Kekacauan Landa Rumah Sakit di China, Mayat Tergeletak di Lantai
A
A
A
BEIJING - Rumah sakit di China dilanda kekacauan setelah dipenuhi oleh pasien yang mengantri di saat mereka berjuang untuk mengatasi serangan virus corona yang mematikan. Staf rumah sakit mengenakan pakaian pelindung seluruh tubuh, sementara para pasien menunggu untuk diperiksa atau diberikan tempat tidur dengan menggunakan masker.
Sebuah video memilukan yang diambil dari sebuah rumah sakit menunjukkaan tubuh yang diduga mayat korban virus corona tergeletak di lantai. Perawat dan sejumlah orang terlihat melangkah di sekitar mayat, yang ditutupi oleh kain putih, di koridor yang dipenuhi orang-orang yang tampaknya terinfeksi oleh virus mirip SARS.
Video tersebut beredar di situs jejaring sosial ala China, Weibo, dan disebarkan oleh jurnalis South China Morning Post, Thomas Yau, membagikan rekaman yang diduga memperlihatkan mayat di lantai rumah sakit Palang Merah di Wuhan.
"Sebuah video Weibo diposting oleh seseorang mengaku sebagai perawat di Rumah Sakit Palang Merah #Wuhan. Dia mengatakan para pekerja medis dan pasien terjebak dengan tiga mayat di koridor rumah sakit yang penuh sesak. Di sini tidak ada yang merawat mayat-mayat (korban)," tweetnya seperti dikutip dari Mirror, Jumat (24/1/2020).
Potongan video lainnya, seorang pria mengenakan masker berbaring di lantai kesakitan ketika orang-orang berdiri di sekitarnya.
Rumah sakit di dan sekitar Wuhan mendapatkan ratusan kasus baru setiap hari dan mereka telah mencapai batas selama krisis kesehatan yang telah menewaskan sedikitnya 26 orang dan menginfeksi lebih dari 800 lainnya.
Video-video yang muncul di media sosial menunjukkan orang-orang yang terinfeksi jatuh di jalan-jalan atau di lantai rumah sakit dan klinik. (Baca: Bak Zombie, Para Korban Virus Wuhan di China Ambruk di Jalan-jalan )
Rumah sakit di Wuhan juga telah kehabisan masker, kaca mata dan pakaian pelindung di saat jumlah kasus terus meningkat. Sebuah rumah sakit yang kewalahan menghadapi jumlah pasien, sebuah tenda telah didirikan di tempat parkir untuk merawat pasien karena tidak ada ruang lagi di dalamnya.
Para pekerja berlomba untuk membangun rumah sakit dengan 1.000 tempat tidur dalam waktu kurang dari seminggu untuk mengatasi meningkatnya jumlah pasien. (Baca: China Bangun Rumah Sakit 1.000 Tempat Tidur untuk Pasien Virus Wuhan )
China telah mengisolasi 13 kota untuk mencegah penyebaran virus novel corona dan pada dasarnya menjebak lebih dari 41 juta penduduk.
Virus jenis baru yang mirip flu ini mulai menyebar di seluruh dunia. Sejumlah kasus dikonfirmasi telah terjadi di Amerika Serikat (AS), Singapura, dan Korea Selatan (Korsel). Sementara itu lebih dari belasan orang menjalan tes medis di Inggris setelah mereka menunjukkan tanda-tanda penyakit tersebut.
Diyakini virus tersebut ditularkan dari hewan ke manusia di sebuah pasar di Wuhan, China tengah. Pasar yang memperdagangkan satwa liar ilegal itu telah ditutup. Pasar tersebut menjual hewan hidup dan makanan laut. Banyak dari pasien-pasien awal kasus ini bekerja atau mengunjungi lokasi tersebut.
Belakangan virus ini bermutasi dan dapat ditularkan melalui kontak manusia. Gejala virus ini meliputi demam, batuk dan kesulitan bernapas serta dapat menyebabkan pneumonia.
Belum ada vaksin untuk penyakit yang hingga saat ini sumbernya masih misterius. Muncul dugaan virus mematikan ini disebarkan oleh sup kelelawar, sebuah makanan populer di Wuhan. Para ahli percaya kelelawar buah bisa menjadi "tuan rumah" bagi virus tersebut ketika para peneliti meremehkan kondisinya yang mirip dengan pneumonia dan SARS. (Baca: Sup Kelelawar Diduga Biang Virus Wuhan, Sudah 17 Orang Tewas )
Sebuah video memilukan yang diambil dari sebuah rumah sakit menunjukkaan tubuh yang diduga mayat korban virus corona tergeletak di lantai. Perawat dan sejumlah orang terlihat melangkah di sekitar mayat, yang ditutupi oleh kain putih, di koridor yang dipenuhi orang-orang yang tampaknya terinfeksi oleh virus mirip SARS.
Video tersebut beredar di situs jejaring sosial ala China, Weibo, dan disebarkan oleh jurnalis South China Morning Post, Thomas Yau, membagikan rekaman yang diduga memperlihatkan mayat di lantai rumah sakit Palang Merah di Wuhan.
"Sebuah video Weibo diposting oleh seseorang mengaku sebagai perawat di Rumah Sakit Palang Merah #Wuhan. Dia mengatakan para pekerja medis dan pasien terjebak dengan tiga mayat di koridor rumah sakit yang penuh sesak. Di sini tidak ada yang merawat mayat-mayat (korban)," tweetnya seperti dikutip dari Mirror, Jumat (24/1/2020).
Potongan video lainnya, seorang pria mengenakan masker berbaring di lantai kesakitan ketika orang-orang berdiri di sekitarnya.
Rumah sakit di dan sekitar Wuhan mendapatkan ratusan kasus baru setiap hari dan mereka telah mencapai batas selama krisis kesehatan yang telah menewaskan sedikitnya 26 orang dan menginfeksi lebih dari 800 lainnya.
Video-video yang muncul di media sosial menunjukkan orang-orang yang terinfeksi jatuh di jalan-jalan atau di lantai rumah sakit dan klinik. (Baca: Bak Zombie, Para Korban Virus Wuhan di China Ambruk di Jalan-jalan )
Rumah sakit di Wuhan juga telah kehabisan masker, kaca mata dan pakaian pelindung di saat jumlah kasus terus meningkat. Sebuah rumah sakit yang kewalahan menghadapi jumlah pasien, sebuah tenda telah didirikan di tempat parkir untuk merawat pasien karena tidak ada ruang lagi di dalamnya.
Para pekerja berlomba untuk membangun rumah sakit dengan 1.000 tempat tidur dalam waktu kurang dari seminggu untuk mengatasi meningkatnya jumlah pasien. (Baca: China Bangun Rumah Sakit 1.000 Tempat Tidur untuk Pasien Virus Wuhan )
China telah mengisolasi 13 kota untuk mencegah penyebaran virus novel corona dan pada dasarnya menjebak lebih dari 41 juta penduduk.
Virus jenis baru yang mirip flu ini mulai menyebar di seluruh dunia. Sejumlah kasus dikonfirmasi telah terjadi di Amerika Serikat (AS), Singapura, dan Korea Selatan (Korsel). Sementara itu lebih dari belasan orang menjalan tes medis di Inggris setelah mereka menunjukkan tanda-tanda penyakit tersebut.
Diyakini virus tersebut ditularkan dari hewan ke manusia di sebuah pasar di Wuhan, China tengah. Pasar yang memperdagangkan satwa liar ilegal itu telah ditutup. Pasar tersebut menjual hewan hidup dan makanan laut. Banyak dari pasien-pasien awal kasus ini bekerja atau mengunjungi lokasi tersebut.
Belakangan virus ini bermutasi dan dapat ditularkan melalui kontak manusia. Gejala virus ini meliputi demam, batuk dan kesulitan bernapas serta dapat menyebabkan pneumonia.
Belum ada vaksin untuk penyakit yang hingga saat ini sumbernya masih misterius. Muncul dugaan virus mematikan ini disebarkan oleh sup kelelawar, sebuah makanan populer di Wuhan. Para ahli percaya kelelawar buah bisa menjadi "tuan rumah" bagi virus tersebut ketika para peneliti meremehkan kondisinya yang mirip dengan pneumonia dan SARS. (Baca: Sup Kelelawar Diduga Biang Virus Wuhan, Sudah 17 Orang Tewas )
(ian)