Presiden Serbia Sebut AS Bisa Beli Pipa Gas Nord Stream dalam Setahun
loading...
A
A
A
BEOGRAD - Pipa gas Nord Stream 2 yang disabotase dapat menjadi milik Amerika Serikat (AS) dalam setahun, dan pasokan gas dari Rusia ke Uni Eropa (UE) akan dilanjutkan, menurut Presiden Serbia Aleksandar Vucic.
Vucic berbagi pandangannya tentang masa depan pipa dan kepemilikannya yang potensial dalam wawancara dengan outlet berita Jerman Handelsblatt yang diterbitkan pada hari Jumat (27/12/2024).
"Saya berani memprediksi: Paling lambat dalam setahun, Nord Stream akan dimiliki oleh investor Amerika, dan gas akan mengalir dari Rusia ke Eropa melalui pipa tersebut," ungkap pemimpin Serbia itu. "Catat kata-kata saya. Satu tahun lagi sampai Nord Stream beroperasi!"
Pipa tersebut, yang dibangun untuk menyalurkan gas Rusia ke Jerman dan seluruh Eropa Barat, pecah akibat ledakan di dasar Laut Baltik pada September 2022.
Bulan lalu, Wall Street Journal melaporkan pemodal dan investor AS Stephen Lynch telah meminta izin dari Departemen Keuangan AS untuk membeli pipa gas Nord Stream 2 yang disabotase jika dilelang tahun depan.
Pemodal itu mengatakan kesepakatan untuk jaringan pipa Rusia dapat dilihat sebagai peluang strategis bagi kepentingan jangka panjang AS.
“Kepemilikan jaringan pipa itu akan memberi pemerintah Amerika alat untuk memberikan tekanan dalam setiap negosiasi perdamaian dengan Rusia untuk mengakhiri konflik Ukraina,” ungkap Lynch kepada WSJ.
Lynch dilaporkan mengatakan dia dapat membeli Nord Stream 2, yang telah dinilai sekitar USD11 miliar, dengan harga "sangat murah".
Dia menambahkan itu akan menjadi "kesempatan sekali dalam satu generasi" bagi AS untuk mengambil alih pasokan energi UE.
Meskipun tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan pada jaringan pipa tahun 2022 itu, media Barat telah melaporkan orang-orang yang terkait dengan Ukraina berada di balik operasi itu.
Moskow berpendapat AS diuntungkan dari serangan itu karena posisinya sebagai pemasok gas alam cair ke Eropa, dan menuding Washington sebagai kemungkinan pelakunya.
Kepala Badan Intelijen Luar Negeri Rusia, Sergey Naryshkin, mengatakan bulan lalu bahwa lembaganya memiliki informasi tentang "keterlibatan langsung" para profesional dari badan intelijen AS dan Inggris dalam sabotase Nord Stream.
London dan Washington, serta Kiev, telah membantah adanya keterlibatan.
Vucic berbagi pandangannya tentang masa depan pipa dan kepemilikannya yang potensial dalam wawancara dengan outlet berita Jerman Handelsblatt yang diterbitkan pada hari Jumat (27/12/2024).
"Saya berani memprediksi: Paling lambat dalam setahun, Nord Stream akan dimiliki oleh investor Amerika, dan gas akan mengalir dari Rusia ke Eropa melalui pipa tersebut," ungkap pemimpin Serbia itu. "Catat kata-kata saya. Satu tahun lagi sampai Nord Stream beroperasi!"
Pipa tersebut, yang dibangun untuk menyalurkan gas Rusia ke Jerman dan seluruh Eropa Barat, pecah akibat ledakan di dasar Laut Baltik pada September 2022.
Bulan lalu, Wall Street Journal melaporkan pemodal dan investor AS Stephen Lynch telah meminta izin dari Departemen Keuangan AS untuk membeli pipa gas Nord Stream 2 yang disabotase jika dilelang tahun depan.
Pemodal itu mengatakan kesepakatan untuk jaringan pipa Rusia dapat dilihat sebagai peluang strategis bagi kepentingan jangka panjang AS.
“Kepemilikan jaringan pipa itu akan memberi pemerintah Amerika alat untuk memberikan tekanan dalam setiap negosiasi perdamaian dengan Rusia untuk mengakhiri konflik Ukraina,” ungkap Lynch kepada WSJ.
Lynch dilaporkan mengatakan dia dapat membeli Nord Stream 2, yang telah dinilai sekitar USD11 miliar, dengan harga "sangat murah".
Dia menambahkan itu akan menjadi "kesempatan sekali dalam satu generasi" bagi AS untuk mengambil alih pasokan energi UE.
Meskipun tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan pada jaringan pipa tahun 2022 itu, media Barat telah melaporkan orang-orang yang terkait dengan Ukraina berada di balik operasi itu.
Moskow berpendapat AS diuntungkan dari serangan itu karena posisinya sebagai pemasok gas alam cair ke Eropa, dan menuding Washington sebagai kemungkinan pelakunya.
Kepala Badan Intelijen Luar Negeri Rusia, Sergey Naryshkin, mengatakan bulan lalu bahwa lembaganya memiliki informasi tentang "keterlibatan langsung" para profesional dari badan intelijen AS dan Inggris dalam sabotase Nord Stream.
London dan Washington, serta Kiev, telah membantah adanya keterlibatan.
(sya)