil itu sebagai anak asuhnya. "Katakan pada saya apa yang Anda inginkan dan Anda akan mendapatkannya, saya akan menjaganya seolah-olah dia adalah anak saya," katanya, menurut surat kabar Haaretz, Senin (24/2/2020), yang mengutip ayah bocah lelaki itu, Wael.

Wali Kota Lion tidak merilis pernyataan atau cuplikan video dari kunjungannya tersebut. Namun, sebuah video tentang kunjungannya, entah siapa yang merekam, telah dipublikasikan di media sosial.

Pada hari Minggu, Eissa dijadwalkan menjalani operasi ketiganya sejak cedera, di mana dokter akan mengangkat mata kirinya untuk mencegah bahaya bagi mata dan bagian otak.

Situs berita Channel 12 melaporkan pada Kamis malam bahwa dua polisi yang terlibat dalam insiden itu telah diperiksa dengan hati-hati oleh Departemen Investigasi Internal Polisi.

Polisi yang diyakini telah menembakkan peluru yang menghantam wajah Eissa mengklaim bahwa ia menargetkan dinding untuk memeriksa kalibrasi senjatanya. Namun, para penyelidik mempertanyakan klaim itu.

Mohammed Abu al-Hummus, seorang pemimpin komunitas Palestina yang telah secara teratur mengunjungi keluarga Eissa di rumah sakit, mengatakan bahwa bocah itu telah kehilangan penglihatan setelah operasi pada hari Rabu.

Para warga Issawiya mengatakan polisi telah melakukan serangan hampir setiap hari di lingkungan mereka selama beberapa bulan yang sering memicu demonstrasi dan bentrokan. Polisi menyalahkan kekerasan pada pemuda setempat, yang mereka tuduh melemparkan batu dan bom api ke kendaraan patroli pasukan Israel.

Issawiya adalah bagian dari Yerusalem Timur, yang direbut Israel dalam Perang Enam Hari 1967 bersama dengan Tepi Barat dan Jalur Gaza. Yerusalem Timur merupakan wilayah yang diinginkan Palestina sebagai ibu kota setelah merdeka nanti.

Namun, Israel memandang seluruh kota suci Yerusalem sebagai ibu kotanya tanpa terbagi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4023 seconds (0.1#10.140)