WHO Tunggu Undangan China untuk Gabung Dalam Investigasi Covid-19
loading...
A
A
A
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengaku tertarik untuk berkolaborasi dengan mitra asing dan ingin menerima undangan dari China untuk menyelidiki asal binatang yang diduga menjadi sumber virus Covid-19. Hal itu disampaikan oleh juru bicara WHO, Tarik Jasarevic.
"WHO akan tertarik untuk bekerja dengan mitra internasional dan atas undangan pemerintah China untuk ikut serta dalam penyelidikan mengenai binatang asal dari Covid-19," kata Jasarevic dalam sebuah pernyataan.
Dia menuturkan, hal ini khususnya menyangkut, klarifikasi terperinci tentang sumber dan jenis spesies satwa liar dan hewan ternak yang dijual di pasar-pasar yang menjual hewan-hewan liar di Wuhan.
"Pemahaman kami bahwa sejumlah investigasi untuk lebih memahami sumber wabah di China saat ini sedang berlangsung atau direncanakan," ungkapnya, seperti dilansir Tass pada Minggu (3/5/2020).
"Ini termasuk penyelidikan kasus manusia dengan onset gejala di dan sekitar Wuhan pada akhir 2019, pengambilan sampel lingkungan dari pasar dan peternakan di daerah di mana kasus manusia pertama diidentifikasi, dan catatan terperinci tentang sumber dan jenis spesies satwa liar dan hewan ternak yang dijual di pasar ini. WHO saat ini tidak terlibat dalam studi di China," sambungnya.
Menurutnya, hasil dari penelitian ini sangat penting untuk mencegah masuknya zoonosis lebih lanjut dari virus yang menyebabkan Covid-19 ke dalam populasi manusia.
"WHO akan tertarik untuk bekerja dengan mitra internasional dan atas undangan pemerintah China untuk ikut serta dalam penyelidikan mengenai binatang asal dari Covid-19," kata Jasarevic dalam sebuah pernyataan.
Dia menuturkan, hal ini khususnya menyangkut, klarifikasi terperinci tentang sumber dan jenis spesies satwa liar dan hewan ternak yang dijual di pasar-pasar yang menjual hewan-hewan liar di Wuhan.
"Pemahaman kami bahwa sejumlah investigasi untuk lebih memahami sumber wabah di China saat ini sedang berlangsung atau direncanakan," ungkapnya, seperti dilansir Tass pada Minggu (3/5/2020).
"Ini termasuk penyelidikan kasus manusia dengan onset gejala di dan sekitar Wuhan pada akhir 2019, pengambilan sampel lingkungan dari pasar dan peternakan di daerah di mana kasus manusia pertama diidentifikasi, dan catatan terperinci tentang sumber dan jenis spesies satwa liar dan hewan ternak yang dijual di pasar ini. WHO saat ini tidak terlibat dalam studi di China," sambungnya.
Menurutnya, hasil dari penelitian ini sangat penting untuk mencegah masuknya zoonosis lebih lanjut dari virus yang menyebabkan Covid-19 ke dalam populasi manusia.
(esn)