Jadi Alat Tawar Politik bagi Penguasa Baru, Israel Curi 40 Persen Sumber Air dari Suriah

Selasa, 07 Januari 2025 - 05:05 WIB
loading...
A A A
Di antara semuanya, tiga sungai pertama masing-masing memiliki debit tahunan tidak lebih dari 100 juta meter kubik per tahun, Yarmuk (bersama dengan Yordania) sekitar setengah miliar, sementara permintaan lokal lebih dari satu miliar.

Dengan hilangnya Lembah Yarmuk bagian bawah, Lembah Awaj bagian atas, serta sebagian besar Sungai Ruqqad, 90 persen pasokan wilayah ibu kota kini akan berada di bawah kekuasaan rezim pendudukan Israel.

5. Menjadikan Air Jadi Alat Politik

Bagi Tel Aviv, pendudukan sumber daya air Suriah bukan hanya alat politik yang berguna untuk memeras otoritas HTS di Damaskus, tetapi juga sumber daya alam berharga yang tidak mereka miliki.

Melansir Press TV, sumber daya air telah menjadi fokus rezim Zionis sejak sebelum pembentukan entitas mereka di Palestina yang diduduki dan selama perang berturut-turut melawan negara-negara tetangga Arab.

Chaim Weizmann, salah satu pelopor Zionis dan presiden pertama entitas tersebut, pada Konferensi Perdamaian Paris tahun 1919 menuntut agar batas-batas negara masa depan mana pun harus mencakup hulu Sungai Yordan (Gunung Hermon) dan hilir Sungai Litani (Lebanon).

Menurut Weizmann, kendali atas sungai Litani, Yordania, dan Yarmuk, yang diungkapkan dalam surat kepada Perdana Menteri Inggris, sangat penting bagi keamanan entitas Zionis di masa mendatang.

David Ben-Gurion, pendiri Zionis utama lainnya dan perdana menteri pertama entitas tersebut, pada tahun 1948 juga menegaskan kembali bahwa batas-batas mereka meliputi tepi selatan Sungai Litani, tetapi Liga Bangsa-Bangsa menolak klaim-klaim ini atas wilayah Lebanon

Konsensus pascaperang adalah bahwa Danau Tiberias, Sungai Yordania, dan Sungai Litani telah menjadi target Israel dalam berbagai perang dari tahun 1948 hingga saat ini, termasuk upaya tahun lalu untuk menerobos ke tepi sungai Lebanon yang terakhir.

Entitas Zionis saat ini menerima sekitar 80 persen pasokan airnya melalui lima pabrik desalinasi utama, yang terletak di sebelah pembangkit listrik pesisir.

Namun, fasilitas-fasilitas ini luas permukaannya dan rapuh dalam potensi konflik, terutama dengan serangan rudal balistik, yang dapat menyebabkan jutaan pemukim tidak memiliki akses ke air.

Oleh karena itu, rezim Israel terus menggunakan rencana lama untuk menduduki wilayah asing yang kaya air, yang saat ini sedang disaksikan di Suriah.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1108 seconds (0.1#10.140)