Tren #KaburAjaDulu Juga Pernah Melanda Venezuela, Pemilik Minyak Terbesar di Dunia tapi Miskin
loading...
A
A
A
Pada 2017, Venezuela menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam sejarahnya dan produksi minyak terendah—hanya 2,5 juta barel per hari—dalam 23 tahun. Berikut masalah pahit yang pernah melanda Venezuela:
Kurangnya diversifikasi ekonomi menjadi penyebab kesengsaraan ekonomi Venezuela.
Menurut angka OPEC tahun 2015, Venezuela memiliki cadangan minyak mentah paling banyak di dunia, dengan lebih dari 300 miliar barel. Itu menempatkannya di atas Arab Saudi (266 miliar barel), Iran (158 miliar barel) dan Irak (142 miliar barel).
Data itu tak jauh berbeda pada saat ini, yang menempatkan Venezuela sebagai pemilik cadangan minyak mentah terbesar di dunia.
Meskipun minyak tidak secara otomatis sama dengan uang tunai, pemerintah Venezuela telah membelanjakan uangnya seolah-olah demikian.
Kurangnya transparansi mempersulit penentuan angka pasti pengeluaran. Namun, yang jelas adalah bahwa Chavez menempatkan "emas hitam" di pusat ekonominya: lebih dari 90 persen ekspor Venezuela dan sekitar setengah dari pendapatan pemerintah berasal dari minyak.
Ketika harga minyak anjlok dari USD115 per barel pada tahun 2014 menjadi hampir setengahnya, PDB Venezuela menyusut sebesar 10 persen.
Harga minyak tidak menceritakan keseluruhan cerita. Pendekatan Chavez untuk mendapatkan keuntungan dari minyak—yang telah diperburuk oleh penggantinya; Maduro—yang disimpulkan oleh laporan DW.com dengan satu kata: salah urus.
Petróleos de Venezuela (PDVSA), perusahaan minyak milik negara Venezuela, melakukan mogok operasi pada tahun 2002 setelah kudeta gagal menyingkirkan Chavez dari kekuasaan.
Sebagai balasannya, Chavez saat itu memecat sekitar 18.000 personel PDVSA. Langkah tersebut menandai dimulainya pendekatan intrusif untuk mengelola minyak negara.
1. Mengapa Kaya Minyak, tapi Miskin?
Kurangnya diversifikasi ekonomi menjadi penyebab kesengsaraan ekonomi Venezuela.
Menurut angka OPEC tahun 2015, Venezuela memiliki cadangan minyak mentah paling banyak di dunia, dengan lebih dari 300 miliar barel. Itu menempatkannya di atas Arab Saudi (266 miliar barel), Iran (158 miliar barel) dan Irak (142 miliar barel).
Data itu tak jauh berbeda pada saat ini, yang menempatkan Venezuela sebagai pemilik cadangan minyak mentah terbesar di dunia.
Meskipun minyak tidak secara otomatis sama dengan uang tunai, pemerintah Venezuela telah membelanjakan uangnya seolah-olah demikian.
Kurangnya transparansi mempersulit penentuan angka pasti pengeluaran. Namun, yang jelas adalah bahwa Chavez menempatkan "emas hitam" di pusat ekonominya: lebih dari 90 persen ekspor Venezuela dan sekitar setengah dari pendapatan pemerintah berasal dari minyak.
Ketika harga minyak anjlok dari USD115 per barel pada tahun 2014 menjadi hampir setengahnya, PDB Venezuela menyusut sebesar 10 persen.
2. Minyak Tanpa Keahlian Tak Ada Nilainya
Harga minyak tidak menceritakan keseluruhan cerita. Pendekatan Chavez untuk mendapatkan keuntungan dari minyak—yang telah diperburuk oleh penggantinya; Maduro—yang disimpulkan oleh laporan DW.com dengan satu kata: salah urus.
Petróleos de Venezuela (PDVSA), perusahaan minyak milik negara Venezuela, melakukan mogok operasi pada tahun 2002 setelah kudeta gagal menyingkirkan Chavez dari kekuasaan.
Sebagai balasannya, Chavez saat itu memecat sekitar 18.000 personel PDVSA. Langkah tersebut menandai dimulainya pendekatan intrusif untuk mengelola minyak negara.
Lihat Juga :