Trump Ungkap Zelensky Siap untuk Perdamaian
loading...

Presiden AS Donald Trump. Foto/tasnim
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky sangat ingin mengakhiri permusuhan dengan Rusia.
Dia menambahkan Presiden Rusia Vladimir Putin juga ingin menyelesaikan konflik tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, Trump telah beberapa kali berjanji membawa kedua pihak yang bertikai ke meja perundingan untuk mengamankan kesepakatan damai.
Dalam unggahan di platform Truth Social miliknya pada hari Rabu (12/2/2025), Trump mengatakan dia "baru saja berbicara" dengan Zelensky, seraya menambahkan, "Dia, seperti Presiden Putin, ingin menciptakan PERDAMAIAN."
Trump mengatakan pertemuan "sedang dipersiapkan pada hari Jumat di Munich," dengan Wakil Presiden JD Vance dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio memimpin delegasi AS.
Dia menyatakan harapan negosiasi tersebut akan membuahkan hasil yang "positif". "Tuhan memberkati rakyat Rusia dan Ukraina!" Trump menyimpulkan.
Sebelumnya pada hari itu, Putin dan Trump melakukan panggilan telepon, yang digambarkan presiden AS sebagai "panjang dan sangat produktif."
Kedua pemimpin itu menyinggung "manfaat besar yang suatu hari nanti akan kita peroleh dengan bekerja sama."
"Kami juga sepakat agar tim kami masing-masing segera memulai negosiasi," pungkas Trump.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan percakapan itu berlangsung hampir 90 menit, seraya menambahkan kedua presiden sepakat sudah tiba saatnya bagi Moskow dan Washington untuk bekerja sama.
Pada tahun 2022, Zelensky mengeluarkan dekrit yang melarang negosiasi dengan Putin. Namun, awal bulan ini, pemimpin Ukraina itu tampak berubah pikiran tentang masalah itu, mengatakan kepada jurnalis Inggris Piers Morgan bahwa dia "akan pergi... untuk pertemuan ini" jika itu terbukti menjadi "satu-satunya cara di mana kita dapat membawa perdamaian bagi warga Ukraina."
Putin berpendapat akhir bulan lalu bahwa Zelensky tidak memiliki legitimasi untuk membatalkan dekrit sebelumnya karena masa jabatan presidennya berakhir Mei lalu.
Kremlin tidak lagi menganggapnya sebagai kepala negara yang sah. Zelensky menolak mengadakan pemilihan umum, dengan alasan darurat militer.
"Ada kemungkinan untuk bernegosiasi dengan siapa pun. Namun, karena statusnya yang tidak sah, (Zelensky) tidak memiliki hak untuk menandatangani apa pun,” ujar presiden Rusia tersebut.
Putin menegaskan setiap kesepakatan potensial antara Moskow dan Kiev harus memiliki dasar hukum yang sempurna.
Awal bulan ini, Peskov mengonfirmasi “pihak Rusia tetap terbuka untuk berunding” dengan Ukraina meskipun status hukum Zelensky meragukan.
Dia menambahkan Presiden Rusia Vladimir Putin juga ingin menyelesaikan konflik tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, Trump telah beberapa kali berjanji membawa kedua pihak yang bertikai ke meja perundingan untuk mengamankan kesepakatan damai.
Dalam unggahan di platform Truth Social miliknya pada hari Rabu (12/2/2025), Trump mengatakan dia "baru saja berbicara" dengan Zelensky, seraya menambahkan, "Dia, seperti Presiden Putin, ingin menciptakan PERDAMAIAN."
Trump mengatakan pertemuan "sedang dipersiapkan pada hari Jumat di Munich," dengan Wakil Presiden JD Vance dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio memimpin delegasi AS.
Dia menyatakan harapan negosiasi tersebut akan membuahkan hasil yang "positif". "Tuhan memberkati rakyat Rusia dan Ukraina!" Trump menyimpulkan.
Sebelumnya pada hari itu, Putin dan Trump melakukan panggilan telepon, yang digambarkan presiden AS sebagai "panjang dan sangat produktif."
Kedua pemimpin itu menyinggung "manfaat besar yang suatu hari nanti akan kita peroleh dengan bekerja sama."
"Kami juga sepakat agar tim kami masing-masing segera memulai negosiasi," pungkas Trump.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan percakapan itu berlangsung hampir 90 menit, seraya menambahkan kedua presiden sepakat sudah tiba saatnya bagi Moskow dan Washington untuk bekerja sama.
Pada tahun 2022, Zelensky mengeluarkan dekrit yang melarang negosiasi dengan Putin. Namun, awal bulan ini, pemimpin Ukraina itu tampak berubah pikiran tentang masalah itu, mengatakan kepada jurnalis Inggris Piers Morgan bahwa dia "akan pergi... untuk pertemuan ini" jika itu terbukti menjadi "satu-satunya cara di mana kita dapat membawa perdamaian bagi warga Ukraina."
Putin berpendapat akhir bulan lalu bahwa Zelensky tidak memiliki legitimasi untuk membatalkan dekrit sebelumnya karena masa jabatan presidennya berakhir Mei lalu.
Kremlin tidak lagi menganggapnya sebagai kepala negara yang sah. Zelensky menolak mengadakan pemilihan umum, dengan alasan darurat militer.
"Ada kemungkinan untuk bernegosiasi dengan siapa pun. Namun, karena statusnya yang tidak sah, (Zelensky) tidak memiliki hak untuk menandatangani apa pun,” ujar presiden Rusia tersebut.
Putin menegaskan setiap kesepakatan potensial antara Moskow dan Kiev harus memiliki dasar hukum yang sempurna.
Awal bulan ini, Peskov mengonfirmasi “pihak Rusia tetap terbuka untuk berunding” dengan Ukraina meskipun status hukum Zelensky meragukan.
(sya)
Lihat Juga :