Begini Aksi 120 Pasukan Khusus Israel Serang Pabrik Rudal Iran di Suriah

Jum'at, 03 Januari 2025 - 08:56 WIB
loading...
A A A

Persiapan untuk Menyerang


Ide umum serangan dan penghancuran fasilitas itu mulai terjadi beberapa tahun lalu, tetapi baru ketika perang multifront saat ini dimulai, para pejabat tinggi mulai mempertimbangkannya sebagai kemungkinan yang serius.

Shaldag dari IAF dipilih untuk peran tersebut karena kemampuan dan pelatihannya, dan karena IAF berpikir akan lebih efisien untuk melaksanakan serangan menggunakan pasukan khususnya sendiri daripada unit komando dari Angkatan Darat atau Angkatan Laut.

Dua bulan sebelum serangan dilakukan, Shaldag dan anggota Unit 669 sudah berlatih untuk operasi tersebut dengan melatih berbagai model dan skenario, untuk memastikan bahwa jika ada yang tidak berjalan sesuai rencana akan selalu ada pasukan cadangan.

Pelatihan diadakan bersamaan dengan kampanye melawan Hamas di Gaza dan saat IAF melakukan serangan di Lebanon serta bertahan dari serangan roket dan pesawat nirawak harian oleh Hizbullah dan milisi lain yang didukung Iran.

Pelatihan itu sendiri dianggap oleh IAF sebagai sesuatu yang berisiko tinggi, karena menyita banyak perhatian dan sumber daya di tengah perang dan, jika serangan itu tidak dilakukan, itu akan menjadi pemborosan waktu.

Upaya intelijen ditingkatkan menjelang operasi untuk merencanakan di mana tepatnya tentara akan mendarat, bagaimana mereka akan memasuki dan menghancurkan fasilitas itu, seperti apa tata letak lokasi itu dan jenis ancaman apa yang mungkin mereka hadapi—termasuk sistem pertahanan udara Suriah dan pasukan darat.

Terakhir, waktu operasi perlu ditentukan. Tanggal 8 September dipilih karena berbagai alasan, di antaranya kondisi cuaca yang cerah bagi helikopter IAF yang membawa pasukan.

Kronologi Penyerbuan


Pada malam tanggal 8 September, 100 anggota Shaldag dan 20 anggota Unit 669 lainnya menaiki empat helikopter angkut berat CH-53 “Yasur” dan berangkat dari pangkalan udara di Israel menuju Suriah.

Bersama mereka ada dua helikopter serang lainnya untuk memberikan dukungan udara jarak dekat, 21 jet tempur, lima pesawat tanpa awak, dan 14 pesawat mata-mata serta pesawat lainnya. Sebanyak 30 pesawat lainnya menunggu di Israel dalam keadaan siaga jika terjadi sesuatu yang tidak sesuai rencana.

Keenam helikopter terbang di atas Laut Mediterania jauh di lepas pantai Lebanon, sebelum menyeberang ke Suriah di atas garis pantainya sendiri. Helikopter-helikopter itu terbang sangat rendah untuk menghindari radar dan sistem pertahanan udara Suriah.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1199 seconds (0.1#10.140)