Presiden Mesir Sisi Takut Digulingkan Rakyatnya Seperti Assad di Suriah
loading...
A
A
A
Pendekatan yang sama digunakan otoritas Mesir selama hari-hari awal Musim Semi Arab.
Misalnya, pada 15 Januari 2011, setelah Presiden Tunisia Zine el Abidine Ben Ali lengser, media Mesir yang mendukung Presiden Hosni Mubarak saat itu, mengulang kalimat "Mesir bukan Tunisia" dalam upaya mencegah protes yang akhirnya mengakibatkan jatuhnya Mubarak.
Demikian pula, media yang berpihak pada Sisi bereaksi terhadap jatuhnya Assad dengan kegelisahan yang nyata.
Tokoh media terkemuka Amr Adeeb, yang baru-baru ini diberi kewarganegaraan Arab Saudi, memperingatkan agar Sisi tidak menghadapi nasib seperti Assad, dan mendesak agar hanya mengandalkan tentara dan polisi.
Tokoh lain menyuarakan hal yang sama, mengecam pemimpin transisi Suriah, Ahmed al-Sharaa, sebagai ancaman teroris bagi kedua negara.
"Media Mesir telah mencapai tahap di mana mereka hanya menjalankan perintah tanpa berkontribusi pada pembuatan konten," ujar Kassem.
"Tidak seperti situasi selama era Mubarak atau hari-hari awal pemerintahan Sisi, ketika media yang berpihak pada rezim memainkan peran dalam membentuk kebijakan, sekarang media hanya menjalankan instruksi tanpa berusaha mengoreksi atau menyempurnakannya, bahkan ketika hal itu jelas akan menguntungkan rezim," ujar dia kepada MEE.
Kecemasan seputar perkembangan di Suriah juga terwujud dalam peningkatan langkah-langkah keamanan yang diambil otoritas Mesir terhadap warga Suriah, sebagian besar pengungsi, yang tinggal di Mesir.
Di Kairo, ketika anggota masyarakat Suriah turun ke jalan untuk merayakan jatuhnya Assad, mereka ditahan dengan dalih melakukan protes tanpa izin.
Motif yang mendasarinya tampaknya melampaui sekadar legalitas.
Misalnya, pada 15 Januari 2011, setelah Presiden Tunisia Zine el Abidine Ben Ali lengser, media Mesir yang mendukung Presiden Hosni Mubarak saat itu, mengulang kalimat "Mesir bukan Tunisia" dalam upaya mencegah protes yang akhirnya mengakibatkan jatuhnya Mubarak.
Demikian pula, media yang berpihak pada Sisi bereaksi terhadap jatuhnya Assad dengan kegelisahan yang nyata.
Tokoh media terkemuka Amr Adeeb, yang baru-baru ini diberi kewarganegaraan Arab Saudi, memperingatkan agar Sisi tidak menghadapi nasib seperti Assad, dan mendesak agar hanya mengandalkan tentara dan polisi.
Tokoh lain menyuarakan hal yang sama, mengecam pemimpin transisi Suriah, Ahmed al-Sharaa, sebagai ancaman teroris bagi kedua negara.
"Media Mesir telah mencapai tahap di mana mereka hanya menjalankan perintah tanpa berkontribusi pada pembuatan konten," ujar Kassem.
"Tidak seperti situasi selama era Mubarak atau hari-hari awal pemerintahan Sisi, ketika media yang berpihak pada rezim memainkan peran dalam membentuk kebijakan, sekarang media hanya menjalankan instruksi tanpa berusaha mengoreksi atau menyempurnakannya, bahkan ketika hal itu jelas akan menguntungkan rezim," ujar dia kepada MEE.
Tindakan Keras terhadap Warga Suriah
Kecemasan seputar perkembangan di Suriah juga terwujud dalam peningkatan langkah-langkah keamanan yang diambil otoritas Mesir terhadap warga Suriah, sebagian besar pengungsi, yang tinggal di Mesir.
Di Kairo, ketika anggota masyarakat Suriah turun ke jalan untuk merayakan jatuhnya Assad, mereka ditahan dengan dalih melakukan protes tanpa izin.
Motif yang mendasarinya tampaknya melampaui sekadar legalitas.