Musuh Nomor 1 Tuduh Putin Curi Rp16.253 Triliiun dari Rakyat Rusia
loading...
A
A
A
LONDON - Seorang kritikus Kremlin yang menggambarkan dirinya sebagai "musuh nomor satu Vladimir Putin" menuduh Presiden Rusia tersebut telah mencuri lebih dari USD1 triliun (lebih dari Rp16.253 triliun) dari rakyatnya sendiri.
Dalam sebuah artikel opini yang diterbitkan di Daily Mail, kritikus bernama Sir William Browder itu mengungkapkan bagaimana Putin berubah dari "orang lemah secara politik" menjadi seorang "diktator yang mengerikan".
Menurutnya, ketika Putin ditunjuk sebagai pengganti Boris Yeltsin pada tahun 1999, dia hampir tidak dikenal di luar politik Rusia dan bahkan di dalam negeri, approval rating-nya rendah.
Browder mengatakan Putin dianggap oleh publik dan oligarki yang mengendalikan ekonomi sebagai orang lemah secara politik. Namun, sekarang, setelah seperempat abad, meskipun dia tidak memiliki karisma, tidak seorang pun menganggapnya sebagai orang lemah.
Browder, pendiri dan CEO Hermitage Capital Management, sebuah perusahaan investasi yang berbasis di London, adalah salah satu investor terbesar di Rusia hingga tahun 2005 ketika dia dilarang memasuki negara tersebut. Sejak saat itu, dia telah menjadi aktivis dan kritikus Kremlin yang vokal dan telah dikenal sebagai "musuh nomor 1 Putin".
Dalam artikel terbarunya untuk Daily Mail, Browder mengatakan bahwa Putin berpegang teguh pada kekuasaan dengan mengobarkan perang tanpa akhir.
Dia menyebut Putin sebagai "perwujudan kejahatan, seorang diktator mengerikan yang mengancam bencana nuklir yang dapat melenyapkan Eropa".
Dia juga mengeklaim bahwa pemimpin Kremlin dan rekan-rekannya telah mencuri lebih dari satu triliun dolar dari rakyat Rusia.
Jumlah korban tewas dan luka-luka tentara Rusia dari apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina saja mendekati 800.000 orang, kata Browder.
"Kehancuran yang telah dia timbulkan di Rusia untuk keuntungan pribadinya tidak terhitung. Begitu pula kekayaan yang telah dia jarah. Perkiraan konservatif menyebutkan jumlah yang telah dia dan seribu rekannya curi lebih dari satu triliun dolar," tulis Browder, yang dilansir Jumat (10/1/2025).
Browder menyebut Putin sebagai "gangster terbesar sepanjang masa". Dia menyatakan bahwa di bawah kekuasaannya, Putin memberikan kebebasan dan perlindungan kepada para oligarki, dengan imbalan 50% dari kekayaan mereka.
Menurutnya, pemimpin Kremlin itu menjarah kas negara, mencuri uang dari militer, pajak penghasilan, anggaran pendidikan dan perawatan kesehatan, proyek infrastruktur, dan semua layanan publik yang membuat negara tetap berjalan.
Putin, sambung dia, juga membalas dendam kepada siapa pun yang berani mencoba mengungkap metodenya. "Semua orang Rusia, seperti Putin sendiri, telah menjadi sandera kleptokrasi, kediktatoran yang ada untuk mencuri," katanya.
Menurut kritikus Kremlin tersebut, Putin harus menjaga negara dalam keadaan terkepung dan paranoia permanen dalam upaya untuk mencegah orang Rusia menyerangnya.
"Jika digulingkan, tidak akan ada tempat di planet ini yang aman bagi pria berusia 72 tahun itu untuk berlindung, meskipun kekayaannya sangat besar. Dia akan diekstradisi kembali ke Rusia, dijebloskan ke penjara, diadili, dan hampir pasti dieksekusi," katanya.
Dalam artikel tersebut, Browder lebih lanjut menulis: "Jika Barat terus meremehkannya, dengan mengizinkannya membuat kesepakatan yang mengakhiri konflik Ukraina, dia akan melancarkan perang terhadap kita—dengan cara-cara rahasia seperti sabotase dan terorisme, dengan metode ekonomi dan, jika ini tidak cukup, dengan melancarkan serangan bersenjata terhadap negara NATO yang akan menjerumuskan kita ke dalam Perang Dunia III."
"Satu-satunya kesepakatan yang akan diterima Putin adalah penyerahan total dan keruntuhan Ukraina. Satu-satunya kesepakatan yang diminati Putin adalah kesepakatan di mana dia mengambil semuanya. Para pemimpin Barat terlalu sering gagal memahami hal itu," katanya.
Baik pemerintah Rusia maupun Presiden Putin belum berkomentar atas tuduhan Browder.
Dalam sebuah artikel opini yang diterbitkan di Daily Mail, kritikus bernama Sir William Browder itu mengungkapkan bagaimana Putin berubah dari "orang lemah secara politik" menjadi seorang "diktator yang mengerikan".
Menurutnya, ketika Putin ditunjuk sebagai pengganti Boris Yeltsin pada tahun 1999, dia hampir tidak dikenal di luar politik Rusia dan bahkan di dalam negeri, approval rating-nya rendah.
Browder mengatakan Putin dianggap oleh publik dan oligarki yang mengendalikan ekonomi sebagai orang lemah secara politik. Namun, sekarang, setelah seperempat abad, meskipun dia tidak memiliki karisma, tidak seorang pun menganggapnya sebagai orang lemah.
Browder, pendiri dan CEO Hermitage Capital Management, sebuah perusahaan investasi yang berbasis di London, adalah salah satu investor terbesar di Rusia hingga tahun 2005 ketika dia dilarang memasuki negara tersebut. Sejak saat itu, dia telah menjadi aktivis dan kritikus Kremlin yang vokal dan telah dikenal sebagai "musuh nomor 1 Putin".
Dalam artikel terbarunya untuk Daily Mail, Browder mengatakan bahwa Putin berpegang teguh pada kekuasaan dengan mengobarkan perang tanpa akhir.
Dia menyebut Putin sebagai "perwujudan kejahatan, seorang diktator mengerikan yang mengancam bencana nuklir yang dapat melenyapkan Eropa".
Dia juga mengeklaim bahwa pemimpin Kremlin dan rekan-rekannya telah mencuri lebih dari satu triliun dolar dari rakyat Rusia.
Jumlah korban tewas dan luka-luka tentara Rusia dari apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina saja mendekati 800.000 orang, kata Browder.
"Kehancuran yang telah dia timbulkan di Rusia untuk keuntungan pribadinya tidak terhitung. Begitu pula kekayaan yang telah dia jarah. Perkiraan konservatif menyebutkan jumlah yang telah dia dan seribu rekannya curi lebih dari satu triliun dolar," tulis Browder, yang dilansir Jumat (10/1/2025).
Browder menyebut Putin sebagai "gangster terbesar sepanjang masa". Dia menyatakan bahwa di bawah kekuasaannya, Putin memberikan kebebasan dan perlindungan kepada para oligarki, dengan imbalan 50% dari kekayaan mereka.
Menurutnya, pemimpin Kremlin itu menjarah kas negara, mencuri uang dari militer, pajak penghasilan, anggaran pendidikan dan perawatan kesehatan, proyek infrastruktur, dan semua layanan publik yang membuat negara tetap berjalan.
Putin, sambung dia, juga membalas dendam kepada siapa pun yang berani mencoba mengungkap metodenya. "Semua orang Rusia, seperti Putin sendiri, telah menjadi sandera kleptokrasi, kediktatoran yang ada untuk mencuri," katanya.
Menurut kritikus Kremlin tersebut, Putin harus menjaga negara dalam keadaan terkepung dan paranoia permanen dalam upaya untuk mencegah orang Rusia menyerangnya.
"Jika digulingkan, tidak akan ada tempat di planet ini yang aman bagi pria berusia 72 tahun itu untuk berlindung, meskipun kekayaannya sangat besar. Dia akan diekstradisi kembali ke Rusia, dijebloskan ke penjara, diadili, dan hampir pasti dieksekusi," katanya.
Dalam artikel tersebut, Browder lebih lanjut menulis: "Jika Barat terus meremehkannya, dengan mengizinkannya membuat kesepakatan yang mengakhiri konflik Ukraina, dia akan melancarkan perang terhadap kita—dengan cara-cara rahasia seperti sabotase dan terorisme, dengan metode ekonomi dan, jika ini tidak cukup, dengan melancarkan serangan bersenjata terhadap negara NATO yang akan menjerumuskan kita ke dalam Perang Dunia III."
"Satu-satunya kesepakatan yang akan diterima Putin adalah penyerahan total dan keruntuhan Ukraina. Satu-satunya kesepakatan yang diminati Putin adalah kesepakatan di mana dia mengambil semuanya. Para pemimpin Barat terlalu sering gagal memahami hal itu," katanya.
Baik pemerintah Rusia maupun Presiden Putin belum berkomentar atas tuduhan Browder.
(mas)