Israel Serbu Rumah Sakit Kamal Adwan Gaza, Paksa Para Dokter dan Pasien Mengungsi Setengah Telanjang
loading...
A
A
A
Tidak jelas apakah ada korban jiwa dalam serangan hari Jumat. Serangan terhadap Kamal Adwan terjadi sehari setelah 50 warga Palestina tewas dalam serangan udara di satu gedung di halaman rumah sakit.
Sebanyak lima staf medis tewas dalam serangan hari Kamis, bersama dengan istri, orang tua, dan anak-anak mereka.
Kamal Adwan telah berada di bawah pengepungan Israel yang mencekik selama lebih dari dua bulan, menerima sedikit atau tidak ada bantuan, obat-obatan, makanan atau bahan bakar sejak Israel mengintensifkan blokade di bagian utara daerah kantong itu.
Dua rumah sakit lainnya, Rumah Sakit Indonesia dan rumah sakit al-Awda, menghentikan operasinya beberapa pekan lalu karena serangan Israel yang terus berlanjut.
Kamal Adwan tetap beroperasi dengan kapasitas minimal, menawarkan layanan penyelamatan nyawa bagi bayi baru lahir di unit perawatan intensif neonatal dan pasien lain di ICU.
Militer Israel mengintensifkan serangannya di Gaza utara pada tanggal 5 Oktober setelah satu proposal kontroversial bernama "Rencana Umum" diajukan kepada pemerintah Israel.
Rencana tersebut mengatakan wilayah utara Koridor Netzarim, yang membelah Gaza menjadi dua, harus dikosongkan dari penduduknya sehingga Israel dapat membangun "zona militer tertutup".
Menurut rencana tersebut, siapa pun yang memilih untuk tetap tinggal akan dianggap sebagai anggota Hamas dan dapat dibunuh.
Sejak meluncurkan rencana tersebut, pasukan Israel dituduh memperparah kelaparan dan kekurangan gizi untuk membersihkan etnis Palestina, dengan Oxfam melaporkan awal pekan ini bahwa hanya 12 truk bantuan yang berhasil masuk ke Gaza utara bulan ini.
Militer Israel juga dituduh sengaja menghancurkan sistem kesehatan Gaza melalui serangan terus-menerus terhadap rumah sakit, ambulans, dan dokter, sejak serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.
Sebanyak lima staf medis tewas dalam serangan hari Kamis, bersama dengan istri, orang tua, dan anak-anak mereka.
Kamal Adwan telah berada di bawah pengepungan Israel yang mencekik selama lebih dari dua bulan, menerima sedikit atau tidak ada bantuan, obat-obatan, makanan atau bahan bakar sejak Israel mengintensifkan blokade di bagian utara daerah kantong itu.
Dua rumah sakit lainnya, Rumah Sakit Indonesia dan rumah sakit al-Awda, menghentikan operasinya beberapa pekan lalu karena serangan Israel yang terus berlanjut.
Kamal Adwan tetap beroperasi dengan kapasitas minimal, menawarkan layanan penyelamatan nyawa bagi bayi baru lahir di unit perawatan intensif neonatal dan pasien lain di ICU.
Militer Israel mengintensifkan serangannya di Gaza utara pada tanggal 5 Oktober setelah satu proposal kontroversial bernama "Rencana Umum" diajukan kepada pemerintah Israel.
Rencana tersebut mengatakan wilayah utara Koridor Netzarim, yang membelah Gaza menjadi dua, harus dikosongkan dari penduduknya sehingga Israel dapat membangun "zona militer tertutup".
Menurut rencana tersebut, siapa pun yang memilih untuk tetap tinggal akan dianggap sebagai anggota Hamas dan dapat dibunuh.
Sejak meluncurkan rencana tersebut, pasukan Israel dituduh memperparah kelaparan dan kekurangan gizi untuk membersihkan etnis Palestina, dengan Oxfam melaporkan awal pekan ini bahwa hanya 12 truk bantuan yang berhasil masuk ke Gaza utara bulan ini.
Militer Israel juga dituduh sengaja menghancurkan sistem kesehatan Gaza melalui serangan terus-menerus terhadap rumah sakit, ambulans, dan dokter, sejak serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.