Bos NATO Warning Putin: Jika Serang Sekutu, Reaksinya Sangat Menghancurkan, Dia Akan Kalah
loading...

Sekjen NATO Mark Rutte memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa blok militer pimpinan AS akan memberi pukulan telak jika Moskow serang negara NATO. Foto/Belga/Eric Lalmand/Brussels Times
A
A
A
BRUSSELS - Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Mark Rutte memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa blok militer pimpinan Amerika Serikat akan memberikan pukulan telak kepada Moskow jika menyerang salah satu negara anggotanya.
Dalam beberapa tahun terakhir, pejabat senior dari negara-negara Eropa anggota NATO, termasuk Rutte, telah menuduh bahwa Rusia menyembunyikan rencana agresif terhadap blok militer tersebut.
Putin telah berulang kali menepis spekulasi itu, menyebutnya "omong kosong" dan tipu muslihat untuk membenarkan peningkatan pengeluaran militer.
Menjawab pertanyaan wartawan pada konferensi pers di Brussels pada hari Rabu, Rutte mengatakan, "Saat ini, jika Putin akan menyerang NATO, reaksinya akan sangat menghancurkan."
"Dia akan kalah. Jadi, jangan biarkan dia mencobanya, dan dia tahu ini. Pencegahan dan pertahanan sangat kuat," imbuh bos NATO tersebut, yang dilansir dari Russia Today, Kamis (13/2/2025).
Namun, kata Rutte, NATO perlu mengeluarkan lebih banyak biaya untuk pertahanan agar mampu mempertahankan diri empat atau lima tahun dari sekarang.
Rutte mendesak negara-negara anggota NATO untuk membuat beberapa keputusan sulit tahun ini tentang pengeluaran pertahanan. "Melakukan lebih banyak dari 2% yang kami janjikan," katanya.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa meskipun Barat memiliki produsen senjata yang fantastis”, mereka tidak memproduksi cukup banyak, yang perlu segera ditangani.
Pertanyaan mengenai dugaan rencana agresi Rusia dipicu oleh laporan dari Dinas Intelijen Pertahanan Denmark pada hari Selasa. Menurut dokumen tersebut, dalam waktu lima tahun setelah mengakhiri atau membekukan perang Ukraina, Moskow akan siap untuk melakukan serangan besar-besaran terhadap Eropa, berdasarkan asumsi bahwa pengeluaran pertahanan NATO tetap pada tingkat saat ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, pejabat senior dari negara-negara Eropa anggota NATO, termasuk Rutte, telah menuduh bahwa Rusia menyembunyikan rencana agresif terhadap blok militer tersebut.
Putin telah berulang kali menepis spekulasi itu, menyebutnya "omong kosong" dan tipu muslihat untuk membenarkan peningkatan pengeluaran militer.
Menjawab pertanyaan wartawan pada konferensi pers di Brussels pada hari Rabu, Rutte mengatakan, "Saat ini, jika Putin akan menyerang NATO, reaksinya akan sangat menghancurkan."
"Dia akan kalah. Jadi, jangan biarkan dia mencobanya, dan dia tahu ini. Pencegahan dan pertahanan sangat kuat," imbuh bos NATO tersebut, yang dilansir dari Russia Today, Kamis (13/2/2025).
Namun, kata Rutte, NATO perlu mengeluarkan lebih banyak biaya untuk pertahanan agar mampu mempertahankan diri empat atau lima tahun dari sekarang.
Rutte mendesak negara-negara anggota NATO untuk membuat beberapa keputusan sulit tahun ini tentang pengeluaran pertahanan. "Melakukan lebih banyak dari 2% yang kami janjikan," katanya.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa meskipun Barat memiliki produsen senjata yang fantastis”, mereka tidak memproduksi cukup banyak, yang perlu segera ditangani.
Pertanyaan mengenai dugaan rencana agresi Rusia dipicu oleh laporan dari Dinas Intelijen Pertahanan Denmark pada hari Selasa. Menurut dokumen tersebut, dalam waktu lima tahun setelah mengakhiri atau membekukan perang Ukraina, Moskow akan siap untuk melakukan serangan besar-besaran terhadap Eropa, berdasarkan asumsi bahwa pengeluaran pertahanan NATO tetap pada tingkat saat ini.
Lihat Juga :